Terkadang hidup itu penuh teka-teki yang rumit untuk dijelaskan. Perubahan sifat dan kelakuan yang begitu pesat berubah menjadi suatu tindakan yang sulit dipercaya. Kepercayaan dan Janji menjadi ikatan dan kekuatan seseorang.
Sulit kupercaya akan apa yang aku lakukan baru saja. Memalukan! Tentu saja, karena jujur untuk pertama kalinya aku bersikap agresif padanya. Entah setan apa yang marasukiku berbuat nekat menciumi Stefan hanya untuk menghilangkan bekas Elle yang notaben kekasih pertamanya. Aku ingat jika aku hanyalah kekasih kedua dan please jangan ingatkan aku tentang kenyataan itu.
Egois, bolehkan aku bersikap egois? Egois untuk memiliki Stefan hanya untukku? Egois untuk bisa selalu berada disampingnya setiap waktu. Egois untuk dia tidak selalu berada disamping Elle, ya walau pada kenyataannya Stefan selalu acuh padanya.
Aku melihatnya.. Melihat cinta Elle yang begitu besar pada Stefan. Gadis itu begitu ingin semua orang tahu jika Stefan hanya miliknya. Dan aku? Haruskah aku sebut aku beruntung? Stefan mencintaiku. Stefan memilihku. Stefan tidak pernah mengacuhkanku sebagaimana yang dilakukannya pada Elle yang merupakan kekasih pertama. Haruskah aku merasa beruntung?
Jam pulang sekolah seperti biasa aku menunggu Mom Jean didepan gerbang sekolah. Suasana yang tadinya mulai ramai mulai menyurut. Sesekali pandanganku melirik kanan kiri bermaksud mencari keberadaan mobil Mom Jean. Tapi bukan mobil Mom Jean yang aku lihat.
Stefan..
Lagi-lagi perasaan cemburu itu kurasakan lagi. Tepat diparkiran aku melihat Stefan dan Elle saling berpegangan. Tepatnya aku melihat Elle yang bergelayut manja dilengan Stefan yang acuh. Aku tahu Stefan tidak pernah menanggapi Elle. Tapi tetap saja perasaan cemburu dan marah itu selalu aku rasakan. Wajarkah?
Aku terus menatapi mereka dengan perasaan campur aduk. Sepertinya dari tadi Stefan tidak menyadari keberadaanku yang memang cukup jauh dari keberadaan mereka. Menghela nafas kesal aku menghentakan kedua kakiku keaspal. Kubuang pandanganku kearah lain saat aku melihat Stefan menyentakkan lengan Elle tiba-tiba dan aku marasakan jika kini Stefan tengah menatap kearahku dengan pandangan tajamnya.
Tepat saat Stefan akan meninggalkan Elle mobil Mom Jean datang dan tanpa menunggu lama lagi aku langsung masuk kedalam mobilnya.
"Maaf honey, pasti kamu lama menunggu" Ucap Mom Jean ketika aku duduk dikursi penumpang disampingnya.
"Tidak Mom, aku mengerti Mom pasti sibuk" Aku mengecup pipi kanan Mom Jean dan tersenyum kearahnya. Mobil Mom Jean mulai bergerak meninggalkan area sekolah aku menatap sekali lagi dan Stefan masih berdiri disana sendiri. Menatap kearah mobil Mom Jean dengan tangan bersidekap didada. Tidak ada Elle disampingnya dan aku tersenyum dan bisa bernafas lega sekarang.
"Honey, kau mendengarku?" Aku tersentak dan buru-buru mengalihkan pandanganku kearah Mom Jean yang kini memandangku heran.
"A..ah, iya" Jawabku tidak yakin dengan apa yang Mom Jean katakan tadi. Mom Jean mendegus lantas tertawa sembari menggeleng kepala.
"Mom tahu kamu tidak mendengar apa yang Mom katakan tadi" Ujarnya yang mengundang cengiranku.
"Memang apa yang Mom katakan Mom?" Tanyaku polos yang membuat Mom Jean terkekeh.
"Apa yang sebenernya kamu pikirkan, hon?"
"Tidak Mom, aku tidak memikirkan apapun kok"
"Benarkah? Jadi kamu tidak ingin berbagi dengan Mom? Baiklah, sepertinya kamu udah dewasa sekarang" Ucap Mom Jean dengan mimik wajah sedih.
Oh please! Haruskah aku menceritakan masalahku pada Mom Jean? Masalahnya apa setelah aku menceritakan semua masalahku Mom Jean akan mendukungku? Malu, tentu saja aku malu. Aku takut jika nanti Mom Jean akan melarangku.
Sunyi... Tidak ada pembicaraan yang aku lakukan bersama Mom Jean yang kini memilih bungkam. Apakah Mom Jean marah? Menghela nafas aku mulai merasakan perasaan sedih. Jujur aku benci dengan keadaanku sekarang. Keadaan dimana Mom Jean mengacuhkanku. Jadi haruskah aku menceritakan kisahku bersama Stefan? Oh please, ini rumit. Aku ragu menceritakannya. Ragu untuk mengatakan jika aku hanyalah menjadi yang kedua. Disini posisiku hanyalah penghancur dan aku menyadarinya itulah yang membuatku ragu untuk menceritakannya.
"Honey, kau banyak melamun. Sudahlah tidak apa kamu tidak ingin bercerita. Mom mengerti, Nah sekarang Mom tanya apa kamu tadi makan siang?" Lega. Tentu saja, Inilah yang aku suka dari Mom Jean dia tidak pernah memaksaku, Mom Jean mengerti aku dan beruntungnya aku terlahir dari rahim Mom Jean.
Mengingat-ingat apa yang aku lakukan pas jam istirahat aku langsung menggelengkan kepala cepat pada Mom Jean.
"Aku belum makan Mom, dan sekarang aku kelaparan" Ujarku sedikit merengek.
"Kenapa kamu tidak makan pas istirahat, honey? Harusnya kamu memanfaatkan waktu istirahatmu dengan baik. Mom tidak mau kamu sakit, lain kali Mom tidak ingin mendengar kamu tidak makan pas istirahat" Ujar Mom Jean kesal.
"Yes Mommy, tidak akan aku ulangi. Sorry. Tadi tugasku numpuk Mom jadi aku tidak bisa meninggalkannya. Iya itu"Menghela nafas lega walau kini perasaan bersalah mulai aku rasakan. Aku berbohong pada Mom. Sial ini semua karena kebodohan dan sifat cemburuku.
"Tidak untuk lain waktu. Baiklah sepertinya seafood enak untuk makan sore kita, bagaimana?"
Aku mengangguk semangat. "Aku mau, aku mau"
Dan mobil Mom berhenti tepat didepan restoran seafood. Kami sama-sama keluar dari mobil. Mom Jean langsung merangkulku dengan sayang. Oh inilah momen yang aku suka. Cara Mom Jean menunjukan betapa sayangnya dia padaku. aku dan Mom Jean langsung duduk disamping jendela yang langsung mengarah kejalanan.
"Aku ingin seefood lada pedas, Pasta bolognees, es jeruk, dan pancake apel sepertinya itu enak" Ujarku yang langsung dicatat seorang pelayan.
"Sepertinya kamu sangat kelaparan dan Jangan terlalu pedas ingat honey" Tukas Mom Jean yang mulai protectif. Aku nyengir.
"Yeah baiklah, Momku sayang" Dan setelah Mom Jean menyebutkan pesanannya pelayan itupun pergi. Aku dan Mom mulai berbincang ringan seputar sekolah dan pekerjaannya yang menumpuk disela-sela menunggu pesanan datang. Sampai akhirnya perbincangan kami terhenti karena Patrica Carlos yang kini berdiri dihadapan kami.
"Boleh aku bergabung?" Tutur Patricia Carlos yang membuat Mom Jean terkejut.
"Patricia.." Ucap Mom Jean yang langsung berdiri saling cepaka-cepiki singkat.
"Tentu, silahkan duduk" Lanjut Mom Jean yang kembali duduk ditempatnya. Patricia tersenyum entah mengapa aku merasakan perasaan hangat yang nyaman ketika melihat senyumanya. Terkejut, tubuhku sedikit menegang ketika tiba-tiba saja Patricia memelukku erat dengan posisi aku masih terduduk dibangkuku dan Patricia membungkuk.
"Senang rasanya bisa kembali bertemu denganmu My girl"
****
Jreeng. Akhirnya upload juga. ini cerita udah lapuk-_- Udah setaun lebih engga kelar-kelar. 22-Nov-2015.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GIRL
أدب المراهقين"Tidak ada yang mau menjadi kekasih kedua hanya gadis bodoh saja yang mau" sayangnya itu aku.. Gadis bodoh yang mau dijadikan kekasih kedua. --YUKI CRISTAL. "Saat melihatnya pertama kali, aku jatuh pada pesonanya!" --STEFAN WILLIAM. "Aku yakin jika...