•3. Kenal

33 1 0
                                    


Baru saja dua langkah kaki yang di gerakkan oleh Asha dan Vania. Tiba-tiba saja terdengar suara panggilan bernada berat dari seorang lelaki yang sukses membuat tubuh dua siswi itu langsung terdiam kaku. Wajah Vania seketika memucat tegang dan kegugupan mulai hinggap di benaknya. Asha yang juga merasa kaget dengan sigap langsung mendongakkan kepalanya ke atas.

"Tuh kan, Sha." bisik Vania, "Gue bilang juga apa, emang kita nggak bakalan bisa ngelewatin mereka dengan mudahnya,"

"Kalau udah begini, tamatlah riwayat kita." sambung Vania dengan pasrah.

Asha mendenguskan napasnya sebal lalu kemudian memasangkan wajah senyum nan ceria. Seakan-akan bahwa tidak ada ketakutan sedikitpun di wajahnya. Padahal sebenarnya, kaki Asha sudah bergetar gugup sedari tadi. Dan dari pada menjadi masalah, Asha lekas membalikkan badannya lalu menatap wajah seorang lelaki dengan pakaian seragam yang berantakan, tidak mengenakan dasi, di sertai gelang hitam yang melingkar di lengan kirinya.

Tidak berlangsung lama Ezza pun melambaikan tangannya seraya mengisyaratkan guna menyuruh Asha dan Vania untuk menghampiri dirinya.

"Iya, Ada apa ya?" ujar Asha setelah ia sampai di dekat tubuh seorang siswa yang berhasil merusak mood-nya di pagi ini. Tak lupa juga ia senantiasa menggandeng Vania yang mati kutu di hadapan anak-anak geng Venom ini.

"Lo mau ke mana?" Tanya Ezza dengan nada datar.

Asha melebarkan kedua kelopak matanya, bingung dan tidak habis pikir dengan lelaki satu ini. Ia memanggil dirinya hanya untuk menanyakan hal tidak penting itu.

"Ya ke kelas lah. Lo nggak denger udah bel masuk?" ketus Asha sontak membuat tiga teman Ezza terpelonjat kaget bukan kepalang.

"Eit, santai dong. Jadi cewek kok galak amat," goda Berto menegapkan badannya. "Kita juga denger kok bel masuk sekolah."

"Kalau denger kenapa nanya lagi?" balas Asha sedikit merendahkan.

Melihat sikap Asha yang berani menaikkan suaranya di hadapan mereka. Ezza mendadak terkekeh pelan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya sedikit.

Ezza kemudian ikut menegapkan badannya sembari mendekat ke tubuh Asha. Ketika cowok itu hampir menabrak badannya sesegera mungkin Asha mundur beberapa langkah agar tubuhnya tidak bersentuhan dengan tubuh cowok itu.

"Lo anak baru ya?"

"Kalau iya emang kenapa, masalah buat lo?!"

"Woi cewek!! Lo tau nggak siapa yang lo ajak bicara?!" gertak David tidak terima Ezza dibentak semena-mena. Melihat David teriak, Asha kini mulai ketakutan mendengar aroman mereka yang tampaknya sudah mulai kesal.

"Sssttt," Ezza melirik David sembari meletakkan jarinya di mulut. "Nggak apa-apa, Vid. Gue sedikit tertarik sama nih cewek,"

Mendadak Ezza seketika mencengkeram dagu Asha dan mengangkatnya sedikit mendongak ke atas. Kejadiannya begitu cepat bahkan sampai membuat Asha sendiri bingung dengan apa yang terjadi padanya sekarang.

"Kenalin. Gue Ezza, ketua geng Venom." saut Ezza ramah walaupun tampang lawan bicaranya sekarang sudah ketakutan setengah mati.

"Lepasin nggak?!" berontak Asha berusaha melepas cengkeraman Ezza yang semakin menguat.

"Gue nggak bakal lepasin ini sampai lo minta maaf sama gue,"

ALTEZZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang