.
.
.
.
"Kamu yakin sudah baikan? Tolong jangan memaksakan diri dan membuat ku khawatir. Kamu kan ingat om dan tante sudah menitipkan kamu dan Felix kepada ku. Kalau kamu kenapa napa, aku akan merasa bersalah kepada mereka." ucap Changbin khawatir.
Sebenar nya, Mark tidak sakit fisik apa apa yang dapat menyebabkan dia tidak bisa ke sekolah. Tetapi sekarang Mark itu sedang patah hati. Dan Changbin tentu tidak mau bila Mark lebih merasa sakit hati nanti, jikalau ia masuk sekolah dan melihat pria yang dicintai nya bersama orang lain. Mark pasti belum terbiasa.
"Aku baik-baik saja, Changbin. Trust me. I want to go School now." jawab Mark meyakinkan.
"Baik, baik lah kalau itu mau mu. Tapi janji kamu bakal kuat." kata Changbin menyodorkan kelingking nya.
"I promise."
Mark pun dengan senang hati menautkan jari kelingking nya kepada Changbin. Lalu tersenyum lebar, seakan menandakan bahwa dia tidak apa apa dan masih merasa bahagia. Meskipun kenyataan nya berkebalikan.
Entah dia yang tertiban kesialan atau apa. Turun dari motor Changbin, mata nya bersibrobok dengan Lucas dan kekasih nya yang juga baru saja sampai di tempat parkir.
Sakit sekali hati Mark melihat kemesraan itu. Tapi mereka tidak bersalah. Tidak ada juga diantara kedua nya yang mengkhianati nya. Ini hanya masalah hati nya sendiri. Jadi sebisa mungkin ia menahan ego nya walau sulit.
Di tengah lamunan nya itu, ia merasakan tangan nya di genggam erat oleh seseorang. Changbin, pria itu yang menautkan tangan mereka. Bermaksud memberi nya semangat.
"Ayo pergi ke kantin. Kamu tadi bilang ingin sarapan bubur di tempat nya bang Jamal kan?" ajak Changbin mengalihkan topik.
Mark yang tidak ada pilihan pun hanya pasrah saat tangan nya dibawa ke kantin. Ya walau pun sebenar nya ia tidak merasa lapar. Nafsu makan nya turun sejak kemarin. Sakit hati itu ternyata membawa pengaruh buruk ya terhadap kesehatan orang. 😔
Dari kejauhan, sesungguh nya Lucas masih memperhatikan tingkah laku kedua teman nya itu. Hati nya memanas melihat kedekatan itu. Rasa nya ia ingin marah dan berteriak kepada Changbin bahwa pria itu tidak boleh berdekatan dengan sang pujaan hati. Namun ia teringat sesuatu.
"Siapa dia memang?! Pantaskah aku melarang mereka berdekatan. Aku ini hanya teman bukan."
"Lucas, ayo ke kelas! Kenapa sedari tadi kamu diam saja di sini? Kamu ingin pergi ke kantin dulu memang nya? Kamu belum sarapan? Mau makan dulu?" tanya Jihoon bingung dengan tingkah sang kekasih yang sedari tadi hanya diam di jalan menuju kantin.
Tetapi selama kurang lebih lima menitan itu juga, tidak segera bergerak menuju kantin.
"Tidak." jawab Lucas singkat.
"Lalu kenapa tadi diam mulu? Uang saku mu ketinggalan? Aku bisa membelikan mu terlebih dahulu kalau soal itu." tawar Jihoon tanpa keberatan.
Sungguh, ia sama sekali tidak keberatan jika setiap hari diminta membelikan makan untuk Lucas. Asal pria itu tetap menjadi kekasih nya. Ia akan memberikan apapun yang dia punya. Diri nya sudah sangat teramat lama jatuh cinta dengan Lucas. Namun masih belum bisa juga mengungkapkan nya.
Dan tanpa ia duga sebelum nya, tiba-tiba Lucas yang tidak pernah mencoba dekat dengan nya itu langsung mengajak nya jadian. Siapa yang akan menolak. Dia tentu saja tidak. Karena itu sebuah kesempatan dan keberuntungan. Meski ia pun tidak percaya bahwa Lucas akan benar-benar mencintai nya.
Tapi siapa peduli dengan hal itu. Lihat saja yang sekarang. Lucas sudah menjadi kekasih nya. Jangan pikir kan yang lain. Buang saja pikiran buruk. Dan kembangkan positif thinking mu.
TBC
Komennya say😘