.
.
.
"Baby, kamu sudah siuman."
Begitu melihat Mark mulai membuka mata, dengan segera pun Changbin mendekat. Lalu membantu Mark bangun dari posisi berbaring nya ke bersender di headboard tempat tidur UKS.
"Minum lah..,"
Tak lupa juga Changbin menyodorkan segelas air kepada Mark. Yang langsung di terima Mark tanpa penolakan. Selesai minum, Mark mengembalikan gelas itu kepada Changbin lagi.
"Apa kamu baik-baik saja, Beau?" tanya Changbin khawatir melihat tatapan kosong Mark.
Mark tidak menjawab, hanya menunduk saja.
"Beau, katakan lah sesuatu!" pinta Changbin.
"Tidak ada yang perlu dikatakan, Bin." lirih Mark menggeleng lemah.
"Apa sesyok itu kamu melihat orang yang kamu suka ternyata menyukai orang lain?" celutuk Changbin.
"Maksud kamu..?"
"Kamu suka Lucas kan?" skak Changbin tepat sasaran.
Mendengar perkataan Changbin yang tepat itu membuat Mark terkejut dan cepat cepat ia berusaha mengelak kenyataan.
"Aku tidak...,"
"Sudah jelas, By. Kamu pingsan tadi karena hal itu kan. Aku tahu kok,"
"Kamu benar."
Mark menyahut lesu karena bagaimana pun caranya ia mencoba menutup nya. Changbin cepat atau lambat pasti mengetahui apapun yang ia sembunyi kan. Jadinya ia pasrah saja mengakui perasaan terhadap Lucas selama ini.
"Aku tahu perasaan mu, By. Sabar lah, mungkin Lucas bukan jodoh mu sekarang. Jika memang jodoh, suatu saat nanti kamu bisa kok mendapatkan nya. Jangan sedih."
Changbin menghibur Mark dengan segala kata kata penyemangat dan manisnya agar sabar menerima apa yang terjadi.
"Apa aku bisa berharap begitu?"
"Tentu saja, kenapa tidak? Percayalah kepada Tuhan yang selalu adil kepada pengikut-Nya."
"Tetapi rasa nya sakit sekali, Bin. Apa aku bisa menahan kesakitan ini?"
"Tidak mudah, tapi aku yakin kamu bisa. Aku selalu ada di samping mu. Kamu tidak sendirian. Kuat lah..," kata Changbin menarik Mark ke dalam pelukan nya.
"Jangan tinggalin aku, Bin."
Mark membalas pelukan itu. Badqn nya merangsek semakin menempel kepada Changbin. Bersadar mencari kenyamanan dan perlindungan dari dekapan itu. Seakan memang dari pelukan itu bebannya akan segera hilang.
"Tidak akan."
Changbin mengelus punggung Mark sayang. Sesekali juga ia bubuhkan kecupan lembut di atas rambut halus Mark. Seakan dia menumpahkan kasih sayang nya kepada Mark. Siapapun orang yang melihat kemanisan sikap Changbin ini pastilah sangat iri.
Dan itu berlaku juga terhadap lelaki yang berada tepat di depan ruangan yang dipakai Mark saat ini. Terlihat tangan nya mengenggam erat juga ekspresi wajah nya yang berubah mengeras melihat itu. Sudah jelas bahwa orang ini sangat lah cemburu.
Tanpa sempat membuat sadar Changbin dan Mark atas kehadiran nya. Orang itu langsung berbalik arah pergi dari tempat ini. Dengan hati yang bergemuruh marah sekaligus sakit.
"Braaak...,"
"Hahahaha..., apa yang aku harapkan? Semua sudah jelas kan?! Apa yang kamu harapkan Lucas?!!! Mereka jelas sudah menjadi sepasang kekasih di belakang ku. Jangan menghayal Mark lagi Lucas. Hahahaha....," rancau Lucas tertawa miris mengingat hal menyakitkan itu.
Dia tahu sebenarnya buruk jika ia masih menghayalkan Mark. Padahal dia sudah memiliki hubungan dengan orang lain. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak bisa membohongi perasaan nya. Ia masih sangat mencintai Mark. Meskipun ia selalu mendikte otaknya untuk membenci dan melupakan lelaki manis itu. Ia tidak mampu mengelak kalau hatinya masih tertinggal di sana.
TBC
Padahal lagi semangat ngetiknya, lembaran naskahnya malah hilang 😭. Cobaan sekali😢