Chapter 16-Dating-

1.7K 61 9
                                    

Annyeonghaseyo All👋👋 Setelah sekian lama ga update, akhirnya update juga ya. Pada nungguin gak? Pada kangen gak sama cerita aku? *Plak, ngarep😅. Sebelum Baca, alangkah baiknya saya mengucapkan terima kasih karena pembaca Cerita 'My Overdose' udah mencapai 22k+. Kalau ditanya, nyangka gak sih, kalau cerita nya akan sebanyak itu pembacanya? Ga nyangka banget. Karena akyu juga sadar diri. Gak mau terlalu berharap lebih. Soo, i sayy thank u so much for your time to read my story😊. Gak tau lagi mau ngomong apa selain makasih. Jujur akyuu terharu banget😢😭😭.

Udahlah ya curhatan dari akyu-nya. Skuyy langsung dibaca🤗🤗

Mianhae For Typo♪

-------

"sama siapa pacaran?"

"Abanggg. Kok bisa ada disini?" Tanya Audy kaget.

"Ya bisalah, kan abang udh bilang kalau pulang nanti ngantar bar--

"Sambil pelukan?" Sinis Audy memotong ucapan Daren.

Daren terkejut, bukan karena pengakuan dari Audy, namun karena nada yang dikeluarkan dari Audy. Karena selama hidup bersama dan tinggal dengan Audy, Daren tak pernah mendengar nada sinis. Dan ini kali pertama, Daren mendengarnya.

"Maksud dydy apa?" Bingung Daren.

"Pikir sendiri deh. Dydy capek mikir" ucap Audy.

"Ce. Jalan-jalan yuk, dydy bosan" seru Audy, lagi.

Daren mendengar panggilan 'ce' merasa terkejut. Dengan segera ia memalingkan wajahnya dari Audy ke arah Stephanie. Ya gadis yang selalu mencari perhatian kepadanya namun tak pernah di tanggapi oleh nya. Gadis yang selalu berjuang demi mendapatkan cinta darinya.

Sejak awal bertemu dengan Stephanie, Daren sudah merasakan perasaan yang berkecamuk. Hati yang selalu berdebar saat matanya bertemu pandang dengan mata Stephanie.

Namun ia hanya memendam rasa itu dalam diam. Karena ia tau bahwa tak mungkin dirinya mencintai Stephanie yang notabennya sahabat adik tersayangnya. Ia hanya takut jika Audy tak merestui hubungannya dengan Stephanie nantinya.

Lamunan nya buyar saat mendengar pintu tertutup dengan sangat keras, dan bisa ia Pastikan jika yang melakukan itu adalah adiknya, Audy.

Dengan langkah cepat, Daren keluar dari ruangan bundanya dan menyusul Audy dan Stephanie.

Ia terus berjalan di koridor rumah sakit mencari keberadaan dua gadis itu. Langkahnya berhenti kala melihat gadis yang dicarinya sedang duduk di bangku taman rumah sakit.

Namun keningnya berkerut saat tak melihat adiknya. Dengan perlahan ia mendekat kearah Stephanie.

"Hei" sapa Daren.

Stephanie yang memainkan ponselnya seketika menegang karena mendengar sapaan dari suara yang sangat dikenalnya.

Stephanie gugup, sumpah. Seketika mulutnya tak bisa bicara. Ia mendadak bisu saat berhadapan dengan seorang Daren Dirgantara.

"Kenapa diam? Gak senang ketemu sama gue setelah sekian lama?" Tanya Daren, lagi.

"Gak bisu kan?" Tanya Daren.

"Permisi kak" pamit Stephanie ingin beranjak dari duduknya, namun di tahan oleh Daren.

"Gengsi perempuan tinggi ya. Apa susahnya sih bilang kangen doang" seru Daren.

Stephanie menipis tangan Daren dengan perlahan. "Tingkat kepedean laki-laki tinggi ya. Merasa di kangenin, padahal gak!" Balas Stephanie.

Daren terkekeh pelan. Ia mengacak rambut Stephanie.

My Overdose (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang