Mereka telah kembali ke istana tidak langsung berpisah mereka memutuskan untuk mengajak Sheyla mengobrol sambil minum teh di taman utama istana."Hey Pedro siapa yang akan kau ajak untuk berdansa di pesta besok?" Tanya Rayan.
Pedro menggidikkan bahu nya "entahlah kau sendiri?" Tanyanya balik.
"Sudah jelas aku akan mengajak putri Amber, dia pasti datang besok." Jawab Rayan dengan bangga nya.
"Aku doakan kau berjodoh dengan nya." Ucap Pedro.
"Apakah harus ada pasangan?" Tanya Sheyla.
"Biasanya begitu, pesta perayaan 17 tahun keluarga istana adalah pesta dansa. Dan tamu harus datang secara bersamaan dengan pasangan." Jelas Pedro.
"Kalau begitu bagaimana denganku? Aku bahkan tidak mengenal siapapun. Pangeran Pedro apakah kau mau datang bersamaku? Aku tidak akan aneh-aneh aku hanya ingin masuk ke dalam pesta lalu kita berpisah."
Pedro menggeleng "apa-apaan ini? Apa kau mengajak pria? Seharusnya pria yang mengajak lebih dulu. Lagipula sebenarnya aku sudah ada janji dengan seseorang." Jawab Pedro.
"Lalu aku harus bagaimana? Tidak ada yang akan mengajak ku jadi aku harus mengajak nya duluan." Keluh Sheyla.
"Sheyla kau cantik, kurasa para ksatria atau bangsawan yang tinggal di istana mau mengajakmu." Ujar Rayan
"Dan kau Pedro, siapa wanita yang akan kau bawa? Kau selalu tertutup soal ini dengan kami." Lanjut Rayan."Rahasia." Pedro berdiri lalu pergi meninggalkan Sheyla dan Rayan berdua.
"Bahkan aku tidak pernah berbicara dengan mereka, kecuali dengan para pangeran. Bukankah kalian yang menyuruhku untuk tidak berhubungan dengan orang lain kecuali keluarga istana?" Ucap Sheyla.
"Baiklah dengar kan aku, aku besok sudah jelas pergi bersama putri Amber. Pedro... aku kurang yakin tapi dia sudah bilang akan pergi dengan seseorang. Mateo biasanya dia akan pergi dengan putri Ayla. Hanya tersisa Diven, karna kak David sudah jelas dengan putri Cecila." Jelas Rayan.
"Kau bisa mengajak Diven, dia pasti mau aku sangat yakin." Lanjuta Rayan.
Sheyla tampak berfikir "kenapa seyakin itu?memang saat perayaan 17 tahun pangeran Mateo, pangeran Pedro dan pangeran Diven mengajak Siapa?" Tanya Sheyla.
"Pedro mengajak ibunya haha aku tidak habis fikir dengan akalnya, sangking antinya dengan perempuan sampai seperti itu untunglah dia bisa menerimamu Sheyla. Kalau Diven dia keras kepala dia datang tanpa pasangan dan hanya duduk tanpa menikmati pesta." Jawab Rayan.
"Bagaimana dengan pangeran Luis? Dia sendiri kan? Kalau begitu aku akan mengajaknya saja." Ucap Sheyla.
Rayan tampak malas mendengarnya "terserah kau saja, aku pergi dulu." Rayan langsung meninggalkan tempat.
Sheyla tersenyum dia berjalan ke kamarnya sambil memikirkan bagaimana cara dia mengajak pangeran Luis nanti. "Apakah aku harus menemui pangeran Luis sekarang?" Gumam nya.
Akhirnya dia berputar balik "biasanya jam segini dia ada di tempat latihan, tapi tadi aku lihat dia di pasar apa dia sudah kembali?" Monolognya di dengar oleh Mateo yang berada tidak jauh dari sana.
"Siapa yang ingin kau temui?" Tanya Mateo.
"Oh pangeran, aku sedang ingin menemui pangeran Luis." Ucap Sheyla.
