HAPPY READING
Ready...
Goo!!!
8. ARSENINO & AGATHA 8
Agatha baru saja masuk kedalam apartemen miliknya. Terasa dingin. Apa ada yang orang yang baru saja masuk kedalam? Apa Syakira? Tapi, bukanya gadis itu masih berada didalam kelas tadi saat dia pergi. Lalu kalo bukan Syakira, siapa?
Gak mungkin malingkan? Masa iya di apartemen ada maling. Mau masuk aja pake kode pin yang hanya pemilik kamar yang tau. Dan seingat Ata hanya dia dan Syakira yang tau apa kode pin kamarnya.
Gadis itu berjalan mengendap endap masuk kedalam. Ata merasa orang yang telah lancang memasuki apartemenya masih berada didalam sana.
Brak.
Suara benda jatuh terdengar dari arah dapur. Ata yang mendengarnya langsung berjalan pelan kearah dapur.
Bentar deh, kok jadi Ata yak yang kayak maling disini? Lah, bodo amat.
Ata melihat dari arah dinding pembatas tak jauh dari dapur ada seorang wanita paruh baya berdiri disana. Dia? Owh, Ata tau wanita itu siapa.
Tidak lagi berjalan mengendap, Ata berjalan kearah wanita itu. Tanganya disilangkan didepan dada, menatap tak suka wanita itu.
"Mau apa anda kemari?" Ucap Ata dingin.
Wanita itu mungkin sedikit terkejut dengan suara Ata. Membalikan tubuhnya 180 derajat menghadap Ata. Tatapan teduh dengan senyum menenangkan diberikan wanita itu saat melihat Ata. Cih, Ata benci melihatnya. Wanita itu, Sarah-Mamah Ata.
"Kamu sudah pulang ternyata," ucapnya berjalan mendekati Ata. "Sini, Mamah udah siapin makan siang buat kamu. Kamu pasti belum makan,"
Ata mentap Sarah jenggah. "Saya sudah kenyang," ujar Ata berjalan menuju kamarnya tanpa perduli dengan Sarah.
Sarah yang melihat Ata menjauh merasa jengkel. Jika bukan karna hal yang mendesaknya kemari, mungkin Sarah tak sudi bertemu dengan anak itu lagi. Merepotkan saja.
"Kalo bukan karna kamu yang minta, aku ogah bertemu gadis pembunuh itu lagi." Gumamnya pelan.
Satu jam berlalu. Sarah yang jenggah melihat pintu kamar Ata tak kunjung terbuk pun geram. Wanita itu berjalan mendekat, mengetuk pintu itu.
"Ata, kamu gak mau makan dulu sayang?"
Tak ada sahutan dari dalam sana membuat Sarah semakin dibuat jengkel. Diketuk lah kembali pintu bercat putih itu.
Tok tok tok
"Ata, buka pintu dulu sayang. Ada yang mau Mamah obrolin sama kamu," ucapnya lagi. Dan kali ini berhasil gadis itu membuka pintu kamarnya.
"Lo bisa pergi gak sih?! Brisik tau gak," Ata sudah tak perduli lagi jika dia dicap anak durhaka karna berbicara seperti itu pada Sarah.
"Mamah mau bicara sama kamu, sayang. Dengerin Mamah dulu, yah?" Pinta Sarah meraih satu tangan Ata untuk digenggamnya.
Ata menepis kasar tangan Sarah. "Bicara apalagi? Bukanya gwe udah gak dianggap yah sama kalian, trus apalagi yang perlu diomongin."
"Mamah minta maaf, sayang. Mamah tau Mamah salah sama kamu, Mamah udah nuduh kamu sembarangan. Maafin Mamah , Agatha. Maafin Mamah," Sarah sudah meneteskan air matanya. Menunduk terisak didepan Ata.
Ata benci melihatnya. Ata benci melihat Mamahnya menangis. Jujur, ini adalah kelemahan terbesar Ata. Melihat orang yang dia sayang menangis didepanya. Sarah memang tau saja kelemahan Ata.
KAMU SEDANG MEMBACA
A&A Series
Roman pour AdolescentsArsenino & Agatha_ ____________________________________ "Berani banget lo jadi cewek?!" Ata yang mendengar itu langsung berbalik kearah Nino. "Kenapa? Emang lo siapa harus gwe takutin? Gwe manusia, dan lo juga manusia. Sama-sama makan nasi kan? Buat...