16. Save Arm Heart's

2.2K 198 6
                                    

"Jadi ya gitu gw taunya dari cerita mamah gw tentang kedua sodara gw," Ucap Mew.

"............"

"Heh Tay.... loe dengerin gw kan?"

"Hah? Dengerin kok... ini gw dah boleh ngomong?"

"Duh Gusti tolong gw punya temen bego gak ketulungan," Mew mulai menyebut Tuhannya karna tak kuat menghadapi makluk di sampingnya.

"Hehehehe.... Piss bro... pasti bukan hanya itu kan yang membuat loe sama Mario benci ke gw?"

"Pinter.. ya jelas kagak Cuma itu... tapi masalahnya ponsel gw dah di bom notif dari anak-anak nih,"Mew meunjukkan Notif ponselnya yang sudah mencapai 100 lebih dan panggilan yang bolak balik di tolak Mew sebanyak 20 panggilan masuk. "Off bahkan paling banyak... dia ni sohib loe apa mak loe sih?" Heran Mew sama Off.

"Ahahaha... dia bukan Cuma sohib buat gw, tapi dah kayak kakak sendiri... bahkan lebih pengertian dia ketimbang mike," Ucap Tay.

Akhirnya Mew dan Tay berjalan beriringan menuju audit tempat acara berlangsung. Off yang melihat Tay langsung berlari menghampirinya. Mengecek tubuh Tay lalu bernapas lega setelah tidak ada luka dan lebam sama sekali.

"Lebay loe Jump... dah gw bilang gak bakal ngapa-ngapain si Tay," Ucap Mew memutar bila matanya malas.

"Gw jadi heran yang pacar Off tuh Tay apa Gun sih?" Ucap Alice yang datang mendekat bersama Arm.

"Sama lice gw jga mikir gitu... jangan-jangan-," Ucapan Mew terpotong oleh Tay.

"Terusin aja teruss julidin kita... noh loe dah di kasih pandangan maut sama anggota Bem," Tay menunjuk kumpulan mahasiswa beralmamater yang memandangan tajam ke arah Mew.

Mew yang baru ngeh dengan pandangan tajam dari para rekannya langsung menarik Alice menuju mereka.

"Nih," Arm memberikan sebuket bunga besar pada Tay.

"Ha? Buat gw?" Tanya Tay bingung.

"Duh si bego... itu buat New nanti," Off menjitak kepala Tay yang berloading lama.

"A.... buat penilaian akhir ya? Wahh makasih Arm," reflek Tay memeluk Arm dengan erat. "Loe emang sohib gw yang terbaeeekkk," lanjut Tay sambil melepaskan pelukannya.

"I-iya santai aja Wan," Ucap Arm gugup, dia masih mematung karena menerima serangan hati secara tiba-tiba.

"Dari loe mana peng?" Tay menjulurkan telapak tangannya pada Off.

"Ogah banget gw dukung New... kalau loe lupa Gun juga ikut pemilihan moon malam ini," Ucap Off berlenggang pergi meninggalkan Tay dan Arm.

"Heh mau kemana loe?" Teriak Tay.

"Rahasia!! Kepo loe," Teriak Off dari jauh.

"Dasar jumpol.. yuk Arm kita masuk," Tay menarik tangan Arm tapi yang ditarik tidak menujukkan pergerakan sama sekali. "Loe kenapa?"

"Emmp... Wan sepertinya gw capek hari ini, gw mau pulang aja," Ucap Arm dengan kepala menunduk.

"Lah loe kenapa? Loe sakit?" Tay memegang kedua pipi Arm agar mukanya dapat dilihat oleh Tay. "Wahh Arm muka loe merah banget," Ucap Tay kaget saat melihat wajah merah Arm.

Arm yang jantungnya sudah tidak terkontrol gara-gara Tay langsung menepis pelan tangan Tay. "Gu-guwa gk pa apa... gw pulang dulu ya," Arm berjalan mundur menjauh sedikit demi sedikit menjaga jarak dari Tay. Tapi belum sempat Arm mengambil langkah seribu untuk pergi lebih jauh, tangannya keburu sudah di pegang oleh Tay.

"Heh loe sakit... gw bakal anterin loe balik," Tay menyeret tangan Arm menuju parkiran.

"Ta-tapi Wan-," Ucapan Arm terpootong oleh Tay. "Gak ada tapi-tapian... Gw gak bakal ngebiarin loe nyetir sendirian dalam kondisi sakit," Tay membuka pintu mobilnya dan mendorong pelan Arm untuk masuk.

"Ta-tapi Tay gw-," lagi-lagi ucapan Arm terpotong. "Ishh diem aja deh, tumben bawel," Tay memasangkan seatbelt Arm yang tentu saja membuat jantung Arm semakin tak karuan 'Tawan plish deh.. perlakuan loe gak sehat buat jantung gw,' batin Arm yang membuat wajahnya semakin merah kontras dengan kulitnya.

"Nah tuh kan malah tambah merah... gw anter ke rumah sakit aja deh," Tay mulai menjalankan mobilnya.

"Ja-jangan Wan.. apart aja," Ucap Arm yang sudah menyerah sama Tay.

"Permintaan diterima,"Tay menjalankan mobilnya menuju ke apart Arm.

Selama perjalanan yang mungkin juga tidak jauh namun tetap saja senyap karena Tay tidak berbicara apapun setelah mengomeli Arm besikeras untuk mengantar pulang, sedang Arm sedang mencoba mengendalikan degup jantungnya yang terus berderu kencang.

"Tay... New gimana?" Ucap Arm setelah merasa tenang tapi berubah sakit karena pertanyaan yang terlontar dari mulutnya sendiri.

"Hemmp? Ada apa dengan New?" Jawab Tay masih fokus pada jalanan.

"Duh Tay... New kan sedang ikut pemilihan Moon kampus," Arm mengingatkan Tay karena tau sohibnya itu pikunnya dah kebangetan.

"ASTAGA!!" Tay mengerem mobilnya mendadak karena teringat acara dikampusnya tadi. Tapi acara pengereman mendadak ini bukannya membuat jantung Arm copot karena kaget bakal kebentur dashboard, tapi jantungnya bakal copot karena Tay sigap sekali tangan kirinya menghalangi dahi Arm supaya tidak terbentur. "So-sory Arm... gw lupa ... hehehe sory ya.. loe ok kan?" Tanya Tay nyengir menampilkan gummy smilenya.

'Ok...Ok palalu Wan.. jantung gw yang gak Ok Wan kalau loe gini... boleh gak sih gw jadi pelakor,' batin Arm sambil menggeleng-geleng menghilangkan pikiran negatifnya. Tay yang melihat hal itu langsung menahan kepala Arm dengan memegang kedua pipi Arm," Loe gak pa pa kan? Kok gw tambah khawatir sama loe.. kayaknya loe beneran sakit," Ucap Tay sambil menatap lurus mata Arm.

"Eng-Enggak pa-Gw nggak pa pa Wan," Tay mengangguk dan melepaskan tangannya dari pipi Arm.

Tay melajukan mobilnya kembali menuju ke apart Arm. Dan tak butuh waktu lama Cuma 10 menitan mereka sudah sampai. Saat Arm mau beranjak keluar dari mobil, tiba-tiba Tay menahan tangan Arm. 'Duh Wan apalagi Wan? Perkuan loe hari ini gak sehat buat jantung gw tau gak sih Wan loe,' batin Arm sambil menolehkan kepalanya ke arah Tay.

"Besok gw jemput ya," Ucap Tay sembari melepaskan genggapan tangannya.

"Ha?" Seketika otak Arm loading.

"Mau gak? Besok gw jemput," Tawar Tay lagi.

"Loe kesambet? Tumben nawarin jemput, biasanya juga kalau loe malas bawa mobil loe yang minta gw jemput," Ucap Arm heran.

"Kan mobil loe ditinggal di kampus Arm WC... kok gemes lama-lama gw,"

"A.. iya juga... berarti loe kudu tanggung jawab jemput.. oke dah... bye," Lagi-lagi Tay menahan tangan Arm lagi.

"Apalagi Wan?"

"Sampai dalem langsung istirahat," Ucap Tay yang sukses membuat wajah Arm ngeblush kembali. "Biar loe sehatan, kan besok kita ada project," lanjut Tay yang membuat Arm tiba-tiba kesal.

"Iya-iya bawel... bye!" Arm keluar dan menutup pintu mobil Tay terus langsung ngacir masuk ke dalam kedung apart nya.

Setelah mengantarkan Arm selamat sampai tujuan, Tay melajukan mobilnya kembali ke kampus untuk mendukung sang mate plus pujaan hati tentunya.

------ To Be Continous -----

Bingung akutuh mau dibawa kemana cerita ini hahaha...

New gimana? tenang Chapter selanjutnya aku bahas kok hehehe

Tak lupa selalu ku kata "thanx to reader and voter"

My Lovely Sweet OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang