"ARSENINO & AGATHA 11"

2 2 2
                                    

____________________________________

Sepulang dari sekolah Agatha tak langsung munuju apartemen miliknya. Gadis itu sudah beberapa kali mendapat chat dan panggilan dari Sarah yang memintanya untuk kerumah sepulang sekolah.

Sebenarnya, Ata sangat malas menginjakan kaki kerumah itu lagi. Tapi ya mau bagaimana lagi, dari pada Sarah kembali datang ke apartemen miliknya.

Motor Ata sudah berada didepan rumah megah itu. Satu helaan nafas berat keluar dari mulut gadis itu.

Brak brak brak

Suara gedoran dari luar membuat satpam rumah itu mendekat dan membuka sedikit gerbang tinggi itu. Pak Udin sedikit terkejut melihat keberadaan Ata didepanya.

"Loh neng Ata, masuk neng." Ucap pak Udin membuka lebih lebar gerbang memberi akses motor Ata masuk.

Ata hanya mengangguk lalu mulai masuk bersama motornya. Matanya menatap sekeliling rumah itu dengan ekspresi datar.

Matanya bergerak melihat kearah taman kecil didepan rumah itu. Pandanganya terhenti kala matanya melihat disana ada seorang gadis duduk diatas ayunan.

Dia...

Gak mungkin,

Gwe salah liat kan?

Matanya masih melotot tak percaya dengan gadis yang dilihatnya saat ini. Itu... Ananta.

"Neng At--"

Ucapan pak Udin terhendi ketika melihat Ata yang malah berlari kearah taman didepan rumah itu. Kenapa Non Ata?

Sedikit lagi Ata sampai didepan ayunan itu. Gadis itu memilih memelankan langkahnya. Kepalanya menggeleng tak percaya, tangannya pun sepontan membekap mulutnya sendiri.

Satu tangan gadis itu berusaha menggapai pundak belakang Ananta. Apakah ini nyata?

"A-ana..." suaranya bergetar hanya untuk memanggil gadis didepanya.

Ata semakin dibuat shok kala gadis itu membalikan tubuhnya menghadap Ata. Nafas Ata tercekat melihat gadis didepanya. Ana...

"PEM.BU.NUH."

Senyum bahagia Ata berganti dengan pandangan terkejut tak percaya. Gadis itu mematung ditempatnya. Pikiran dan hatinya seolah mencerna dengan sangat dalam ucapan Ana.

Menggeleng kuat. "Bukan. Gwe bukan pembunuh..." ucap Ata mundur perlahan menjauhi Ana.

Ana tersenyum sinis melihat Ata didepanya. Seolah merasa puas gadis itu tertawa meremehkan. "Lo pembunuh Agatha," ucapnya lagi.

"LO BUNUH ANAK GWE AGATHA, LO BUNUH GWE. BANGSAT."

"Nggak. Bukan gwe, BUKAN." Ata menarik kuat rambutnya menghilangkan bayangan bayangan masa lalu yang menyeruak dipikiranya. Mata'nya sudah berlinangan air mata. Nafasnya memburu, menggelengkan kepalanya berulang kali.

Bukan. Bukan. Bukan.

Gwe bukan pembunuh, .

Langkahnya terus mundur hingga tak disangka dibelakangnya ada sebuah turunan tangga. Beruntung pak Udin yang melihat Ata akan jatuh segera berlari dan berhasil menangkap tubuh gadis itu.

"Eh, neng Ata hati hati neng." Ucap Udin yang masih memegangi lengan Ata. Merasa lengan gadis itu bergetar hebat pak Udin spontan bertanya. "Neng Ata kenapa? Kok gemeteran gitu?"

Ata yang tersadar akan lamunanya pun menoleh kearah pak Udin. Menatap pak Udin dengan tatapan sendu. "Ata bukan pembunuh kan pak?" Tanyanya dengan suara lirih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A&A SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang