"Halo? Ah Hinata, iya aku paham. Hu um."
Helaan nafas berhasil lolos kembali dari bibir Sasuke, entah sudah ke berapa kali hari ini. Ia kesal, sangat. Suaminya total abai dan sibuk dengan panggilan di telepon dengan salah satu teman masa kecil mereka- yaa tidak total abai sih, tapi tetap saja Sasuke merasa diabaikan beberapa hari belakangan ini.
Usia pernikahan yang memasuki bulan keempat katanya memang akan masih penuh hal hal manis, sayangnya Naruto- suami sialannya itu seakan ingin menghancurkan kalimat dari 'kata orang' itu sekarang ini
"Iya, hm? Ah tidak kau sama sekali tidak merepotkanku Hinata. Santai saja kita kan teman, aku yakin Sasuke juga berpikir demikian." Ucap sang pemuda bersurai bak durian tersebut sembari masih memegang smartphone di tangan kanannya yang lalu di tempelkan ke telinga kirinya
Sasuke dongkol, total dongkol ketika mendengar balasan Naruto pada seseorang di seberang telepon itu.
Jadi ceritanya, sekitar 2 minggu yang lalu ia dan suaminya mendapat kabar bahwa Hinata Hyuuga akan segera menikah dengan Kiba Inuzuka- teman semasa SMA mereka juga. Sasuke dan Naruto jelas ikut bersuka cita mendengar kabar tersebut, terutama Naruto tentunya. Ia tak percaya kedua temannya akan segera menikah menyusulnya dan Sasuke
Awalnya tak ada perubahan signifikan, mereka ikut merayakan nya di bar di hari yang sama pengumuman itu tersebar. Semuanya normal, hingga panggilan halus dari Hinata yang disusul seruan semangat dari Kiba pada Naruto mulai mengubah hari harinya selama seminggu belakangan ini
Mereka meminta tolong pada suaminya untuk mencarikan mereka wedding organizer yang bagus- katanya sih karena Naruto pernah menikah, jelas tahu mana jasa yang terbaik. Oh catatan terpentingnya, wedding organizer yang dipakai jasanya oleh Naruto pada hari pernikahannya bersama Sasuke tak bisa dipakai oleh Hinata dan Kiba karena mereka pasangan straight.
Sasuke awalnya oke oke saja, toh suaminya memang gemar menolong orang terutama teman teman mereka. Hingga frekuensi berteleponan antara Naruto dan Hinata mendadak intens belakangan ini. Sasuke tahu Naruto dan wanita pemilik marga Hyuuga tersebut hanya membahas masalah persiapan pernikahan, ia jelas tahu karena Naruto sendiri yang rajin memberitahunya
Tapi, memang salah kalau ada rasa tidak suka ketika suaminya sering berteleponan dengan wanita lain? Ck se polos polosnya Sasuke soal percintaan ia yakin betul rasanya tak salah, itu jelas merupakan hal yang wajar. Apalagi ketika bahkan di malam sebelum tidur atau pagi hari saat akan memulai hari seperti sekarang ini sang wanita Hyuuga tersebut menelepon sang suami- yang membuatnya sukses diabaikan
"Ah kalau soal dekorasi bunga sih aku yakin pilihan kalian kemarin sudah yang terbaik. Iya. Ha? AHAHAHAHAHA YAAMPUN HINATA JANGAN BERCANDA BEGITU AH, Eeh- kau serius? Pfft astaga..." Naruto menepuk nepuk pelan kepala Sasuke sebelum tangannya meraih gelas berisikan kopi panas di mug putih bertuliskan 'happy wedding' yang merupakan salah satu hadiah pernikahan dari ibu mertuanya- Kushina.
Sasuke menatapnya tajam- kode meminta 'sedikit' perhatian yang jelas saja pria Uzumaki itu tak paham arti tatapan mengerikan yang dilontarkan sang mantan pemilik marga Uchiha padanya
Ia mendadak mengangkat mug sambil masih berteleponan dengan Hinata, dan nyengir lebar. "Maaf Sasuke, aku minum dari gelasmu ya? Hehe sorry babe." Bisiknya. Maka kembali lah ia letakan mug tersebut di meja makan dan beralih ke balik counter dapur untuk menyiapkan kopinya sendiri.
Sasuke diam diam menjerit frustasi di benaknya. Persetan dengan Naruto yang salah minum kopi dari mug nya ia sama sekali tidak peduli dengan kesalahan itu. Ia ingin perhatian dari Narutonya
"Ah? Weekend? Tentu aku lowong. Mau mencari tempat yang menjual souvenir bersama? Oke oke, tenang saja aku siap kok."