"Sepertinya tadi aku melihat nya di dekat kamar nya." Jawab Mateo.
"Terimakasih, aku ke sana dulu" sheyla membukuk tanda pamit lalu pergi.
Sheyla sampai di tempat yang dimaksud Meteo tadi, dia celingukan mencari dimana pangeran Luis berada.
"Hay Sheyla." Sapa Luis dengan membawa bunga ditangan nya.
"Oh hai Pangeran." Sheyla menunduk hormat pada Luis. Sheyla menatap bunga yang dibawa oleh Luis.
"Oh ini, tadinya aku mau menemuimu di kamarmu tapi ternyata kau ada disini." Luis menuerahkan bunga itu pada Sheyla. "Kau mau datang ke pesta dansa 17 tahun Pangeran Diego bersamaku?" Tanya Luis.
Sheyla mengangguk, agak ragu sebenarnya tapi dia mengambil bunga tersebut.
"Biar aku jelaskan, para lelaki akan membawa bunga sebagai tanda ajakan kepada wanita yang akan dibawanya ke pesta dansa atau semacamnya." Jelas Luis.
Sheyla mengangguk "sebenarnya aku juga sedang mencari teman untuk datang ke pesta itu, karna aku sangat ingin melihat pesta itu." Sheyla sangat senang hari ini jantungnya berdebar sangat kencang berharap pangeran Luis tidak mendengarnya.
"Oiya tadi malam kenapa buru-buru? Apa ada yang salah dengan ku?" Tanya Luis.
Karna pandangan mereka bertemu Sheyla yang tadinya menunduk menutupi rona merah dipipinya jadi semakin merah dan nampak jelas di mata Luis.
"Hey wajahmu merah sekali, apa kau sakit?" Luis meletakkan tangan nya di kening Sheyla namun bukannya membaik itu malah membuat jantung Sheyla semakin berdebar.
Sheyla mundur dua langkah "baiklah pangeran trimakasih atas ajakan nya sepertinya aku harus ke kamarku." Sheyla langsung pamit.
"Aku akan menjemputmu besok malam Sheyla!" Teriak Luis yang masi bisa di dnegar oleh Sheyla.
Sheyla melihat Diven berdiri di depan kamar nya "pangeran" sama Sheyla sambil membungkuk hormat.
"Darimana saja kau? Aku sudah menunggu." Tanya Diven pada Sheyla.
"Aku tadi pergi bersama pangeran Pedro dan pangeran Rayan, mencari hadiah untuk Pangeran Diego." Jelas Sheyla.
Namun pandangan Diven terhenti saat melihat bunga di tangan Sheyla. "Bunga dari siapa itu? Tidak perlu di jawab." Diven mengarahkan bunga yang dia bawa ke arah Sheyla. "Pergilah ke pesta dansa denganku." Ujar Diven.
Namun Sheyla hanya diam "maaf Pangeran, bukan nya aku menolak tapi aku sudah berjanji akan pergi dengan pangeran Luis." Ujar Sheyla.
"Jadi kau menolak ku?"
"Bukan seperti itu.. maksudku.."
"Demi anak selir itu?" Poto Diven.
"Tolong jangan seperti ini pangeran, karna dia yang mengajakku lebih dulu jadi aku mohon maaf padamu karna tidak bisa menerima ajakanmu." Jelas Sheyla sambil menunduk.
"Lain kali jika berbicara tatap lawan bicaramu." Diven menjatuhkan bunga yang dia bawa "aku pergi." Dia menginjak bunga yang dia jatuhkan tadi.
Thank you buat yang udah baca dan vote💕
KAMU SEDANG MEMBACA
PAST EMPIRE
Historical FictionWaktu pertengahan bulan dimana terjadinya fenomena bulan purnama utuh disitulah terbukanya portal antar dimensi. Sheyla gadis yang tidak tau apa-apa, tiba-tiba terpental ke dimensi lain. berada di zaman yang berbeda membuat Sheyla kesusahan untuk be...