Chapter 23

303 25 2
                                    

Update juga ya wkwkwk

ꜱᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ, ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ, ꜰᴏʟʟᴏᴡ


Xavier melirik arloji nya cemas. Waktu keberangkatannya ke Singapura sudah terlambat 10 menit yang lalu, lantas mengapa ia masih disini? Itu semua karena Audy. Xavier menunggu Audy!

"Xavier, udah pergi sana! Mungkin Audy sibuk." Tutur Irene, Maminya.

Xavier menatap maminya itu. "Gak mau mi, mau dydy dulu. Masa tunangannya mau pergi, dia nya gak ngantar sih."

Irene menatap kesal anak semata wayangnya ini, sifat keras kepala Xavier benar-benar turunan suaminya, Bagas. Apa yang menjadi keinginannya harus terpenuhi!

"Ya kamu ngerti dong, mana tau dydy nya sibuk. Ih jadi tunangan kok gak pengertian." Ketus Irene.

"Mamii, aku anak mami apa bukan sih. Sensi mulu bawaannya ke aku." Sungut Xavier.

Bagas yang menyaksikan perdebatan ibu anak itu hanya diam dan memilih bermain game blok puzzle di handphonenya.

"Iya anak mami lah. Emang kamu mau jadi anak tante Miska?" Ujar Irene membuat Xavier mendelik kesal. Jika ada yang namanya reinkarnasi, dia tak mau menjadi anak tante Miska, kakak dari maminya itu.

Fyi, Tante miska ini tipe orang yang galak, judes, banyak mau nya lagi. Pantes di usia yang sudah menginjak 30 tahun belum menikah, karena terlalu banyak memilih. Satu hal dari sifat Tante nya itu yang gak di sukai sama Xavier terlalu mengurusi kehidupan orang lain.

"Papi, X naik private jet papi aja ya." Xavier duduk di samping papinya.

"Kamu punya kan, kenapa harus pakai punya papi?" Tanya Bagas tanpa menatap Xavier yang disampingnya.

"Gak mau, rumput tetangga lebih enak. Jadi X mau pakai punya papi aja."

"Sekarep mu mas! Udah sana pergi, Audy gak bakalan datang kesini." Ujar Bagas dan mulai menonaktifkan ponselnya, karena dirinya kalah bermain game.

"Hah? Papi tau dari mana?"

"Mariano, ayahnya Audy. Tadi papi chat dia buat nanya perihal Audy karena kamu rewel kalau gak ada Audy. Terus katanya Audy gak bisa datang karena tiba-tiba aja pas di sekolah tadi dirinya demam tinggi, dan harus dilarikan ke rumah sakit." Jelas Bagas.

Xavier spontan langsung bangkit dan lari keluar dari bandara. Masa bodo dengan urusannya di Singapura, Audy is number one.

Bagas yang melihat tingkah laku anaknya itu berdecak sebal. Sia-sia dirinya tadi menunggu beberapa jam di bandara kalau anaknya saja tidak jadi pergi. Buang-buang waktu!

"Mirip kamu! Udah sana bawa koper-koper Xavier." Tutur Irene membuat Bagas semakin meregut kesal.

"Xavier bodoh, bukan anak gue pokoknya." Gerutu Bagas dan mulai membawa koper dan barang-barang Xavier.

"Sayang tungguin!" Teriak Bagas kencang membuat beberapa pasang mata menatap mereka aneh. Irene berjalan mengabaikan teriakan suaminya itu, benar-benar bikin malu!

----- My Overdose -----

Xavier terlihat berlari kencang di lorong rumah sakit, mencari ruangan Audy di rawat. Tak sengaja matanya melihat Daren yang sedang mengobrol dengan salah satu suster di seberang koridor. Suster tersebut terlihat malu-malu. Emang dasar Daren buaya darat!

My Overdose (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang