2: Morning

3.3K 243 8
                                    

"Dokumenmu sudah?"

"Sudah, makan siangnya?"

"Sudah dimasukan ke dalam tas mu."

"Oke." Pemuda bersurai pirang tersebut menyahut sambil menyisir ke belakang rambut pirangnya yang masih belepotan gel rambut

Hal yang ia lakukan tersebut tak luput dari pandangan mata pemuda bersurai hitam yang sejak tadi berdiri menatapnya dengan jengah, "Berhenti menyentuh rambutmu Uzumaki Naruto, percuma kau pakaikan gel rambut kalau di acak acak lagi." Decaknya kesal

Pemuda yang bernama Naruto Uzumaki tersebut nyengir merasa tak bersalah, "Maaf Sasuke, habis tak biasa pakai gel rambut sih, rambutku selalu kubiarkan tak tertata."

Sasuke- laki laki yang memiliki surai hitam - berjalan maju, menutup pintu rumah dan menguncinya cepat. "Sudah tahu begitu kenapa masih dipakai?"

"Habisnya kekasih hatiku yang beli, sayang banget kalo gak dipake kan." Menaikkan sebelah alisnya genit, Naruto tersenyum senyum menyebalkan pada Sasuke. "Dasar bodoh." Balas sosok pemuda yang dipanggil Naruto dengan sebutan 'kekasih hati' tersebut- meski berkata demikian, wajahnya justru merona merah yang dengan cepat disadari Naruto yang kini terkekeh senang.

Keduanya melangkah masuk ke dalam garasi. Setelah membukakan pintu mobil untuk Sasuke seraya berucap 'Silahkan, yang mulia' yang dibalas dengusan geli dari orang bersangkutan, Naruto lalu masuk ke dalam mobil sebagai pengemudi.

"Sabuknya dipakai, sayang." Ucap Naruto lembut ketika hendak menjalankan mobil dan melihat Sasuke masih asik bermain handphone. "Hmm." Sasuke meraih sabuk dan memakaikannya di tubuh lalu kembali bermain handphone.

Setelah mobil berjalan di lalu lintas yang masih lumayan lengang, Naruto melirikan matanya pada Sasuke yang terduduk di sampingnya-masih asik bermain handphone

"Sedang menghubungi siapa sih Sasuke?" Tanya nya penasaran. "Kak Itachi." Balas Sasuke singkat yang disambut dengusan dari Naruto.

"Apa katanya?"

Sasuke meletakkan handphone nya di dashboard lalu memfokuskan pandangan pada jalan raya, "Biasa, menanyakan apakah aku sudah berangkat kerja atau belum, diantar kamu atau tidak." Ucapnya datar. Naruto mengusap wajahnya lelah, "Sudah 2 minggu menikah tapi kelihatannya kakakmu masih belum mempercayai aku, Sasuke."

"Bukannya tidak percaya padamu Naruto, kakak ku hanya khawatir. Dan mungkin juga karena tidak ada orang lain lagi yang harus ia beri perhatian selain adiknya ini." Ucap Sasuke seraya tersenyum kecil menanggapi. "Suruh kakakmu cari gandengan kalau begitu, biar tidak menanyakan perihal rumah tangga adiknya terus." Sahut Naruto seraya tertawa kecil.

"Sudah kusuruh sejak dulu, sayangnya kakak ku sepertinya betah dengan statusnya yang sekarang." Mengusap wajahnya letih, Sasuke kini kembali mengingat peristiwa dimana ia kerap kali menyuruh kakaknya mencari tambatan hati agar berhenti mengurusi kehidupannya.

"Aku ingat lima hari yang lalu ketika kita sedang bercinta, ia tiba tiba meneleponmu dan bertanya kau sedang apa karena dia tiba tiba merasa tidak enak badan. Yaampun jika bukan karena wajah merona mu sepertinya aku sudah kehilangan mood untuk melanjutkannya." Naruto mengerucutkan bibirnya merasa sebal, lain dengan Sasuke yang wajahnya kembali memerah karena teringat kejadian itu- ia ingat harus menahan lenguhannya karena Naruto enggan berhenti dan kakaknya tidak mau mengakhiri telepon sebelum adiknya mengirim pap wajah --Sasuke hampir berteriak frustasi saat itu.

Mobil yang dikendarai Naruto dan Sasuke pun berhenti di parkiran sebuah perusahaan besar, disusul dengan kedua pria yang keluar dari pintu masing masing sisi mobil.

Melangkah beriringan kedua lelaki itu memasuki perusahaan- disambut dengan senyuman dan sapaan para karyawan lain

"Selamat pagi Uzumaki-san." Sapa seorang pegawai wanita yang dibalas anggukan keduanya

Jika boleh jujur, Sasuke masih belum dapat terbiasa dengan nama belakangnya yang sekarang, iya- Sasuke Uzumaki. Kadangkala ketika orang orang menyapa nya dengan 'Uzumaki' ia loading sebentar sekitar dua detik sebelum akhirnya teringat namanya sekarang adalah Uzumaki dan orang orang akan menyapanya dengan panggilan demikian sekalipun Naruto tak ada di sekitarnya.

Lift terbuka dan mereka berdua masuk bersama. Sasuke menoleh pada Naruto yang dibalas naiknya kedua alis sang Uzumaki. Tangan nya yang kurus pucat terangkat untuk membereskan dasi garis garis milik sang suami dan menepuk dada nya pelan, "Biar rapih." Ucapnya

Naruto tersenyum lebar, "Sayang Sasuke pake banget." Kekasih hati dari Naruto Uzumaki tersebut mendengus geli tak membalas.

Di pikir pikir, diam diam Sasuke masih merasa tidak percaya bahwa ia telah menikah dengan cinta pertamanya sejak kanak kanak dulu. Setelah rollercoaster emosi yang dirasakannya semasa SMA dulu dengan Naruto, kini ia sudah sah menjadi seorang suami dari sang Uzumaki.

Sasuke sendiri masih belum percaya.

DING!

Ketika pintu lift terbuka, Naruto berjalan duluan dengan mengenggam tangan Sasuke.

"Sasuke, hari ini pun ayo berjuang bersama sebagai pasangan hidupku." Ucap Naruto seraya menoleh padanya

Sasuke tersenyum tipis lalu mengangguk.

Inilah keseharian hidup Sasuke Uzumaki dan Naruto Uzumaki dalam pernikahan mereka yang masih berusia muda, penuh suka duka dan pastinya cinta.

1: Morning - END

-Chochojjinie

SUNNY | Naru•Sasu [Sequel Childhood Memories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang