.
.
.
.
"Tok... Tok... Tok...,"
"Eoh.., ternyata kau kak Changbin?" ucap Felix begitu membuka pintu.
"Kakak mu sudah pulang kan, Fel?" tanya Changbin terlihat jelas bahwa pria pendek itu khawatir.
"Sudah." jawab Felix singkat terkesan judes.
"Boleh aku menemuinya sekarang?" pinta Changbin.
"Eiitsss!!! Jawab pertanyaan ku dulu sebelum kakak ketemu sama kak Mark!" namun Felix menahan Changbin yang hendak masuk ke dalam rumah.
"Pertanyaan apa?"
"Kenapa kak Mark tadi pulang sendiri, gak kakak anterin? Dan kenapa kak Mark tadi nangis?! Kakak apain kakak ku?!!!" selidik Felix bersedekap sambil menatap tajam teman kakaknya itu.
"Jadi Mark nangis?" Changbin berusaha merangsek ke dalam lagi, tapi Felix tahan lagi.
"Haiiish...!!! Gak boleh masuk!!! Kakak apain kak Mark tadi?! Ngaku!!!"
"Aku gak apa apain Mark, Felix."
"Kenapa kak Mark nangis?"
"Ada kesalahpahaman tadi dan sekarang aku mau jelasin ke Mark. Aku mau minta maaf sama kakak mu. Jadi biarkan aku menemui kakak mu sekarang ya."
"Oh begitu, baiklah kakak boleh bertemu sama kak Mark. Tapi kalau kakak, buat kak Mark nangis lagi. Awas aja, aku gigit!!" ancam Felix melotot marah.
"Gak akan, janji! Di mana Mark sekarang?"
"Kakak ada di kamar nya."
Changbin tersenyum mendapatkan ijin itu. Setelah memberikan beberapa bingkisan yang berisi makanan untuk Felix. Dia segera menyusul Mark ke kamarnya.
"Mark.., tolong bukakan pintunya. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." ucap Changbin sambil mengetuk pintu kamar Mark.
"Mark...," panggil Changbin lagi.
"Mark.., aku benar-benar minta maaf padamu. Kumohon maafkan lah aku. Tolong Mark." kata Changbin yang mulai putus asa membujuk Mark.
Setelah beberapa lama mengetuk pintu dan sama sekali tidak ada balasan. Changbin memutuskan akan kembali ke rumah saja. Mungkin dia bisa membicarakan hal ini besok di sekolah. Saat hendak pergi, ia tak sengaja memegang knop pintu kamar Mark.
"Eh.., gak dikunci ternyata." gumannya. Mengetahui hal itu, Changbin pun masuk ke dalam kamar.
"Mark..," Panggil Changbin kepada si pemilik kamar yang sedang ia masuki itu.
Dan dapat ia lihat ternyata pujaan hatinya itu telah terlelap. Pantas saja dia tadi tidak mendapat jawaban dari si manis. Changbin mendekat ke arah ranjang Mark dan duduk dipinggirnya.
"Ternyata kamu masih menyimpannya sayang. Kau tau, mengetahui hal ini, aku sangat bahagia." guman Changbin sambil mengambil boneka Dwaekki, si pigrabbit.
Sebuah boneka yang dia beli hanya untuk Mark seorang, sebagai hadiah ulang tahun. Puas mengingat kenangannya, Changbin mengembalikan boneka itu kembali di atas meja nakas.
"Kamu terlihat menyedihkan sekali. Maafkan aku ya, Mark ku sayang." lirih Changbin lagi seraya memindahkan tubuh Mark ke posisi yang benar lalu ia menyelimutinya.
"Maafkan aku, Mark jika aku tadi membuatmu menangis. Maafkan aku. Tapi kamu harus tahu bahwa aku tidak bisa memendam semua perasaan yang telah tumbuh ini. Namun aku berjanji tidak akan memaksa mu. Aku akan menunggu mu. Karena aku ingin kamu menerima ku dengan perasaan mu. Aku ingin kamu bahagia saat bersama ku. " katanya.
Tangan Changbin terulur merapikan rambut Mark yang berantakan. Kemudian mengecup pucuk rambut nya seraya berguman,
" Selamat malam, sayang. Tidur nyenyak ya. Aku pamit, pulang. " ucapnya dengan nada yang terdengar sedih. Bahkan ia tak sadar bahwa air matanya menetes.
Tbc
S
i abang sadboy 2k21.xixixiixi