42 End

3.2K 151 34
                                    

Pintu rumah ruangan New terbuka menampilkan Golf dan beberapa pemuda yang baru datang. Golf langsung mencoba menghibur cucunya tapi sungguh sedih karena sang cucu masih menangis, tapi Saint berhasil membuat Pluem diam, ajaib bukan? Semua orang tertawa dengan cara Saint. Saint mempunyai boneka kecil yang kepala bonekanya ditempeli wajah Tay, itu adalah boneka persahabatan Tay dan Saint, boneka itu juga berbau sama dengan Tay karena Saint selalu menyemprotkan parfume sama dengan milik Tay.

"Oalahhh karena Daddynya?" Ucap Sara terkekeh.

"Saint boneka fudumu berguna juga ya," ucap Baifern.

"Enak saja kak Bai bilang fudu, ini tuh mini Tay," ucap Saint kesal.

"Tapi beneran kayak fudu deh, fudu buat nyantet Tay hahaha," Ucap Golf yang membuat semua orang dalam ruangan itu tertawa.

"Kalau Saint ngelakuin itu, aku santet balik, Wheek," ejek New.

Ditengah tawa yang meliputi kamar New, pintu kamar bergeser menampilkan lelaki yang sedari tadi menjadi candaan fudu diantara mereka. Tay Tawan setelah menuntaskan urusannya, ia langsung berganti pakaian di mobil dan langsung menuju ketempat orang tersayangnya.

"Ramai sekali... itu yang dipeluk Phem bukannya..." Tay yang sudah duduk dikursi samping ranjang New langsung melihat buah hatinya memeluk erat boneka kecil yang ia juga miliki tapi dengan foto berbeda dan entah kemana.

"Boneka fudunya Saint," Ucap Baifern masih geli dengan barang bawaan Saint.

"Horor amat fudu... kamu masih nyimpen? Punyaku aja gak tau dimana hehehe," Ucap Tay menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Itu karna kamu pelupa, nyebelin... dah itu boneka buat Phem aja, alphaku sering marah-marah kalau liat boneka itu," jelas Saint.

"Alphamu bocil kan yak?" ejek Tay membuat Saint menggeplak kepalanya.

"Enak aja bocil, dia 2 tahun lagi juga kuliah," sewot Saint.

"Maacih aunty Saint," Ucap New menirukan suara bayi.

"Ama ama Phem.... kamu imut aja kayak bunda jangan nyebelin kayak daddymu ya," Ucap Saint dengan suara khas anak-anak seperti New.

"Kenapa wajah Phem merah banget Hin?" Ucap Tay mengabaikan obrolan imut para omega itu.

"Itu tadi dia nangis terus, kayaknya khawatir sama kamu Te, dia takut mungkin daddynya kenapa-kenapa,"

"Ulu ulu anak Daddy," Tay menciumi pipi gembil baby Phem.

Sementara itu di ruang operasi masih belum menampakkan lampu indikator hijau yang berarti operasi telah selesai. Singto dengan ditemani tuan Pracahya menunggu didepan ruangan tersebut. Tuan Pracahya dapat melihat betapa khawatirnya sang anak pada omeganya yang tengah berjuang hidup di dalam.

"Singto, ayah ingin bicara,"

"Iya yah,"

"Apa yang terjadi sebenarnya?"

"A-aku gak tau yah, yang pasti aku merasa Kit tidak bersalah, bahkan anak kami hiks," air mata Singto kembali jatuh saat mengingat derasnya darah yang mengalir dari sela kaki Krist.

"Semoga TayNew dan juga semuanya bisa mengerti itu, ayah akan tetap disisimu, tenang saja,"

"Terimakasih yah," Singto memeluk ayahnya, menangis dalam dekapan ayahnya.

"Ck... kalau gini siapa yang susah? Masak iya gw lagi yang ngurus," Gumam pelan Namtan yang bersembunyi dibalik tembok tak jauh dari lorong tersebut.

Beberapa menit kemudian lampu berubah hijau, dokter yang menangani Krist keluar dari ruang operasi yang langsung disambut oleh pertanyaan menggebu-gebu dari Singto.

My Lovely Sweet OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang