Happy Reading!!! Don't forget too vote and follow!.
.
.
.
Di tengah kemacetan jalan raya akibat perbaikan jalan, terdapat satu motor matic yang ditumpangi oleh satu gadis dan satu pemuda, dengan mudah dan gesit motor itu melewati mobil-mobil yang berhenti menunggu giliran untuk maju.
Padahal jam sudah menunjukkan pukul enam sore, dimana seharusnya orang orang akan pulang ke rumah masing-masing untuk makan dan bercanda dengan keluarganya.
Namun tidak untuk Ayona, ia menyandarkan kepalanya dipunggung tegap Adi. Ia terlalu lemas hanya untuk sekedar menegakkan badan, tenaganya dikuras habis karena terus-terusan menangis.
"Mau makan apa?" Adi memecah keheningan yang sempat tercipta.
"Pulang aja"
"Kamu dari tadi siang belum makan loh" nada bicara Adi terdengar sedikit khawatir.
Tidak ada sahutan, Ayona melamun.
"Makan. Kalo kamu sakit, gimana. Nanti kakek kamu sedih, loh" mendengar embel-embel 'kakek' Ayona pun tidak bisa menolak, maka ia hanya bisa menjawab.
"Terserah"
"Makan dirumah aku gimana? Tante aku kebetulan masak banyak,"
Ayona hanya berdehem.
"Kamu tidur aja pasti capek, kan? Nanti kalau udah sampai aku bangunin."
Ayona menurut saja, toh matanya juga berat karena sembab. Ia menutup matanya kala rasa ngantuk mulai menyerang lalu sercara perlahan ia mulai tertidur.
***
"Gimana pak? Saya bersalah enggak?
Polisi bername tag Rendhy yang tadinya mengetuk-ngetuk meja beralih mengusap dagu "Hm.. di lihat secara dekat dari CCTV sih, mobil kamu sama sekali tidak mengenai korban. Namun kami menemukan siluet hitam jauh dibelakang korban" jelasnya.
"Boleh saya liat siluetnya enggak, pak?" Alvaro kepo bisa saja pemilik siluet itu pelaku atas kematian kakek Ayona. Setelah mendapat anggukan dari Rendhy buru-buru Alvaro lihat bagaimana bentuk siluet itu.
Alvaro membulatkan mata, seriously? Siluetnya hanya sebuah tangan. Jika begini bagaimana bisa ia kenali. Baru saja ingin mengeluarkan protes kepada Rendhy yang jelas-jelas tidak salah apa-apa polisi yang baru dikaruniai anak keduanya minggu kemarin itu melanjutkan.
"Tapi setelahnya siluet itu hilang digantikan dengan kemunculan orang ini"
Katanya sembari menunjuk kearah Ayona dan Adi yang sedang berjalan menghampiri Alvaro dan Dama. Alvaro salah fokus bentuk tangan siluet tadi dan tangan milik Adi benar-benar mirip. Ia pun jadi menerka-nerka, jangan-jangan pelakunya adalah Adipati.
Akan tetapi..
untuk apa dan atas dasar apa Adi melakukan hal seperti itu?
***
Adi sedikit mengguncang kan tubuh Ayona "Na, bangun udah sampai"
Ayona yang pada dasarnya mudah sekali bangun pun langsung membuka matanya. Ia mengerutkan dahi kala netranya menangkap bangunan asing yang pastinya bukan rumah Adi, karena Ayona kenal sekali bagaimana bentuk rumah Adi. Jangan tanya bagaimana Ayona bisa paham rumah Adi karena jawabannya Ayona sering main kesitu.
"Kita dimana?"
Melihat Ayona yang sedikit bingung Adi pun menjawab "Rumah kedua aku"
Ayona ber-oh ria, Adi berjalan didepan di ikuti dengan Ayona dibelakang. Rumah itu terlihat tua, cat nya pun terlihat mengelupas, hanya terdapat satu lampu remang-remang yang tidak cukup untuk menerangi seluruh sisi kegelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I (Don't) Need Your Love
Teen Fiction[SUDAH TAMAT] (BUDIDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) cerita pertamaku, jadi kalau ada kekurangan mohon memberi saran. ๑>ᴗ<๑ Ini bukan cerita tentang badboy dengan badgirl, maupun juga badgirl dan goodboy...