Dan saat itu juga urat saraf kesabaran Sasuke terputus. Weekend adalah saat dimana ia dan Naruto harusnya saling memadu kasih bersama setelah letih bekerja dari senin hingga jum'at- dan si bodoh sialan berambut kuning itu ingin pergi bersama wanita lain di hari itu? CUKUP, SASUKE MUAK
Persetan dengan segala image cool yang ia miliki, sekarang ia akan melakukan sesuatu yang ia yakini akan mengubah pikiran sang suami untuk pergi dengan Hinata di weekend ini detik itu juga.
"Sasuke? Dia sama sekali tidak--" mendadak Naruto terhenti dan menoleh ke belakang dimana suaminya sedang memeluknya erat, menyalurkan kehangatan. "Sasuke? Kenapa?" Tanya nya setengah berbisik mengingat ia masih berteleponan dengan Hinata.
Tak ada jawaban
Naruto berucap pelan, "Hei Sasuke, aku kan sudah minta maaf soal kopi mu tadi. Maaf ya? Ah tidak Hinata, bukan apa apa. Sasuke hanya mendadak ngambek karena aku salah meminum kopinya tadi haha."
Sasuke masih diam, ia sangat kesal tapi tak bisa marah- tidak ketika ia tahu suaminya hanya berniat menolong kawan lama mereka tanpa peka bahwa Sasuke sedang ngambek karena ia abaikan beberapa hari ini.
"Iya weekend jadi kok, jam-"
"Jangan pergi..."
Naruto mendadak mematung, ia menatap Sasuke heran. "....Ya? Apa?" Tanya nya meminta pengulangan.
"...Uhh Naru jangan pergi..." Sasuke mengusak usakan kepalanya pada kemeja putih Naruto, tak memedulikan bahwa kain itu bisa kusut karena ulahnya
Naruto terkejut, "Sasuke? E-ehh... T-tapi kan aku ingin membantu mempersiapkan pernikahan Hinata dan Kiba. Mereka ini... Umm teman kamu juga lho?" Ucapnya seraya agak menjauhkan telepon, atensi nya beralih pada Sasuke.
Sasuke mengangkat kepalanya, maniknya berkaca kaca, "Jangan Naru...uhh please jangan..." Pelukan semakin di eratkan, gesekan kepalanya pada kain baju Naruto semakin di intens kan. Naruto total terkejut dengan perilaku pasangan hidupnya yang biasanya menjunjung tinggi image cool bahkan di kehidupan sehari hari.
"Ta-tapi 'Suke..."
Sasuke mendadak berhenti dan tubuh Naruto masih mematung di tempat. "Kalau.. Umm kalau Naruto tidak pergi weekend Nanti, Sasu pakai bando kucing yang Naru beli bulan lalu."
Naruto meneguk ludah gugup, membayangkan Sasuke memakai bando telinga kucing sanggup membuatnya sedikit goyah. "Tapi Sasuke..."
"Naruto boleh nambah jatah-"
Ia membeku
"-sepuasnya."
Secepat kilat Naruto meraih smartphone yang tadi terabaikan dan berkata, "Maaf, Hinata... Anu, itu aku lupa weekend nanti aku sudah ada acara dengan Sasuke. A-ah iya, iya dia baru saja mengingatkanku. Maaf ya Hinata, mungkin lain kali saja. Aku akan usahakan untuk meluangkan waktuku. Iya. oke. terimakasih. Selamat menjalani hari."
Dan ia segera menoleh pada Sasuke yang sudah kembali duduk di meja sambil menyesap kopi nya dengan khidmat.
"S-s-Sasuke, yang tadi serius kan?"
Bibirnya menyeringai di balik mug mendapati tingkah Naruto, "Memang aku bilang bahwa aku serius? Aku sudah ada janji dengan kakak ku weekend ini. Maaf ya, Naruto."
Dan Naruto bersumpah ia bisa mendengar suara tawa jahat Sasuke di benaknya saat itu juga
Jadi... Life lesson untuk Naruto hari ini adalah jangan pernah abaikan Sasuke untuk waktu yang lama.
7: Attention -END
-Chochojjinie
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNNY | Naru•Sasu [Sequel Childhood Memories]
FanficMasih dengan status pengantin baru, inilah manis-pahitnya kehidupan cinta Naruto dan Sasuke. [KUMPULAN ONESHOT] [Cerita ini sequel dari Childhood Memories, aku saranin baca fanfiction ku yang itu dulu sebelum baca yang ini, tapi kalau kamu ngegas ma...