Happy Reading!!! Don't forget too vote and follow!.
.
.
.
"Maaf ganggu. Tapi aku boleh ikutan gabung duduk disini enggak?" Olivya bertanya canggung sembari memegang nampannya, ia berdiri tepat dibelakang Ayona. Seluruh meja kantin terisi penuh, hanya tersisa satu tempat yang kosong yaitu disamping gadis berpipi gembil namun dikenal super duper dingin.
Siapa lagi kalau bukan Jihan.
Semua orang yang berada dimeja itu pun menoleh baik Daniel, Jihan, Bryan, mau pun Alvaro.
Alvaro yang tadinya sedang menggoda dan bermanja-manja dengan Ayona pun sedikit menjauh, takut jika mantan terindahnya itu sakit hati melihat dirinya bermesra-mesraan dengan gadis lain dan kembali lagi ke LA.
Kalau boleh jujur, Alvaro masih mempunyai sedikit perasaan terhadap gadis itu, namun mengingat jika ia sudah memiliki Ayona yang notabenya adalah sahabat masa kecilnya sekaligus cinta pertamanya. Membuatnya dilanda pilihan yang sulit.
Menusuk bakso terakhirnya kasar, lalu memasukkannya kedalam mulut Jihan berujar ketus nan dingin "Dismpng gue udh ad yg nmptin"
Olivya lantas mengerutkan keningnya, merasa bingung dan tak percaya akan ucapan gadis kulkas itu. Jika dilihat dari sudut manapun, disamping Jihan itu kosong dan tidak ada siapapun yang mendudukinya.
Olivya mengeratkan cekalannya pada nampan, karena tangannya mulai kelelahan dan melemas memegang nampan yang lumayan berat itu. "B-bukannya disamping kamu itu enggak ada siapa-siapa ya?"
Semua orang disana hanya diam dan merasa tak perduli, sekalipun orang itu baik, ramah, maupun sopan. Jika dimata mereka itu lain, maka ya lain. Alvaro mulai merasa iba dengan gadis itu. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dan hanya bisa menundukkan kepala.
"Ada tuh" sahut Jihan acuh. Memang benar ada? Tapi hanya yang terpilih yang bisa melihatnya. Iya Jihan itu anak India.
"Akh!" Olivya menjerit sudah tidak kuat lagi, tangannya mulai lemas tak bertenaga lagi untuk memegang nampan itu.
Bruk!!
Alvaro segera menahan Olivya yang hilang keseimbangan, alhasil gadis itu tidak jadi terjatuh dan malah mengalungkan tangannya ditengkuk Alvaro, lalu membeku matanya saat bersitatap dengan Alvaro.
Semua orang yang berada dikantin melihat bagaimana nampan beserta isinya itu jatuh menimpa tubuh Ayona, Ayona mengerjab merasakan panasnya kuah soto yang langsung menyapa kulitnya, setelahnya ada air jus jeruk dingin yang meredakkan rasa panas itu.
Ayona tersenyum tipis kearah Alvaro dan Olivya, dengan tangan yang masih memegang garpu, gadis itu menusukkannya dibakso milik Olivya yang tepat berada disamping kanan saku hoodienya.
Olivya segera melepas pelukannya pada tengkuk Alvaro, menatap Ayona dengan sesal "Maaf ya! Aku enggak sengaja" ujarnya.
"Enggak apa-apa kok, Btw. Makasih bakso gratisnya ya"
Setelah itu Ayona bangkit dari tempat duduknya.
"Oh iy, tempatin aj gk apa-apa, udh gk kepake kok" ujar Ayona pada Olivya, lalu berjalan keluar dari kantin. Namun Jihan menahan tangannya.
"Na, lo mau kmn?" tanya Jihan
Ayona tersenyum tipis "Ke tmpat dmn gue ngerasa aman, nymn, dan gk bkin gue terluka" lalu melepaskan tangan Jihan yang menahannya untuk pergi.
Ayone mengeluarkan ponselnya dari saku rok dan mengetikkan sesuatu disana.
Setan gepeng👻💔
Terakhir dilihat jam 09.25
KAMU SEDANG MEMBACA
I (Don't) Need Your Love
Teen Fiction[SUDAH TAMAT] (BUDIDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) cerita pertamaku, jadi kalau ada kekurangan mohon memberi saran. ๑>ᴗ<๑ Ini bukan cerita tentang badboy dengan badgirl, maupun juga badgirl dan goodboy...