011. Oleh-oleh dari Jim [M]

24.1K 1.4K 2.7K
                                    

Bestieee I'm so sorry uploadnya telat banget! Seharusnya habis magrib kan ya😭

MINTA MAAF BANYAK-BANYAK!!
yang maafin nanti dicium Paman Dom😘😘

JANGAN LUPA KOMEN YANG BAWEL YAAA

Olivia memelankan langkahnya—setengah mengendap-ngendap, ketika ia mendapati eksistensi Jeno tengah berjalan sendirian menyusuri lorong sekolah yang masih sangat sepi. Jeno terlihat begitu fokus memainkan ponselnya, oleh karena itu Oliv jadi punya niat jahat. Ia mengambil posisi di belakang tubuh Jeno, berjalan dengan sangat hati-hati, bahkan sampai berjinjit agar suara sepatunya tidak terdengar. Kemudian ia menjulurkan kedua tangannya ke depan, bersiap untuk menepuk pundak Jeno, dan...

"DOR ANAK SETAN!!"

"OASUUU!!!"

"Ihhh cemen! Gitu saja kaget, tidak jantan!" ledek Oliv.

Jeno melengos, "Wah, wah, wah, nanti kalau aku tunjukkin kejantananku beneran malah ganti kamu yang kaget."

"Alah palingan juga kecil dan mungil."

"Jahat banget ya kamu, bisa-bisanya burung aku di body shaming," Jeno menyentuh dadanya sambil memasang wajah melas. "Padahal burung aku kan GUNAWAN SUBRI."

"Ha? GUNAWAN SUBRI? Apaan tuh?" tanya Oliv penasaran.

"GUNAWAN SUBRI itu GUNdul menAWAN dan SUka Berdiri sendiRI," jelas Jeno dengan wajah sumringah, penuh percaya diri.

"Freak banget, pantesan nggak laku."

"Oliv anjing!"

"Ya, ya, ya," Oliv merotasikan bola mata malas. "Eh! Btw masih ingat kan sama taruhan?"

"Taruhan apaan?" tanya Jeno sembari mengernyitkan dahi.

Melihat Jeno yang lemot, Oliv jadi emosi sendiri. Ia kemudian menyiku perut anak laki-laki itu sambil meledek, "Alah sok-sokan lupa!"

"Lupa beneran," Jeno meringis sambil mengacungkan dua jari membentuk simbol peace. "Kayaknya gejala amnesia deh. Soalnya kemarin malam juga tiba-tiba ada yang nagih hutang, padahal seingatku tidak pernah pinjam uang."

"Alah prettt!" sewot Oliv. "Kayak iya-iya banget amnesia. Padahal mah lagi cari alasan. Ya kan?"

"Xixixi ketahuan dech roar!" ucap Jeno dengan suara banci sambil mencubit genit lengan Oliv. Sangat menjiwai peran ngondek ala-ala waria yang suka joget di lampu merah.

"Kalau gitu ayo cepetan confess! Kemarin kan menang," Oliv mendesak.

"Matanya!" maki Jeno penuh penekanan, "masih pagi, ngotak dikit lah..."

"Emang selama ini aku bulet? Kok disuruh ngotak?"

"Y," ketus Jeno kemudian berjalan mendahului Oliv dan masuk ke kelas lebih dulu. Mungkin karena masih terlalu pagi, di kelas belum ada orang sama sekali.

"Yaudah, nanti siang. Pulang sekolah. Gimana?" Oliv memberi penawaran setelah meletakkan tasnya di atas meja dan menyusul Jeno duduk di bangku.

"Terserah," Jeno menghela napas panjang, "suka-suka kamu."

"Asik!"

"Kenapa semangat banget?" tanya Jeno ketika melihat ekspresi girang sahabatnya itu.

"Selama enam tahun kita berteman, aku belum pernah lihat kamu pacaran. Jadi kayak ikut excited pas kamu mau confess," jelas Oliv.

DOMINIC VANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang