19: Minimarket

869 82 6
                                    

"Iya, sudah sampai ini, tadi nitip apa?" Naruto melangkahkan kaki, berjalan menyosori lorong di salah satu minimarket di kotanya sambil menenteng keranjang belanjaan. Tangan kanannya memegang telepon genggam, dirinya dan Sasuke sedang teleponan dengan alasan 'takut Naruto lupa beli sesuatu'

"Pasta gigi sama madu. Lupa aku tambahin di list belanjaan tadi, maaf ya." Sasuke menyahut dari balik telepon, suaminya tersebut rebahan di rumah sementara Naruto pergi berbelanja karena kali ini adalah gilirannya. Tapi, belanja kali ini bukan belanja bulanan sih, Sasuke tidak pernah mempercayai Naruto untuk melakukan hal itu, kecuali kalau ditemani dirinya juga.

"Iya nggak apa-apa. Terus selain yang ada di daftar belanjaan, kamu gak mau nitip apa-apa lagi kan?"

"Nggak, nggak ada."

"Oke, udah ya. Teleponnya kuputus." Kini Naruto berjalan diantara rak-rak makanan ringan, menatap dari atas kebawah jejeran keripik kentang dan singkong yang sukses menggoda hasrat jajannya.

"Hmm." Fokus kembali pada suami menggemaskannya yang masih berada di balik telepon sana, senyum terulas di wajah Naruto.

"Kiss dulu, mana?"

-Piip-

Dan sambungan telepon terputus. Laki-laki dengan surai pirang itu terkekeh ditempat, tahu betul bahwa Sasuke pasti sekarang sedang malu-malu. Orang-orang suka mengira suaminya itu dingin juga tak berperasaan, padahal Sasuke hanya sedikit kesulitan mengekspresikan perasaan. Lucu. Naruto jadi makin cinta.

Setelah membayar semua belanjaan dan membeli sekaleng kopi panas, Naruto lantas berjalan keluar dari minimarket sambil menghirup udara tanpa pendingin ruangan. Kakinya melangkah, bersiap berjalan pulang sebelum--

"Belanja bulanan?"

Kepalanya menoleh dan Naruto sontak berjengit ketika mendapati kakak iparnya--Itachi Uchiha sedang meminum kopi sambil menatap dirinya dari sisi mata. Naruto lantas tersenyum dan mengangguk, ia melangkahkan kaki untuk duduk di satu kursi lainnya yang berada di meja yang sama dengan Itachi. "Kak Itachi sendiri sedang apa?"

"Menghabiskan sore hari." Itachi bersandar di kursi, menutup mata sambil menikmati semilir angin yang meniup wajah, menolak abai pada keberadaan Naruto di sebelahnya. "Memang biasa belanja bulanan sendiri?"

"Ah, enggak sih kak, biasanya kita belanja bulanan bersama atau kadang juga Sasuke sendiri. Kalo sekarang sih, aku sedang membeli barang-barang yang sudah habis, tidak masuk belanja bulanan hehe." Jawab Naruto sambil terkekeh, Itachi balas mengangguk dan kembali terdiam.

"Kak Itachi....sedang ada masalah, kak?"

Mata hitamnya melirik ke arah sang adik ipar, "Memang kenapa?"

Kepalanya digaruk, Naruto mengalihkan arah pandang ke lantai, "Kak Itachi terlihat sendu gitu sih. Maksudku-- kan kak Itachi biasanya terlihat tegas atau cool, tapi kali ini hawanya lain, kak."

Itachi tertawa kecil, tak menyangka ekspresinya akan dapat terbaca oleh Naruto, orang yang paling tak ia duga bisa melakukannya. Namun Itachi tak lantas menjawab, hanya mengubah posisi duduk dan beralih menatap lawan bicara tepat dimata, "Disebut ada masalah sih, tidak. Tapi aku hanya sedang kepikiran satu dua hal."

Ekspresi lega terlukis di wajah Naruto, "Ah syukurlah kalau begitu kak. Tadinya aku juga berpikir sih sekelas kak Itachi paling kalau ada masalah juga, masalah bingung mau menghabiskan uang kemana." Itachi tertawa, diikuti oleh Naruto. Memang dasar candaan orang kaya.

"Ah bisa saja kau ini.  Omong-omong, adikku kabarnya bagaimana?"

Wajah Naruto yang memang seakan berbinar cerah kini semakin terlihat menyilaukan saja ketika Itachi menanyakan kabar orang yang dicintainya tersebut. "Sehat, kak! Tenang saja kak Itachi, Sasuke berada di tangan yang tepat. Ia aman bersamaku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUNNY | Naru•Sasu [Sequel Childhood Memories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang