Lebam sialan

165 28 5
                                    

"AAAAH!!!!"

Suaraku menggelegar keseluruh penjuru rumah, Eomma dan Appa yang tadinya sibuk berbincang ria menikmati suasana pagi di hari minggu yang damai. Dapat kuyakini mereka saat ini terkejut bukan main mendengarku berteriak.

Bugh..

"Berisik!"

Satu lemparan bantal menampar mesra wajahku. Mendadak hatiku gemetar dan membuatku tak tahan lagi menahan banjir di mataku.

"Huuueeeee.."

Kulihat samar-samar pria yang duduk di ranjang empuk itu menutup telinganya. Masa bod*h! Pokoknya aku kesal!

"Ada apa ini ribut-ribut?!"

Benar saja Eomma dan Appa menghampiri kamar kami—diriku dan Taeyong. Karena kegaduhan yang tidak sengaja kubuat.

"Hiks.. hiks.. Eomma.. Appa... lihat apa yang Taeyong hyung perbuat padaku."

"Omo!" Pekik Eomma begitu aku mengadukan kelakuan Taeyong hyung, yang membuat mataku lebam sebelah begitu bangun tidur. Ini pasti ulah Taeyong, yang kalau tidur tidak bisa diam!

"Pftt... ahahahaha, matamu lucu... seperti panda blesteran kucing hahaha"

Dapat kudengar gelak tawa dari si pelaku utama. Appa pun menatap tajam si sulung Lee itu sampai dia tersedak sorotan mata dari Appa yang bukan main efeknya. Bak punya leser es, Taeyong yang tadinya terpingkal pingkal jadi membeku tidak berani tertawa.

Mampus!

"Hiks.. hiks.. Eomma.. bagaimana ini... besok sudah harus sekolah.. masa kayak gini huhuhu. Pokoknya aku gamau diejek si mulut pedas Kim Doyoung di sekolah gara-gara lebam ini.. hiks hiks.."

"Sudah, sudah.. nanti kita cari jalan keluarnya, okay?"

"Huum" Aku mengangguk kecil, meng'iyakan saran dari Eomma.

——

"Nah, sudah." Ucap Eomma selesai memasangkan eye patch pada salah satu mataku yang lebam. Ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa menyembunyikan lebam parah di mataku.

"Ahahaha liat dirimu, kamu jadi mirip bajak laut jelek yang ada di televisi." Dengan tidak elitnya hyung berjalan melewati kamar seraya tertawa terbahak-bahak, sambil membawa banyak bungkus snack di pelukannya yang kuduga-duga menjadi alasan sepeninggalannya keluar dari kamar tadi.

Kutatap nyalang pria yang tidak sopan menertawakanku itu. "Hyeong!!"

"Taeyong, sudah.."

Apa-apaan dengan mirip bajak laut? Aku ini kan keren, dan berkarismatik. Mana mirip dengan bajak laut di televisi, lagi pula bajak laut itu seperti kumpulan bapak bapak preman laut yang mengarungi lautan samudra. Mana sebanding dengan ketampanan pemuda aesthetic sepertiku.

"Iya, Eomma iya.."

Eomma hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kasihan sekali Eomma, pasti beliau tengah frustasi dengan tingkah Taeyong. Jangankan Eomma. Aku saja nyaris g*la.

Kulirik gerak gerik Eomma yang memeriksa layar ponselnya. Ekspresinya sudah terbaca jelas olehku. Tidak tau mengapa ini sedikit mengganggu kebersamaanku dengan eomma.

"Ah, Eomma harus pergi. Rumah sakit mendadak membutuhkan eomma. Ten jangan bertengkar dengan Taeyong hyung lagi, arrachi?"

Aku menghela nafas, dugaanku benar. Ini sudah sering terjadi. Tapi kenapa ini masih terasa berat bagiku.

"Eung." Kumengangguk kecil, menyandarkan tubuhku. Tadi Appa yang pergi karena pekerjaan, sekarang Eomma. Apa tidak ada waktu sedikitpun untuk menghabiskan waktu dengan keluarga? Apa mereka lebih cinta dengan pekerjaannya dibanding anak-anaknya?

Love & Hate RevolutionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang