Bel tanda usai semua mata pelajaran bergema membuat semua teman sekelasku bersorak membereskan semua perlengkapannya dan berlalu keluar. Menarik nafas, aku kembali membereskan buku buku lantas memasukan peralatanku kedalam tas selempang.
Hari ini sepertinya aku akan pulang telat, mengingat jika tadi Mrs. Owarne guru bahasa menghukumku untuk menuliskan semua kosa kata bahasa dan menyuruhku untuk mengumpulkannya esok pagi. Hal itu tidak masalah untukku, yang menjadi masalahnya sekarang aku akan ditemani Stefan. Ya Tuhan, sejujurnya jika boleh aku lebih baik mengerjakan tugas itu sendiri tanpa Stefan dan ancaman Elle. Tapi aku tahu jika Mrs. Owarne menugaskan hal itu padaku dan Stefan. Yea, aku hanya bisa berharap semoga Elle pulang dan tidak melihatku bersama Stefan agar tidak terjadi lagi hal hal seperti tadi pagi.
Menyebalkan, ketika mengingat kejadian tadi pagi. Baju seragamku sukses kotor karena tumpahan cokelat yang menyiram pakaianku untung saja Clarissa membawa pakaian yang sengaja disimpan di lokernya dan sepertinya aku harus menyiapkan diri ketika kejadian tadi pagi kembali terulang tentu aku memiliki persiapan. Apa aku berharap kerjadian seperti tadi terulang? Tidak. Tentu saja tidak. Hanya Persiapan jika kejadian tadi terulang.
To : Mommylove
Mom aku akan pulang terlambat, sebaiknya kau tidak usah menjemputku tidak apakan? Aku akan mengerjakan tugas sekolah dan mungkin aku akan pulang dengan taxi. Bye mommy love you.
Setelah mengirimkan pesan singkan pada Mom Jeanefer aku kembali memasukan ponselku kedalam tas kemudian bergegas keluar dari kelas. Aku akan mengerjakan tugasku di perpustakan dan yang aku ketahui jika perpustakan akan tutup tepat pada pukul lima sore. Aku melirik arloji biru ditanganku, masih ada tiga jam. Sebaiknya aku segera bergegas.
Aku melangkah melewati koridor yang kini terlihat sepi mungkin semua murid disini memilih langsung pulang dari pada sekedar terdiam disekolah dan istirahat dirumah. Jika saja tugas yang di berikan Mrs. Owarne tidak dikumpulkan besok tentu aku memilih pulang, bersantai dan meringkuk dalam dekapan Mom Jeanefer dan menceritakan kejadian apa saja yang terjadi di sekolah.
Tiba didepan pintu perpustakan, aku segera masuk dan mendorong pintu. Aku tersenyum ketika melihat penjaga perpustakaan ini menyambutku ramah. Hera Widelson nama itu.
“ Kau Belum pulang?” Aku melangkah mendekati meja besar Hera dan menggeleng.
“Belum. Ada tugas yang harus aku selesaikan Hera”Jawabku.
“Tidak biasanya, yasudah lebih baik kau kerjakan sekarang. Waktumu hanya...” Hera menggantung ucapannya dan melirik arloji ditangannya. “Dua setengah jam” Lanjutnya.
“Yea, tugas Mrs. Owarne karena datang terlambat ditengah jam pelajaran” Kataku.
Hera terlihat terperangah. “Ow, aku tidak pernah menyangka gadis sepertimu bisa terlambat dan dihukum juga” Tukasnya tidak percaya. Aku mendegus memilih berlalu dari hadapan Hera dan berjalan lebih dalam perpustakaan.
Well, Hera dan aku memang akhir-akhir ini terlihat akrab mengingat jika aku sering mengunjungi perpustakaan disetiap jam istirahat membuat kami menjadi teman mengobrol yang baik. Aku terus berjalan lebih dalam mencari kamus bahasa yang mungkin bisa aku gunakan. Menjelajahi lemari-lemari buku yang mencapai langit-langit atap membuat kepalaku sedikit mendongak. Tepat didepan penyimpanan kamus-kamus aku berhenti jari-jariku menyentuh setiap kamus-kamus dari yang tebal hingga yang tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GIRL
Teen Fiction"Tidak ada yang mau menjadi kekasih kedua hanya gadis bodoh saja yang mau" sayangnya itu aku.. Gadis bodoh yang mau dijadikan kekasih kedua. --YUKI CRISTAL. "Saat melihatnya pertama kali, aku jatuh pada pesonanya!" --STEFAN WILLIAM. "Aku yakin jika...