1

2.2K 99 6
                                    

.


.


.



.

Tatapan polosnya selalu nampak di depan mata ku. Walau ku selalu berusaha untuk tak melihatnya. Tapi apa daya aku malah semakin ingin melihatnya lagi. Senyum merekah itu selalu saja membuat ku berdebar saat berhadapan dengannya. Sungguh aku ingin sekali membuatnya tetap begitu sepanjang waktu.



Suara indah nya, selalu menggema di dalam jiwa dan ragaku. Meskipun runggu ku ingin menolak alunan lembut itu. Nyatanya otakku malah mendikteku untuk selalu mendengarnya lagi dan lagi.



Wajahnya yang bagaikan malaikat itu selalu sukses membuat ku jatuh dalam pesonanya. Wahai makhluk indah yang selalu mengusik tidur lelapku.





"Deg..," dadaku terasa dipukul setelah selesai membaca untaian kata yang tertulis di kertas lusuh itu.





Kertas lusuh yang tak sengaja terambil di bawah meja Lucas kemarin. Sungguh aku tak percaya hal yang tengah aku pikirkan saat ini. Apa Lucas sedang kasmaran dengan seseorang? Baguslah kalau si idiot itu dapat memiliki seorang pacar.


Uhm.., tapi mengapa tiba-tiba perasaan kecewa menyeruak di dalam lubuk hatiku? Ada perasaan tak rela jika Lucas dimiliki orang lain. Perasaan apa ini?! Aiiishh...!!! Seharusnya aku senang karena akhirnya teman idiot ku itu memiliki kekasih. Tetapi mengapa aku malah tak suka?!





"Tes..," cairan bening yang hangat tanpa permisi turun membasahi pipiku.




Ya Tuhan, sebenarnya ada apa dengan ku ini? Kenapa begini? Kenapa aku seolah cemburu bila Lucas akan bersama orang lain?





"Tok.., tok..., tok..," suara pintu kamar ku di ketuk.



"Ada apa?" teriak ku menjawab ketokan itu.




"Ada kak Changbin di bawah, kak. Katanya dia ingin bertemu dengan mu." jawab orang di luar sana yang tak lain adalah adikku sendiri, Felix. Satu satunya keluarga ku yang saat ini bersamaku.





"Suruh dia menunggu sebentar ya..!!!" kataku lagi.





"Siap kak, jangan lama lamanya."





"Okay..," jawabku singkat.





"Huh..!!! Ada apa sih dengan anak itu, gak di sekolah, gak di rumah, ganggu aja." dumel sambil turun dari ranjang dan menuju lantai bawah.





Saat sampai di sana, aku melihat tamuku itu sedang asyik ngobrol berdua dengan adikku. Aku tak tau obrolan macam apa yang bisa membuat keduanya terkikik geli begitu. Aku mendekat dan langsung mendudukkan diri di sofa.






"Ehemm.., sudah lama menunggu ya?" basa basiku kepada si makhluk kekurangan kalsium itu.







"Eh.., ternyata tuan putri sudah datang." sahutnya malah gak nyambung. Lalu tertawa keras, entahlah aku gak tau apa yang ia tawakan. Dasar aneh. Haduh..!!! Kenapa pula aku bisa berteman dengan orang orang idiot macam mereka ya? (read:Lucas, Changbin.)






"Heem.., ada apa ke sini?" tanyaku to the point.






"Hehehehe.., gak ada apa apa kok. Cuman kangen aja." jawabnya cengengesan.




"Aiiish...!!! Jangan bohong dan bertele tele, Bin!! Ada apa ke sini?!" delik ku yang jegah melihat tingkah absurdnya itu.



"Ututututu, jangan marah ya cantik. Nanti aku tambah sayang loh."





"Dih.., apa'an sih?! Cepet jawab..!!! Jangan bercandaan mulu...!!!"






"Okay.., gak bercandaan lagi kok. Nih aku jawab...,"






"Cepetan..!!"



"Gak sabaran banget sih, yang."





"Abiiin...!!!!"






"Iya sayang..,"





"Nyuuttt...," cubit sayang ku berikan ke makhluk menyebalkan satu ini.






"Awww.., sakit, beb." dia meringis oleh cubitan ku.






"Makanya cepet jawabnya..!!"







"Galak bener,"







"Mau cubit lagi?!!"







"Gak usah....!! Mau ke mall bareng gak..?"






"Eh...?!"





Tbc

Hai zheyeng,
Aku bawa tulisan alay ku jaman smp nih.
Ada yang minat kah?
Gak minat tetep up sih, hehehehe.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang