bonus chapter

403 60 18
                                    

jalanan itu lengang. angin berhembus, mengacak-acak surai gelap jingga yang julurkan kepala sedikit di jendela mobil.

"masukin kepalanya, pumpkin. nanti kesamber kan ngeri."
jingga menoleh pada pemuda di kursi pengemudi.

"hehe okay. emang kita mau kemana, kak?"

"muter-muterin kota aja. aku tau kamu bosan kan diam di cafe terus." tangan langit bergerak cubit pipi gembil kekasihnya.

"hehehe.."

keduanya terdiam. menikmati radio yang sedang memutar everything milik the black skirts.

"kak,"
"hm?"
"hehe engga, cuma keinget hari itu."
"hari apa sayang?"
"waktu kamu akhirnya gak lari lagi dari aku."

jingga menoleh, berikan senyum lebarnya pada langit.

"ah..ya.. andai hari itu aku tetap diam. kamu sekarang pasti nggak ada disini, kan?" langit gandeng tangan jingga dengan tangannya yang menganggur, lalu ia kecup dengan sayang.

"hari itu...aku menangis banyak banget ya?"

—— flashback ——

seminggu sudah langit habiskan waktu ajak jingga berkeliling kota. tak ada satupun dari mereka yang berani bahas masa lalu ataupun masa depan.

hingga hari ini, ketika keduanya duduk diatas kasur langit, menghabiskan waktu menonton film dalam apartment minimalis itu.

"jingga.."

"iya kak?"

menelan ludah ragu, langit bertanya,

"rasamu, masih sama seperti dulu?"

jingga tersenyum lembut,

"aku punya pacar kak,"

langit membeku, ia tahu harusnya ia tak pernah berharap. namun dengar langsung dari pujaan hatinya, buat ia kembali hancur berkeping-keping.

"tadinya. sekarang tidak lagi."

langit menoleh cepat, "maksud kamu?"

jingga tertawa kecil, indah sekali bagi langit.

"kakak nggak mau enyah dari kepalaku hehe. aku juga gabisa terus menerus bohong ke dia dan diriku sendiri, kan? jadi aku putuskan selesaikan hubunganku dan kejar kakak sampai ke sini.

ayo kasih tepuk tangan buatku, sulit sekali loh perjuanganku beberapa tahun ini. cuma demi menemui mu."

langit kehabisan kata-kata. ia bayangkan seberapa sulit rintangan yang harus di lalui sosok jingga yang begitu kecil, yang terlihat begitu rapuh.

"sulit kah..?" langit tatap jingga dalam-dalam.

jingga hanya terdiam kemudian mengangguk kecil. butiran air mata mulai berjatuhan dari netranya.

"sulit..sulit banget, terutama waktu aku harus berusaha yakinin keluargaku, sampai aku mau menyerah. apalagi kakak enggak perjuangin aku..."

menangis lebih keras, langit rengkuh jingga dalam pelukannya.

"maaf... aku kira kalau aku pergi, semuanya selesai. kembali seperti awal kita nggak pernah ketemu.."

jingga bulatkan mata dengar langit bicara tak se formal biasanya. ia mendongak,

"padahal aku hancur banget... ngomong-ngomong aneh rasanya dengar kakak gunakan aku kamu begitu."

senyum jingga kembali. senyum yang langit suka. tangan langit bergerak tanpa bisa ia kontrol, tangkup pipi gembul jingga, lalu tatap dalam kedua matanya. ia bisa lihat jelas pipi yang memerah, mata bulat yang melebar melelehkan air mata.

jingga disirami cahaya senja yang masuk lewat jendela kamar. cantik, tampan, indah, segalanya bagi langit.

"kali ini aku gak akan lari lagi, jingga. aku bakal genggam tanganmu terus...aku gak akan lepasin kamu untuk orang lain lagi...aku gak akan, lepasin kamu lagi seperti malam itu"

"aku gak bisa janji setelah ini hidupmu bakal mulus sama aku, tapi kita berusaha ya? I'll try to treat you like a princess. I'll give everything I can get in this world just for you.."

"jadi... kamu masih mau terima aku?"

jingga hanya bisa terdiam, menggangguk, dan menangis semakin keras.

"ya iyalah aku pasti mau! kak langit bodoh.." 

langit tersenyum, usap sayang pipi yang disayang lalu satukan kedua bibir mereka singkat.

"i love you."

tangisannya mereda, jingga tersenyum.

"i love you too." yang lebih muda pertemukan kembali kedua bibir, lebih lama. berusaha salurkan ketulusan, kasih sayang, rindu, semua yang bisa dan pernah ia rasa untuk sosok yang lebih tua.

——flashback end——

"malu juga ya, ternyata aku cengeng."

"iya, apalagi kejadian setelahnya. kamu berisik dan tidak sabaran sekali. untung aku tidak hilang-"

"aaah! diam! jangan diingat lagi!"

wajah jingga merah padam mengingat adegan selanjutnya, kontras dengan langit yang tersenyum miring.

"kamu nggak mau mengulang hari itu lagi, sayang? sudah lama kan-"

"aaihh! diam!"

dan mobil itu kembali dipenuhi celotehan malu jingga maupun sahutan menggoda dari langit.

end

A.N
halo, aku datang hehe.

sebenernya cerita ini mau aku bikin endingnya gantung kalo gak sad ending hehehehe. tapi gakjadi deh, gatega..
maaf juga ya kalo bonus ini mungkin gak sesuai ekspektasi kalian ;__; kebetulan aku juga udah lama banget ga nulis hehe. hope you guys like it ya!

ah aku juga mau makasih banyak buat kalian yang udah votment, ily&thank you so much🥺🥺

sampai ketemu lagi di lain waktu! stay safe and stay healthy <3

café - binsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang