06

38 16 7
                                    

Hari selanjutnya Sheyla sudah sembuh, memang badan nya masi lemas namun dia memutuskan untuk keluar mencari sinar matahari pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari selanjutnya Sheyla sudah sembuh, memang badan nya masi lemas namun dia memutuskan untuk keluar mencari sinar matahari pagi.

Menghirup udara segar melihat bunga bermekaran di taman membuat perasaan nya tenang, sudah 2 hari dia hanya dikamar dan hari ini rasanya sangat bebas.

"Hey Sheyla." Panggil pangerab Mateo.
"Oh pangeran." Sheyla membungkuk menyambut kedatangan pangeran Mateo.

"Wah lama sekali kita tidak bertemu ya, terakhir aku melihatmu saat kau di gendong kak David saat acara penyambutan.."

"Maksudmu pangeran menggendongku dan kejadian itu dilihat semua orang?." Tanya Sheyla agak terkejut.

"Tentu saja, kau tau aku seperti melihat pemandangan masa lalu saat sahabatku Alicia tenggelam di kolam dan di selamatkan Kak David ah aku jadi merindukan nya." Sheyla hanya terdiam mendengar ucapan Mateo.

"Oh iya aku akan berlatih hari ini, kau mau ikut? hanya di tempat latihan istana bukan di hutan."

Sheyla awalnya menggeleng, tapi sepertinya Mateo memaksanya bukan mengajaknya.

Dia sampai di tempat para Ksatria berlatih, ada pangeran Rayan juga disana dan juga dia melihat pangeran Luis yang sedang berbicara dengan seorang gadis. Tunggu siapa gadis itu?

"Pangeran Mateo, siapa yang disana bersama pangeran Luis?" Tanya Sheyla.

Mateo menatap dimana Sheyla menunjuk "aah dia adalah putri Cecila, calon tunangan pangeran Makhota." Jawabnya.

"Tapi kenapa dia bersama pangeran Luis?"
Mateo hanya mengangkat kedua pundaknya tanda tidak tau.

"Sejak kapan mereka dekat?" Gumam Sheyla.
"Kenapa putri Cecila tidak minta tolong kepada Pangeran David saja untuk mengajarinya pedang, kenaoa harus minta tolong pangeran Luis?"
"Ah aku jadi ingin berlatih pedang juga." Ucap Sheyla.

"Kau ingin berlatih pedang?"

"Aakkh" Sheyla terkejut karna kedatangan Pangeran Rayan.

"Pangeran bukan nya kau." Sheyla menatap ke pangeran pedro yang sedang kengobrol dengan pangeran Diven padahal tadi dia yakin kalau pangeran Rayan yang mengobrol dengan pangeran Pedro.

"Aku bisa mengajarimu, tapi dengan syarat." Ucap pangeran Rayan. "Maaf pangeran tapi sepertinya aku minta bantuan yang lain saja"
Sheyla mendekat ke arah Dovi dia adalah salah satu ksatria istana.

"Mm Dovi bisa kau membantuku?." Tanya Sheyla. "Oh Sheya apa yang bisa ku bantu?." Tanya nya.

"Bisa kau ajari aku untuk memainkan pedang?" Tanya Sheyla.
"Pedang bukanlah permainan Sheyla." Celetuk Pangeran Rayan.

"Maksudnya kau mau belajar menggunakan pedang?" Tanya Dovi memastikan, Sheyla mengangguk antusias. "Aku bisa saja.."

"Biar aku saja" ucap Pangeran Rayan.

"Baiklah pangeran, sebaiknya kau berlatih bersama pangeran karna ayahnya adalah yang terbaik dalam berpedang di kerajaan ini dan itu pasti menurun padanya." Bisik Dovi pada Sheyla.
Dovi membungkuk lalu, Meninggalkan Sheyla dengan Rayan.

"Jadi bagaimana?." Tanya pangeran Rayan.
"Baiklah aku akan berlatih denganmu tapi ajari aku sampai benar benar bisa." Ujar Sheyla.

"Kenapa tiba tiba ingin belajar pedang?." Tanya Rayan. Sheyla hanya diam sambil menatap ke arah putri Cecila dan oangeran Luis yang berlatih.

"Apa kau cemburu? Melihat Luis dan putri Cecila?" Tanya Rayan.
"Ah tidak, buat apa aku cemburu." Ujarnya.

Rayan menatap ke arah Sheyla, Sheyla pun begitu tatapan mereka bertemu namun Rayan memeutuskan tatapan nya terlebih dahulu.

"Ayo kita ke tempat yang lebih lapang." Ajak Rayan.

Rayan mengajarkan Sheyla tekhin teknik dasar dalam gerakan berpedang, awalnua dia menjelaskan teorinya Sheyla sangat cepat memahaminya namun saat praktek Sheyla kesusahan.

"Siapa yang mengizinkan mu untuk berlatih pedang?" Ujar pangeran David yang baru datang. Sheyla dan Rayan memberhentikan aktifitasnya membungkukan badan sebagai tanda salam.

"Bukankah kau masih sakit Sheyla lalu kenapa kau berada di luar kamar?"

"Aku sudah sembuh kok, ini buktinya sekarang aku sudah bisa beraktifitas." Jawab Sheyla sambil mengayunkan pedang ditangan nya.

"Jangan bermain pedang tanpa izin, sekarang duduklah saja, dan Rayan sebaiknya kau kembali berlatih bersama Diven dan Pedro." Ujar pangeran David.

"Baik pangeran."

"Sheyla, Ratu memanggilmu untuk menghadap." Ujar pelayan yang datang.

David yang tadinya mau berucap pun tidak jadi. Sheyla membungkuk pamit pada pangeran mahkota lalu pergi mengikuti pelayan itu.
_______________________

"SEHARUSNYA KAU MENDENGARKAN KU UNTUK TETAP DI KAMAR MENJELANG ACARA PENYAMBUTAN KERAJAAN SEBRANG KEMARIN." ucap Ratu Elena dan Sheyla hanya mampu menunduk.

"Untungnya mereka tidak mempermasalahkan nya, mereka malah memuji putraku karna berlaku baik dengan mu yang terlihat sakit!"

"Lain kali dengarkan ucapan ku, dan ingatlah posisimu hanya sebagai tamu yang entah datang darimana, jika saja putraku tidak mengizinkanmu untuk tinggal mungkin kau sudah mati di luar sana." Ucapnya lalu mengode pelayan untuk membawa Sheyla pergi.

Jadi dia memanggil Sheyla hanya untuk mengomel saja? Pikir Sheyla.

Sheyla berjalan dan berpapasan dengan putri Cecila, Sheyla menunduk salam saat pandangan mereka bertemu.
"Apa kau adik dari salah satu pangeran?." Tanya Cecila pada Sheyla.

Sheyla berhenti lalu menggeleng "bukan putri aku bukan adik dari mereka." Ucap Sheyla.

"Wajahmu terlihat tidak asing, spertinya aku pernah mengenalmu." Cecila mulai mengamati Sheyla dari atas sampai bawah.

"Putri bersiaplah untuk makan malam keluarga" Ujar pelayan mengajak Cecila untuk bersiap.

"Apa yang dimaksud itu mendiang pitri Alice yang katanya wajahnya mirip dengan wajahku?" Guman Sheyla.

"Apa yang dimaksud itu mendiang pitri Alice yang katanya wajahnya mirip dengan wajahku?" Guman Sheyla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasi buat yang udah baca dan vote❤

PAST EMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang