12

16 5 0
                                    

Happy Reading❤

"Apa pangeran David baik-baik saja? Bagaimana dengan pangeran Luis aku khawatir Ratu akan memarahinya, jika dia mendapat hukuman biar aku saja yang menggantikan.." ujar Sheyla smabil menghentakan tangan nya dari genggaman Diven.

"Berhentilah mengkhawatirkan orang lain." Ucap Diven.

"Apa berada dizaman ini adalah kesalahan? Aku juga ingin pulang jika memang kedatanganku hanya akan mengacau."

"Ini takdir, kau akan pulang. Aku janji akan membantumu mencari caranya." Ujar Diven.
________________________________

"Karna memang seharusnya kau tidak mengizinkan nya untuk tinggal David!" Ucap ratu.

Setelah acara selesai David berbicara dengan ratu Elena.

"Tapi seharusnya ibu tidak berbicara seperti itu saat acara berlangsung. Sekarang Sheyla menjadi sorotan seluruh kerajaan bahkan bangsawan dari luar kerajaan pun mengetahuinya."

"Apa kau membela gadis asing itu? Kau perotes pada ibu demi dia? Bukan karna kau membela adikmu karna pestanya sedikit kacau?" Tanya ratu Elena.

"Jadi ibu sadar kalau sudah sedikit mengacaukan acara Diego?" Tanya David balik.

"Jadi kau sekarang berani berbicara seperti ini pada ibu? Dimana David yang dulu? Yang selalu menurut dan patuh pada ibunya. Seharusnya dari awal kau mengusir gadis itu! Dia membawa pengaruh buruk pada mu dan pangeran yang lain!"

"Aku calon raja ibu, jadi mulai sekarang aku akan mengambil keputusanku sendiri dan bertanggung jawab atasnya." Ujar David yang masih berbicara lembut.

"Ingat David jika bukan karna ibu mungkin jabatan putra mahkota bukan milikmu! Walaupun kau yang tertua tapi ayahmu lebih mencintai selir itu ketimbanh ibu, seharusnya kau tidak membantah apa yang ibu ucapkan."
David lemah jika sudah mendengar kalimat ini dari mulut ibunya.

"Kau ingat bukan kejadian dimana ayahmu memarahi ibu dan lebih membela selir itu? Jika kau mulai membantah pada ibu, lalu ibu punya siapa? Bisa saja ayahmu menceraikan ibu besok atau mungkin nanti."

David menghela nafasnya "jangan pernah berbicara seprti itu ibu aku mohon. Ayah tidak akan melakukan itu." Dia menatap ke arah lain menghindari sorot mata ibunya.

"Aku pamit." David pergi keluar dari ruangan ibunya. Sedangkan ratu Elana tersenyum atas keberhasilannya membuat David tidak membantah.

David melihat Sheyla berjalan dengan selir Leticia, mereka tampak mengobrol seiring langkah kakinya. David hanya menatap ke arah Sheyla dengan sendu.

"Apa aku harus mengambil keputusan ini?" Gumamnya.

•••

"Bunda apa yang ingin kau bicarakan? Apakah sangat penting sampai kita harus segera pergi ruanganmu?" Tanya Sheyla.

"Iya Sheyla cepat lah, aku memiliki sesuatu yang bagus untukmu." Ujar Leticia sambil menggandeng Sheyla.

Sheyla duduk sedangkan Leticia mengambik barang yang akan dia tunjukan pada Sheyla.

"Aku baru ingat kalau dulu ruangan tempatku tinggal pernah terjadi kebakaran, beruntungnya aku masi memiliki sobekan halaman buku itu." Leticia menyerahkan sebuah kertas pada Sheyla.

"Apa ini bulan purnama?" Tunjuk Sheyla.

Leticia mengangguk "bisa saja kau terpental kemari karna lubang dimensi yang terbuka saat bulan itu menyorot ke arahmu." Jelas Leticia.

"Jadi maksudnya jika aku mau pulang aku harus menunggu bulan ini?" Leticia mengangguk "bisa jadi, tapi aku tidak tau pasti. Ada satu orang pintar istana yaitu peramal Robert, ketika dia pulang dari tugasnya aku akan membawamu menemuinya. Simpanlah kertas ini siapa tau kau menemukan jawabannya." Ucap Leticia.

Sheyla mengganguk. soal peramal Robert, pangeran Mateo juga pernah membahas orang itu bersamanya. Sebenarnya kenapa dia pergi begitu lama.

"Bunda, aku membawakanmu bunga." Ucap pangeran Luis yang baru datang dengan membawa bunga Tulip.

"Darimana saja kau anakku?" Tany Leticia lembut sembari mengambil bunga dari tangan Luis.

"Aku baru saja pulang dari pasar bersama putri Cecila, dia memintaku untuk menemaninya tadi." Jelas Luis.

"Kenapa kau begitu dekat dengan nya? Apa kau menyukainya?" Tanya Leticia lembut.

Luis menggeleng "mana mungkin Bunda, dia tunangan kak David. Tidak mungkin aku menyukainya." Ujar Luis.

"Apapun bisa terjadi Luis, bunda hanya meminta untuk kau tidak terlalu dekat dnegan nya. Bisa saja ratu Elena marah jika kau terus berdekatan dengan calon menantunya." Ucap Leticia.

"Tenang saja Bunda. Aku akan kembali berlatih pedang bersama yang lain." Luis pamit.

Sheyla masi duduk di tempatnya, dia menatap ke arah kertas tersebut.

"Sheyla bukankah anakku tampan?" Tanya Leticia tiba-tiba.

"Ha? Apa bunda? Oh maksudku tentu saja pangeran Luis tampan." Ujar Sheyla agak terbata-bata.

"Apa kau menyukainya?"

Sheyla diam, jika dia menjawab tidak itu jelas bohong tapi kalau dia bilang iya, Sheyla khawatir kalau Leticia akan salah paham dengan apa yang dia maksud.

Terimakasi buat yang udah baca dan vote💕

PAST EMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang