"spidol."
"hah?"
satria, pemilik kafe, tatap aneh wajah karyawannya.
"saya butuh spidol."
"untuk?"
"tulis nama,"
bahkan satria belum sempat keluarkan suara, langit berdecak dan ambil spidol di dekat mejanya.
"nama siapa? apa? ditulis dimana sih?"
café
' jingga
selamat menikmati. '"sejak kapan kafe ini sediakan jasa tulis nama?"
felix, sahabat jingga yang datang lebih awal, bertanya.
"eh? tidak tahu, aku baru pertama kali kesini."
"lalu? kau mau foto dan masukkan itu ke sosial mediamu? seperti anak-anak gadis dikelas kita?" felix terkekeh geli, tak bermaksud menghina tapi terdengar begitu.
jingga tatap aneh sahabatnya.
"hey, apa salah satu pegawainya suka kamu ya?"
"mana mungkin!"
jingga menggeleng keras. tak mungkin kan, pelayan tadi taruh perasaan padanya. mereka baru saja bertemu.
"cheesecake ini? kamu bilang uangmu bulan ini sudah menipis. cake dan pastry disini cukup mahal lho."
"kalau aku bilang pelayan tadi yang berikan, aneh tidak?"
felix heboh dan jingga hanya bisa terdiam menunduk memakan cheesecake nya. terlalu malu dan bingung hanya untuk sekedar angkat wajah.
felix tidak tahu, pelayan tadi kan laki-laki.

KAMU SEDANG MEMBACA
café - binsung
Romancesegelas vanilla frappe sepiring cheesecake dan sebuah kisah dikala senja. warning! ✓ lowercased ✓ gay