Berselimut tebal di pagi hari yang teramat dingin mampu membuat seorang Uzumaki Naruto terlelap tidur dengan nyaman, wajahnya tersenyum menikmati kehangatan di balik selimut. Bahagia bagi Naruto itu sederhana, berselimut di pagi hari yang dingin merupakan salah satunya.
Sayangnya, kebahagiaan bagi Naruto itu sama sekali tidak dipedulikan oleh Sasuke, suaminya harus membantunya menata rumah di hari libur ini, dan itu mutlak. Sasuke tak suka dibantah, persetan disebut suami galak, toh Naruto-nya juga suka dia yang seperti itu
"Naruto, bangun." Ucapnya pada sang suami, lengan di letakkan di pinggang, pose angkuh. Naruto tak lantas menuruti perintahnya, ia hanya menggumam pelan dan beringsut melingkarkan diri seperti kucing
"Naruto." Panggilnya lagi, kali ini lebih menuntut- dan suaminya tak kunjung menjawab, malah semakin nyenyak terlelap.
Sasuke memutar bola matanya jengah, ingatkan ia lagi kenapa ia bersedia menikahi pria pemalas seperti Naruto. Dipegangnya sisi selimut, manik masih menatap sang suami. "Naruto, bangun. Kau sudah janji akan menemaniku bebenah rumah hari ini."
Kesal karena masih tak ada respon, Sasuke lantas menarik selimut yang digunakan Naruto, membuat sang pemilik reflek menariknya balik- dan terjadilah adegan tarik menarik selimut diantara sepasang suami tersebut. "Ck! Naruto!"
"Aku ingin tidur Sasuke! Tubuhku rasanya sakit semua gara gara menemani bosmu mendaki gunung tempo hari, ya ampun tulang tulang punggungku." Keluh Naruto seraya memasang ekspresi nelangsa, meminta belas kasih dari sang terkasih.
"Tapi kamu sudah janji, masa tidak ditepati sih. Laki laki bukan?" Sindir Sasuke pedas yang sayangnya sudah tidak mempan pada Naruto- sejak bayi tumbuh bersama tentu saja membuatnya tumpul dikatai sindiran pedas dari Sasuke, logikanya jika Naruto tak sanggup mana mungkin ia akan memiliki status sebagai suami Sasuke sekarang ini.
"Laki laki kok, hari rabu kemarin kan sudah melakukannya, mau melihat bukti ke laki lakianku lagi?" Tanya nya jahil, sengaja memancing Sasuke untuk semakin kesal dan memerah di wajah
"Dasar bodoh, mesum, idiot."
"Tapi aku si bodoh, mesum, idiot milikmu selamanya Sasuke. Mohon diterima saja ya takdirnya."
Sasuke berdecak kesal, ia lalu melempar bantal yang bisa ia raih ke arah Naruto. "Ya sudah biar kubereskan sendiri. Tidak butuh bantuanmu!" Sebelum sempat melangkahkan kaki lebih jauh, tangan Naruto sudah lebih dulu menarik pinggangnya, Sasuke tersentak mundur dan dengan cepat ia terjatuh di kasur- serta pelukan Naruto.
"NARUTO DOBE BEGO LEPASIN!" Sasuke berontak, mendorong segala bagian tubuh Naruto yang dibalas sang suami dengan pelukan tubuh yang semakin erat.
Terengah engah karena capek, Sasuke terhenti sesaat, maniknya menatap netra Naruto dengan ekspresi memohon. "Please Naru, lepasin. Aku mau beres beres." Tidak tahu kenapa rasanya tiba tiba ia ingin menangis
Naruto yang dengan cepat menyadari itu hanya semakin menempelkan tubuh keduanya, di tepuk tepuknya pelan kepala Sasuke dan di usap usap pula punggung sang suami tercinta. "Kamu kalau memohon gitu kenapa kesannya seperti Naru bakal apa apainin Sasu sih? Cuma minta dipeluk sayang, gak macem macem. Cup cup."
Sasuke meringis, "Nyebelin banget sih kamu. Sudah ingkar janji, sekarang mau menghalangiku yang mau bebenah rumah? Mau kusebut brengsek hah?"
Naruto terkekeh pelan, "Aku ingin membantumu Sasuke, tapi jangan pagi hari ini ya? Aku masih ingin menikmati hangatnya berada di balik selimut. Aku pasti bakalan ngebantu kamu kok 'Suke, jangan mikir aku pemalas gitu dong." Sasuke merengut, "Bohong."
"Mana ada bohong aku kan sudah janji. Tidak percaya? Kamu ingat gak sih dulu kita juga pernah buat janji untuk menikah, apa aku ingkari? Kan tidak, kita sudah menikah sekarang." Mendengar penuturan Naruto tersebut membuat Sasuke termenung, ia kembali teringat bahwa pria di pelukannya ini adalah orang yang telah menjanjikan kehidupan pernikahan yang membahagiakan sejak kecil dulu.
Melihat tak ada respon apapun lagi dari sang pujaan hati, Naruto lanjut berujar, "Sekarang aku ingin quality time sama suamiku dulu. Tolong ya?" Naruto mengusak usak lembut rambut hitam Sasuke yang ia balas dengan dengusan kecil, "Yasudah. Siang nanti benah benah rumah ya."
"Ah Sasuke, you're literally the best husband ever, hun. Love you so damn much."
Sasuke balas tertawa, "Dari dulu kamu gak pandai bahasa Inggris, tapi gak tau kenapa kalo buat kalimat gombal berbahasa Inggris kamu lancar terus." Naruto tertawa kecil, lalu semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh hangat sang suami.
Sasuke tersenyum tipis, matanya terpejam menikmati kehangatan dibalik selimut hangat bersama sang terkasih.
Bahagia bagi Naruto dan Sasuke itu sederhana, bersama suami berbagi kehangatan di balik selimut tebal di pagi hari yang dingin adalah salah satunya.
6: Warm -END
-Chochojjinie
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNNY | Naru•Sasu [Sequel Childhood Memories]
FanficMasih dengan status pengantin baru, inilah manis-pahitnya kehidupan cinta Naruto dan Sasuke. [KUMPULAN ONESHOT] [Cerita ini sequel dari Childhood Memories, aku saranin baca fanfiction ku yang itu dulu sebelum baca yang ini, tapi kalau kamu ngegas ma...