.
.
.
.
Changbin dengan lesu menarik koper nya ke lantai enam apartemen yang sedang di langkah nya ini. Mulai hari ini dia akan tinggal sendiri di sini. Tidak bersama orang tua nya lagi. Sebenarnya apartemen ini hadiah untuk pertunangan nya dengan Mark. Dan memang dimaksudkan untuk mereka tinggali bersama. Namun, karena Changbin telah memutuskan melepaskan Mark kepada Lucas. Jadilah dia yang akan berada di sini sendirian. Miris sebenarnya. Tapi tak apalah, mungkin ini salah satu langkah menuju jalan kebahagian nya nanti. Changbin harus sabar dan ikhlas.
Begitu memasuki apartemen nya, hal pertama yang Changbin lihat adalah sepasang sepatu putih yang tersusun rapi di rak sepatu samping pintu. Dia mengernyitkan dahi nya kebingungan. Sepatu siapa ini? Eh.., ada orang kah di apartemen nya? Siapa pikir nya? Tidak mungkin itu orang tua nya kan? Mereka saja ada di rumah. Dia tahu itu. Lalu siapa ini?
Semakin melangkah ke dalam, Changbin merasa semakin dibuat bingung karena mencium aroma enak masakan rumahan. Tapi siapa yang memasak? Orang tua nya tidak bilang bahwa ia akan memiliki seorang pembantu di apartemen nya. Atau jangan jangan malah dia yang salah masuk apartemen ya?! Eh...., tapi kan bukti nya dia bisa masuk apartemen nya. Itu berarti dia tidak salah masuk unit. Opsi lain menyatakan bahwa kemungkinan ada yang mengetahui passwordnya kecuali dia. Tapi memang benar sih ada orang lain yang tahu password unit apartemen nya. Yaitu Mama nya dan Mark.
Tapi Mama nya sekarang ada di rumah bersama Papa nya. Mark juga ada di Korea bersama Lucas. Dan hanya ada dia di sini sebagai satu-satunya yang mengetahui password unit apartemen nya. Lalu siapa orang yang berani masuk apartemen nya tanpa ijin begini?! Langkah kaki nya semakin cepat ke arah dapur untuk segera memeriksa nya.
"Changbin..., akhirnya kamu pulang juga. Kenapa kamu nginep di rumah Mama lama banget sih? Tega kamu ya ninggalin aku sendirian di sini!!!" pekik orang itu menyerobot ke depan dan langsung berhambur ke pelukan hangat pria Seo itu.
"Eh...?!" Changbin merasa bingung dengan pandangan yang dilihatnya. Sampai sampai dia berkali-kali mengerjap kan mata nya tidak percaya.
"Iihhh..., kenapa bengong kek sapi ompong gitu sih?!!! Konyol tauuuk!!!" protes nya.
"Mark...?"
"Iya...,"
"Kenapa kamu ada di sini, sayang?"
"lha.., memang nya aku harus di mana? Bukan nya kata Mama ini tempat tinggal kita yang sekarang?" bingung Mark melepas pelukan nya kepada sang tunangan.
"Tapi kamu dan Lucas...,"
"Iya.., kami sudah selesai menyatakan perasaan kami masing-masing. Tidak ada rahasia lagi di antara kami. Dan itu sudah cukup bagi kami. Menyatakan cinta tidak selamanya harus bersama kan, Bin? Kami punya pilihan untuk ditindaklanjuti. Dan aku memilih kamu. Orang yang selalu ada dan berusaha untuk kebahagian ku. Kamu pantas mendapatkan balasan cinta mu. Terimakasih sudah sabar selama ini. Kini aku juga merasa getaran itu." kata Mark panjang lebar menjelaskan alasan mengapa ia bisa berada di sini.
Tidak sesuai dugaan Changbin sebelum nya bahwa Mark dan Lucas akan bersama setelah kejujuran mereka. Ternyata Mark lebih memilih Changbin sebagai pasangan nya dibandingkan cinta pertama nya. Sungguh di luar bayangan Changbin. Dia tidak mengira hal ini yang malah terjadi. Dia sudah ikhlas melepaskan cinta nya. Ternyata Tuhan berkehendak bahwa ia berjodoh dengan sang pujaan. Betapa bersyukur nya diri nya.
Sedangkan Mark sendiri tidak pernah merasa menyesal lebih memilih Changbin daripada Lucas yang lebih dulu ia cintai. Dia tidak peduli bahwa dia masih belum mencintai Changbin. Tapi dia bersumpah untuk belajar mencintai pria itu. Ini bukan pilihan yang dibuat dengan nafsu dan hati. Melainkan hati juga pikiran.
Dilihat darimana pun Changbin adalah sosok pasangan terbaik untuk nya. Dia penyayang, getleman dan berani mengambil resiko demi kebaikan cinta nya. Pria seperti diri nya lah yang cocok untuk diri nya. Tidak seperti Lucas. Dia akui masih menaruh perasaan terhadap nya. Tapi dipikir secara logika, cinta nya itu akan membawa nya ke dalam kesengsaraan pada akhirnya.
Berbeda dari Changbin yang mau mengambil resiko menyatakan perasaan nya selama ini. Lucas malah menjadi pengecut yang hanya diam menyimpan perasaan nya. Dia tidak berani berjuang untuk hati nya. Malah egois berpikir secara sepihak. Pria seperti itu beresiko tinggi jika dipilih menjadi pasangan.
Sekarang hati dan pikiran Mark telah terbuka. Dan mulai sekarang ia akan menjalani kehidupan baru yang lebih baik ke depan nya bersama pasangan nya, Seo Changbin. Seorang pria yang tidak lelah mencintai, menjaga, menyayangi dan berkorban bagi diri nya. Terimakasih Tuhan telah mengirimkan salah satu malaikat terbaik mu untuk menemani Mark hidup di dunia ini. Dia tidak akan pernah lelah bersyukur mendapatkan karunia sebesar ini. Terima kasih atas rahmat Mu.
END
Hai hai...
Makasih yang sudah baca book ini.
Makasih juga yang nungguin book ini hiatus.
Makasih banyak yang dukung vote, komen, save book ini.
Makasih buat kalian semua telah jadi Support system ku❤️❤️❤️
Tanpa kalian aku gak bisa nyelesain book ini❤️
Makasih sekali lagi,
Sampai jumpa di book ku yang lain
Bye bye
💋💋💋💋"Cinta itu butuh pengorbanan"
"cinta itu yang realistis aja"