Pagi sudah tiba, David telah bangun namun melihat Sheyla yang masi nyanyak dia membiarkan nya dan tidak membangunkan nya.Semalam dia mengubah posisi tidur Sheyla menjadikan paha nya sebagai bantal untuk kepala Sheyla lalu dia menaikan kaki Sheyla di kursi panjang tersebut.
Hari juga mulai siang semua pelayan dan prajurit mencari keberadaan pangeran karna tamu dari kerajaan sebrang sudah tiba.
"Sudah ku duga kau berada disini.." Diven memberhentikan langkahnya saat melihat kalau ternyata David tidak sendirian disana melainkan bersama seorang gadis dan dia adalah Sheyla.
"Ayah mencarimu tapi kau malah disini?" Tanya Diven. Diven mendekat ke mereka berdua melihat wajah Sheyla yang pucat Diven memegang kening Sheyla. "Sepertinya Sheyla demam, apa semalaman dia disini bersamamu? Ah dia pasti masuk angin." Ucap Diven.
David langsung memegang kening Sheyla dan benar saja suhu tubuhnya sangat panas. Saat Diven mau mengangkat tubuh Sheyla "mau kau apakan dia?." Tanya David. "Aku akan membawanya ke kamarnya lalu memanggil tabib." Namun tangan nya di tepis oleh David, kemudian David yang menggendong Sheyla.
Dia berjalan ke kamar Sheyla melewati halaman istana yang pastinya ramai oleh para tamu, tidak perduli semua orang melihatnya sekarang yang terpenting adalah bagaimana dengan Sheyla.
"Tolong panggilkan tabib istana, Sheyla butuh di periksa." Ucap David pada pelayang yang ada disana.
"David apa-apaan ini?." Tanya paman nya Ernest yang datang ke kamar Sheyla. "Dia demam dan aku tidak bisa tinggal diam." Ucap David.
"Tapi seharusnya kau berada disana! tinggalkan dia sekarang dan pergi ke depan untuk menyambut tamu." Ucap Eenest.
"Maaf paman, tapi aku sudah bilang Sheyla adalah tanggung jawabku karna aku yang mengizinkan nya untuk tinggal..."
"Pergi ke depan sekarang!" Potong Ernest dengan penekanan. Ernest adalah panglima tempur dari kerajaan mereka adik dari kakak nya ini adalah orang paling tegas setelah Ayahnya.
David menurut meninggalkan Sheyla dengan para pelayan dan tabib disana.
Setelah mengganti pakaian nya David hanya diam duduk di meja makan, dimana keluarga kerajaan sebrang juga sudah berada disana.
Raganya mungkin berada disini tapi fikiran nya sekarang tengah menghawatirkan Sheyla. Seharusnya dia tidak mengajak Sheyla untuk kesana malam itu, kalau saja dia tidak mengajak nya kesana mungkin sekarang Sheyla tidak akan sakit. Pikirnya.
"Pangeran." Panggil ratu Elisa.
"Ada apa Ibu?" Tanya David yang terkejut."Apa kau melamun? Raja Cristof bertanya padamu." Ucap ratu Elisa.
"Ah maafkan aku tadi aku tidak mendengarkan nya" ucap David.
•••
Acara selesai, semua tamu juga sudah pulang meninggalkan putri Cecila di istana ini sebagai pengenalan tempat, sebelum dia dan pangeran resmi bertunangan.
"Panggeran tunggu." Ucap putri Cecila yang sedari tadi mengikuti pangeran David.
"Ada apa?" Tanya Pangeran.
"Kau mau kemana? Bukannya kau harusnya mengajakku berkeliling?" Ucap putri Cecila. "Aku akan memanggil pelayan untuk mengantarmu, sekarang aku sedang ada urusan." Ujar Pangeran David.
"Tapi pangeran.."
"Pedro tolong kau temani putri Cecila untuk berkeliling." Ucap pangeran David saat melihatnya berpapasan.
Belum sempat Pedro menjawab David sudah bergegas pergi.
David sampai di kamar Sheyla dia menghawatirkannya sekarang. David berhenti di pintu saat melihat Diven sudah berada disana terlihat Sheyla yang masi tertidur dengan David yang terus menatapnya. Entah mengapa David jadi malas untuk kesana karna keberadaan Diven dia berbalik untuk kembali ke kamarnya.
______________________
Di tempat lain Pedro mengajak putri untuk berkeliling istana dia mengajak putri ke tempat tempat lalu menjelaskan nya. Cecila berhenti saat melihat seseorang yang tengah mengayunkan pedangnya.
"Pangeran tunggu, siapa dia?." Tanya Cecila. Pedro tampak malas untuk melihatnya namun dia akhirnya menjawab "dia Luis, adik dari Pangeran David." Ujarnya.
"Tapi kenapa dia tidak ada saat makan keluarga tadi?" Tanya Cecila.
"Kau tanyakan langsung saja pada Pangeran David, sampai sini dulu apa kau masi ingat jalan ke kamarmu?" Tanya Pedro, putri Cecila mengangguk lalu Pedro pergi menibggalkan nya.
Cecila memperhatikan Luis dengan penasaran namum mendekatpun dia tidak berani akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke kamar nya.
Di sisi Lain Sheyla mulai membuka matanya, kepalanya pusing dan badan nya terasa sangat lemas. Yang dia lihat sekarang adalah pangeran Diven, Sheyla agak kecewa karna bukan pangeran David yang di depan nya sekarang.
"Kau baik baik saja Sheyla?." Tanya pangeran Diven sambil membantunya untuk duduk.
"Aku tidak apa pangeran, hanya sedikit lemas dan terimakasih sudah menemaniku." Ujar Sheyla dengan nama lemas.
"Apa kau semalaman bersama Pangeran Makhota di taman labirin?" Tanya Diven.
Sheyla yang masi lemas tidak mampu untuk menjawab nya. "Tak apa tak perlu di jawab, istirahatlah supaya besok sudah sehat." Ucap Diven, "tabib sudah memberikan obat mungkin nanti pelayan akan membawakan nya untukmu. Aku pamit." Ucap Diven lalu pergi dari kamar.
Bagaimana dia bisa berada dikamar? Apakah dia sampai pagi berada disama dengan pangeran David? Bagaimana dengan acara nya? Apakah dia mengacau acara? Batinnya.
Banyak sekali fikiran sekarang dan itu membuatnya tambah pusing. Sheyla kembali tidur untuk menghilangkan pusingnya.
Makasih buat yang udah baca dan vote❤
KAMU SEDANG MEMBACA
PAST EMPIRE
Historical FictionWaktu pertengahan bulan dimana terjadinya fenomena bulan purnama utuh disitulah terbukanya portal antar dimensi. Sheyla gadis yang tidak tau apa-apa, tiba-tiba terpental ke dimensi lain. berada di zaman yang berbeda membuat Sheyla kesusahan untuk be...