Chapter 18

76 19 0
                                    

Happy Reading!!! Don't forget too vote and follow!.

.

.

.

Semakin hari ke hari sikap Alvaro ke Ayona berubah drastis, cowok yang tadinya selalu mengejar-ngejar Ayona itu, sekarang malah selalu menjauhinya dan seperti mengabaikan presensinya.

Namun dibalik wajah Ayona yang terlihat dingin dan biasa-biasa saja itu sebenarnya ada rasa sakit yang amat mengganjal dihatinya.

Rasanya seperti ditusuk-tusuk oleh jarum yang kasat mata namun dapat dirasakan.

Bahkan Alvaro dan Zahra makin lengket seperti lem tikus setiap harinya layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk kasmaran. Mereka selalu romantis, dimanapun berada bergandengan tangan (kecuali dikelas), suap-suapan, sender-senderan, bahkan saling melempar canda tawa satu sama lain.

Tak dipungkiri hati Ayona memanas melihat kelakuan dua dakjal itu, namun Ayona tak mau terlihat cemburu dan seperti mengemis cinta terhadap Alvaro. Kau tahu? Itu MENJIJIKKAN.

Ayona hanya bisa menyendiri ditaman ditemani headphone yang selalu memutar lagu member girlband terkenal dari Korea Selatan, yang bernama Blackpink dengan lagunya yang berjudul 'GONE' milik Rosé.

Kini Ayona sedang berada dikantin sekolah, bel tanda istirahat sekolah berbunyi sekitar beberapa menit yang lalu. Namun sialnya Ayona harus menyaksikan acara romantis-romantisan Alvaro dengan Zahra.

Ayona memilih fokus pada makanannya tanpa menghiraukan sekitarnya, tapi tak disadari ekor matanya selalu melirik presensi Alvaro yang sedang disuapi Zahra, maupun menyuapi gadis itu.

"Gila, Alvaro kemasukan setan apa dah bisa nempel mulu sama Zahra" komentar Bryan.

Daniel memgangguk setuju, tangannya yang memegang garpu dengan bakso yang sudah ia gigit tergerak menunjuk Alvaro "Bener tuh, kayaknya si Alvaro itu dipelet Zahra"

Ayona merogoh saku hoodienya dan mengencangkan volume headphonenya. Sungguh ia tak mau mendengar apapun yang berhubungan dengan Alvaro dan Zahranjing.

"Kasihan Ayona. Pasti dia sedih" Sisi melengkungkan bibirnya, mengelus bahu Ayona.

"Tapi Ayona keliatan gak sedih tuh, malah keliatan b aja" ucap Bryan.

Jihan menendang kaki Bryan dari bawah meja dan sukses membuat cowok itu kesakitan, ish cowok itu.. bukannya nyemangatin orang lagi mengsad keknya malah memancing perkara saja. Walaupun raut wajah Ayona datar-datar saja Jihan tahu jika sebenarnya gadis itu berkamuflase agar tak terlihat sedih.

Menyedot minumannya Jihan berkata "Lo tuh seharusnya semangatin Ayona, bukan ngomong yang bikin orang emosi gitu"

Daniel turut mengelus lembut bahu Jihan agar tenang dan sabar menghadapi Bryan yang sebenarnya tidak bisa disabarin "Sabar beb" ujarnya.

Bryan memegang kakinya yang berdenyut, mungkin sekarang sudah merah dan bengkak "Loh emang gue salah ngomong?" ucapnya tak terima.

Melihat pelototan mata dari Jihan, Bryan segera menoleh pada Ayona dan menyemangati gadis itu "Semangat ya Na, mungkin Alvaro itu belum berjodoh ama lo, semoga aja lo dapet yang lebih baik dari dia"

I (Don't) Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang