Keduanya saling diam,Irene maupun Jennie saling menatap tidak ada satupun dari keduanya untuk memperdulikan suara bel rumah yang terus berbunyi. Keduanya yang memiliki sipat takut pada hal mistis membuat keduanya hanya diam terpaku bersmaa pertanyaan-pertanyaan yang hinggap dalam keduanya masing-masing.
Irene menggenggam tangan Jennie dengan erat, dirinya baru kali ini merasakan ketakutan yang luas biasa padahal yang belum pasti. "Jennie-ah" seru nya dengan suara lemah.
Jennie dengan ketakutan mencoba menenangkan diri,ia menggenggam tangan Irene begitu erat. Perlahan ia memberanikan diri untuk melangkah menuju pintu utama rumah nya untuk mengetahui siapa yang mendatangi rumah nya.
Kini pintu utama rumah sudah berada di hadapan Jennie maupun Irene. Jennie menelan ludah nya kasar, perlahan ia menyalahkan monitor agar dapat melihat siapa yang berada di depan pintu rumah nya sekarang. Monitor tersebut seketika menyala,Jennie dan Irene semakin di Landa ketakutan kala keduanya melihat pada layar monitor tersebut tidak menampakan siapapun di luar. Kedua nya saling menatap, terlihat kegugupan juga ketakutan dari keduanya.
"Tidak ada siapapun?"Ujar Jennie lemah.
Irene mengangguk mengiyakan,ia pun tidak berbeda pandangan kembali,pada layar monitor itu tidak ada siapapun. Untuk lebih memastikan tidak ada siapapun di luar rumah nya,Jennie memberanikan diri membuka pintu rumah nya perlahan.
"Baru kali ini aku begitu ketakutan seperti ini" Suara Irene kembali terdengar,ia mengumam merasa tidak percaya merasakan ketakutan seperti saat ini.
Dengan kegugupan,Jennie terus membuka pintu rumah nya perlahan sampai sudah setengah dari pintu tersebut terbuka. Jennie melangkah keluar dari rumah nya bersama Irene yang sedari tadi menemaninya. Di arah luar kini sudah di pastikan tidak ada siapapun,Jennie menatap ke arah kiri sekeliling rumah nya begitupun dengan Irene.
"Tidak ada siapapun Jennie-ah"Ujar Irene,rasa takut nya semakin menyelimuti nya.
Jennie mengangguk tanpa menatap Irene,dirinya maupun Irene pokus menatap ke sekeliling rumah nya namun tidak ada sosok seorang pun yang berada di sekitar rumah Jennie. Keduanya saling menatap,Irene memeluk lengan Jennie begitu erat. Untuk lebih memastikan Jennie melangkah ke arah taman dengan Irene yang terus mengekorinya,ia menatap ke sekeliling rumah nya dan seperti sebelumnya di sekitar rumah yang tidak ada seorang pun. Pikiran keduanya kalut dengan di selimuti ketakutan. Tiba-tiba keduanya di kagetan kan dengan lampu rumah tiba-tiba mati,sontak keduanya menatap ke arah rumah.
"Ko lampunya mati?"Ujar Jennie,ia menatap ke sekeliling dan di lihatnya bukan hanya rumah dirinya saa yang mati tapi semua rumah sudah di selimuti kegelapan namun hanya ada satu rumah yang masih ada cahaya terang yang tidak lain adalah rumah Jisoo.
"Seperti nya ada pemadaman listrik"Ujar Irene.
"Rumah dia masih ada penerangan"Jennie berujar, pandang nya tidak teralihkan dari menatap rumah Jisoo,ia merasa heran akan rumah itu satu-satunya yang tidak mengalaminya pemadaman listrik.
Irene yang mendengar hal itu seketika mengikuti arah pandang Jennie,dan ia pun seketika terkejut,rumah di sebrang nya menyala tanpa ada satupun lampu yang mengalami pemadaman listrik. "Ini semakin aneh Jennie-ah"Ujar nya.
Jennie hanya diam menatap rumah Jisoo,ia pun semakin merasa ke anehan,namun ia mencoba berpikir positif mungkin listrik milik Jisoo lebih baik dari pada miliknya atau mungkin rumah itu sudah di pakaian kan alat canggih hingga rumah dia dan yang lainya mengalami pemadaman listrik rumah itu tidak sama sekali. Jennie melirik ke arah Irene sesaat kemudian menatap ke sekeliling nya,suasana gelap juga hawa dingin menyelimuti.
"Sebaiknya kita ke dalam,aku akan menyalakan lampu otomatis"Ujar Jennie.
Irene menggeleng kan kepalanya nya. "Tidak Jennie-ah aku takut"Ujar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOME SHORT STORIES
FanficBerbagai bagain kecil cerita dari JenSoo(Jennie x Jisoo) yang di buat dengan hangat dan di dukung juga oleh beberapa peran pendukung lainya. So on going↪Some short stories🍀