.
.
.
.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat dan siang pun telah tiba. Mark duduk manis di salah satu kursi kantin sekolah nya. Tangan nya dengan malas mengaduk aduk jus strawberry dengan sedotan minuman nya.
Dia merasa bosan karena diri nya di sini sendirian. Tak seperti biasa nya, jika di kantin akan di temani oleh kedua teman nya, Lucas dan Changbin. Mereka berdua selalu mengikuti nya ke mana pun ia pergi.
Jika di situ ada dia, maka Lucas dan Changbin pun pasti tak jauh dari tempat itu. Persahabatan mereka itu bagaikan surat dan perangko. Diciptakan untuk saling melengkapi dan tak terpisah satu sama lain.
Tapi untuk hari ini, entah kenapa mereka berdua tidak ada satu pun yang berada di sekitar nya. Kalau Changbin sih, dia mungkin tahu penyebab nya. Mungkin laki laki itu menjauhi nya sekarang karena penolakan nya semalam. Mungkin Changbin kecewa kepadanya. Ah...,dia jadi merasa sangat bersalah karena penolakan itu.
Lalu untuk Lucas, ia tidak tahu masalah apa yang terjadi di antara mereka berdua. Yang ia lihat sejak tadi pagi adalah muka teman nya itu nampak mendung sekali. Bahkan saat ia mencoba bertanya kepada nya, apakah ada sesuatu hal yang terjadi? Atau kah masalah yang menimpa nya? Pria itu tidak menjawab nya. Dan malah mengabaikan diri nya. Ini sungguh bukan Lucas sekali kan?
"Huh..., bosan~" guman Mark mengerucutkan bibir nya sebal.
Tak selang satu menit dari keluhan nya itu, tiba-tiba kursi yang tepat di depan nya berbunyi. Menandakan seseorang sedang mencoba menggeser nya. Seperti nya orang itu ingin menempati kursi nya.
"Hai..! Boleh aku duduk di sini?" sapa seorang laki-laki berambut ikal berwarna coklat itu kepada nya.
"Uhmm.., boleh. Boleh... Boleh...., silahkan saja. Lagian tempat nya memang kosong kok." sahut Mark mempersilahkan laki-laki itu duduk di depan nya.
"Sendirian saja, di mana teman teman mu yang biasa nya?" tanya lelaki itu basa basi.
"Ehmm..., mereka? Gak tau ke mana? Aku sendirian sejak tadi di sini." jawab Mark dengan tanpa sadar ia malah bersikap menggemaskan di depan pria itu.
"Imutnya..," guman pria itu tersenyum tipis.
"Kakak barusan bilang apa?" Tanya Mark yang ternya mendengar guman lirih itu, tetapi diri nya kurang paham karena suara itu terlampaui lirih sekali. Jadi Mark tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan pria itu.
"Tidak ada."
"Ooouu...,"
Mark beroria menanggapi jawaban itu. Dan lagi tingkat Mark ini, membuat pria di depan nya merasa gemas sekali. Seperti nya apapun yang dilakukan Mark itu, selalu terlihat imut dan menggemaskan di mata dia.
"Astaga...!!! Mark...!!! Kenapa kamu imut sekali sih?!!"
Tak tahan dengan keimutan Mark, pria itu langsung mencubit gemas kedua pipi tembem Mark. Dan hal itu sukses membuat Mark mengaduh kesakitan.
"Iiihhh..., sakit kak Chris!!! Hentikan..!!!" teriak Mark mencoba melepaskan cubitan gemas itu.
"Hahahaha..., uuups...,sorry ya, Mark. Kamu imut sekali sih. Aku kan suka yang imut imut gitu."
Pria bernama Chris itu melepaskan cubitan gemas nya. Dan masih berusaha menghentikan tawa lepas nya gegara keimutan Mark. Sedangkan Mark sendiri malah semakin bertingkah imut secara tidak sadar. Dia mengerucutkan bibir nya beberapa senti ke depan karena terlalu kesal.
"Tsk..., buaya betina ternyata. Muka aja polos, tapi kelakuan malah kek pengoleksi pria."
TBC.
Christopher Bangchan