"ARSENINO & AGATHA 10"

8 3 0
                                    

HAPPY READING
-
-
-
-
-

READY...

GOOO

10. "Arsenino & Agatha 10"

Upacara hari senin adalah hal yang paling tidak disukai seluruh siswa SMA Trisakti. Panasnya matahari pagi ini seakan membakar kulit mereka. Ditambah lantunan suara Pak Mahmud yang seperti pidato carpres. Lama'nya aduhaiiii...

Devan menyerka keringat yang turun dari pelipisnya. "Haduhhh, kapan sih si botak selesai ceramahnya. Lama banget gak tau apa ini panas," dumel Devan.

Ardi mengangguk. "Iya mana silaunya minta ampun tuh kepalanya pak Marmut, gak ngotak emang ah." Ucapnya menutupi matanya dari cahaya yang pantulanya kepala plontos pak Mahmud kearahnya.

"Neraka dunia," ujar Devan terus mengipasi wajah dengan tangannya. "Kalo tau kek gini mending tadi gwe ngikut Nino pura pura sakit di UKS' kan adem ada ac'nya,"

"Emang tai tuh anak,"

"Pura pura pingsan enak kali yak, Ar? Biar dibopong bopong gitu, kan mayan kek raja." Ucap Devan menaik turunkan alisnya.

"Iya enak, Van. Kemaren tetangga gwe kek gitu besoknya mati,"

"Sialan, lu pengin gwe mati apa gimana? Heh!"

"Kalo bisa gapapa, udah enek lagian gwe liat muka lo mulu." Jawab Ardi enteng.

"Lo aja duluan gwe mau nikah dulu trus punya anak deh yang banyak, bareng Dina." Ucap Devan menerawang jauh kedepan. Membayangkan bagaimana nanti dia bisa menikah dengan Dina, memiliki anak dan hidup bahagia selamaya.

Ardi ngeri sendiri melihat Devan senyam senyum tak waras. "Heh, sadar. Kayak Dina mau aja sama lu, sadar diri, Van." Ardi meraup wajah Devan, menyadarkan kembali cowok itu.

"Ihh.. tangan lu abis pegang apaan sih, Di? Bau banget,"

"Hehe, sorry gwe lupa cuci tangan tadi abis b.a.b,"

"Monyet lu,"

----

Rooftop.

Seorang gadis duduk disofa tua yang berada disana. Tanganya bergerak membenarkan ikatan rambut yang berantakan. Dia Agatha.

Jika ditanya kenapa Ata berada disini, bukan mengikuti upacara adalah karna gadis itu terlalu malas.

Sudah terhitung tiga hari setelah kejadian Ata yang lepas kontrol dia tidak masuk sekolah. Dan sekarang dia putuskan untuk berangkat karna bosan trus menerus tak melakukan apapun.

Selesai dengan rambutnya, tangan mungil Ata bergerak merogoh kantong rok'nya mengambil handset. Dicolok'kanya benda itu lubang hp dan dipasangkan dikedua telinganya.

Matanya terpejam menikmati setiap alunan musik yang melantun merdu ditelinganya. Angin menerpa wajah cantiknya seolah menambah kesan tenang dalam diri Ata.

Ata menyukai saat seperti ini, sendiri dan sepi.

Tak diduga oleh Ata tibatiba satu kabel handset yang terpasang ditelinga kirinya dilepas oleh seseorang membuat gadis itu terkejut.

Menoleh kearah orang itu yang ternyata adalah seorang siswa yang sangat dibenci Ata akhir-akhir ini. Dia Nino.

Mungkin kalian heran kenapa Nino bisa sampai dirooftop sedangkan tadi Devan dan Ardi bilang Nino diUKS? Jawabanya karana Nino bosan disana yang hanya satu ruangan diisi oleh dia seorang dan dia merasa kesepian. Jadi, dia memutuskan untuk kesini berniat merokok atau tidur.

A&A SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang