#02 dianterin.

213 48 0
                                    

mendengar suara gemercik air dari wc ruang tengah rindu berasumsi bahwa itu adalah hanin.

"nin? kares ada izin pergi ga sama lo? blom pulang daritadi, padahal dia kelas pagi." rindu berteriak lalu duduk disofa dan menyalakan televisi, mengganti ganti saluran televisi mencari cari siaran yang menarik

rindu dikagetkan tatkala merasa air mengenai dirinya, hanin sudah ada di sampingnya, tiba tiba.

"kaget"

"hhehe, tadi kares izin mau jajan mie ayam yang dekat kantor pos ituloh." kata hanin sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

"ohh"

hening sebentar, hanya ada suara televisi menggema

"assalamualaikum sista" kares masuk lalu membuka sepatunya dan menyimpan di rak.

"waalaikumsalam" rindu dengan hanin serempak.

kares berlalu ke kamar, ingin mandi. rindu tetap menonton dan hanin pergi kedapur mencari makanan dengan handuk yang setia berada di kepalanya.

"ih ndu, lo ga masak?" kata hanin berteriak membuat rindu menoleh

"iya, ada nya indomie tapi lo udah keseringan makan mie minggu ini, ke super market depan aja beli apa kek" kata rindu lalu kembali menonton tv

hanin diam sebentar lalu tersenyum kecil dan langsung memegangi perutnya sambil membuat muka kesakitan dibuat buat

"aduuuh ndu, sakit banget perut gue.." katanya lalu duduk di kursi meja makan sambil mengelus elus perutnya

"astaghfirulloh" rindu memutar bola mata malas lalu berlalu ke kamarnya berniat mengambil dompet dan jaket, cuaca mendung sudah pasti dingin.

"hihihi" lalu hanin mengotak ngetik hape nya, mencari gebetan niatnya.

"matiin tv nin, gue pergi dulu" kata rindu dibalas acungan jempol oleh hanin.

membuka pintu lalu menutup pintu, berjalan keluar komplek berniat pergi ke supermarket ujung sini. enggan memakai motor karena jarak tidak terlalu jauh, rindu berlari kecil

masuk kedalam dan membawa keranjang, pergi ke rak bagian daging, ngidam rendang.

"daging ayam beli ga ya?" rindu bermonolog sendiri sambil melihat lihat daging di depannya

"gausah deh." putusnya

dari mulai memilih dan memilah daging sapi, bawang dan bumbu bumbu semacamnya, sayu pergi ke rak makanan ringan.

"hanin dibeliin apa ya?" katanya berbicara pada diri sendiri, lagi.

tangannya bergerak mengambil pocky favorit hanin di rak atas dan makanan lainnya untuk dirinya juga kares dan hanin.

dirasa sudah cukup, rindu pergi ke bagian kasir lalu membayar dan pergi keluar supermarket.

"ih hujan" rindu mencebik sedih.

jikalau dirinya tidak membawa satu keresek penuh dan berat ini, sudah dipastikan rindu akan lari menerobos hujan.

rindu pergi duduk di kursi yang disediakan di depan supermarket lalu memandangi jalan.

disebelah nya ada juga laki laki yang baru saja mematikan putung rokok nya lalu menatap rindu

"apa?" tanya rindu galak, sadar bahwa diperhatikan dari tadi.

laki laki itu terkekeh lalu berdehem pelan.

"gue ga asing sama muka lo." katanya

rindu memandang laki laki itu sebentar lalu kembali memandangi jalan.

"rindu ya?" tanya nya, rindu tertarik untuk menoleh kembali

"iya." jawab rindu

"lo se famous itu ya? nama lo selalu jadi topik utama temen temen gua" katanya lalu mengikuti rindu memandangi jalan

"biasa aja."

"gua jevan" katanya, rindu hanya mengangguk

"jevan? nama lo familiar" kata rindu tanpa melihat jevan

jevan diam sebentar lalu pergi kearah mobilnya.

"gua pake mobil, mau dianter?" kata jevan

"gausah, gapapa gue nunggu hujan reda aja." kata rindu menolak

jevan tersenyum sebentar lalu kembali berbicara. "hujan nya bakalan lama, yakin mau disini lama lama? nanti lo dicariin"

rindu diam sebentar lalu memandang jevan dan mobilnya

"ngerepotin ga?" kata rindu, dibalas gelengan oleh jevan

"gue takut diserbu waktu mau masuk mobil lo." kata rindu kala melihat banyak sekali perempuan disekitaran sana memandang jevan berbinar.

jevan menarik pelan lengan rindu lalu membukakan pintu mobil dan menyuruh rindu masuk

"thanks" kata rindu sebelum jevan berlali kecil mengelilingi mobil dan duduk dikursi pengemudi.

benar apa kata rindu, perempuan disana memandang rindu iri lalu memandang mobil jevan sedih kala mobil itu berlalu pergi dari sana.

"komplek situ, jalan aja nanti gue tunjukin." kata rindu peka, jevan mengangguk paham.

"lo ga takut gua culik?" kata jevan, rindu memandang jevan sebentar sebelum akhirnya kembali memandang jendela

"muka lo ga cocok jadi tukang culik." kata rindu membuat jevan tertawa pelan

"emang"

"dih"

hening sebentar sebelum akhirnya jevan kembali bersuara

"gua sering denger tentang jelita, tapi gua gatau ternyata jelita punya member secantik lo" kata jevan

"makasih" kata rindu

"gue juga sering denger tentang nyoters, dan gue baru tau ternyata nyoters punya member suka ngalus kaya lo." kata rindu mengikuti jevan

jevan tertawa, "bukan ngalus, tapi lo emang cantik."

"tau."

"gamau bilang gua ganteng?" kata jevan, rindu membuang muka. rindu gamau munafik jujur jevan emang ganteng, banget malah.

"ganteng" kata rindu

"siapa?" kata jevan terkekeh pelan

"lo, ganteng."

"tau." jevan mengikuti rindu membuat rindu memandang jevan malas

"belok kanan jev, abis itu lurus terus belok kanan lagi." kata rindu, jevan mengangguk

hening lagi sampai tidak terasa mereka berdua sudah sampai didepan rumah jelita.

"gue masuk dulu, thanks buat tumpangannya." kata rindu, jevan mengangguk lalu memutar balik mobilnya sampai jauh dari pekarangan rumah jelita, rindu langsung masuk dan menutup pintu.

"sampai ketemu lagi, rindu."

₩₩₩

jiakhhh jevan rinduu, gemes banget aku sama mereka berdua ckkk

jihan.

kiddoshit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang