TUJUH BELAS (Maaf..)

2.1K 175 7
                                    

Clarissa melakang ringan menelusuri setiap lorong Carlos yang mulai ramai pagi ini. Gadis itu selalu tersenyum setiap berpapasan dengan siswa maupun siswi Carlos. Walaupun Clarissa merupakan anak dari sang empunya sekolah gadis itu tidak pernah menyombongkan atau bertingkah semena-mana.

"Pagi Clarss.." Sapa seorang pria berambut hitam. Greyson Chance dengan senyuman menawannya dan tidak lupa kamera yang selalu tergantung dilehernya.

Clarissa tersenyum tipis "Morning greys.." Jawabnya. Greyson terkekeh lantas sebelah tangannya tampak merangkul bahu Clarissa membuat gadis itu well risih mungkin. Karena siswa-siswi Carlos tampak melirik kearahnya dengan pandangan yang berbeda beda.

"Grey.."

"Hm.." Greyson bergumam sambil terus berjalan dengan pandangan lurus kedepan seolah tidak terganggu dengan para siswa Carlos yang mentapinya.

"Kelas pertamamu apa?" Tanya Clarissa. Dia pun tampak acuh seolah nyaman walau masih ada sedikit rasa risih karena siswi Carlos yang notaben penggemar Greyson tampak menatapi Clarissa seolah ingin melahapnya. Walaupun pada kenyataannya mereka tidak akan pernah berani melakukan itu.

"Math.." Jawabnya. "Kau? Apa kelas pertamamu, sugar"

Blus.

Kedua pipi Clarissa langsung memerah mendengar kata terakhir yang diucapkan Greyson.

Sugar. Gula. Manis.

"A-aku... Sama denganmu" Tukas Clarissa sedikit gagap.

Entah kenapa setiap Greyson berada disampingnya perut Clarissa berasa tergelitik ada perasaan nyaman mulai Clarissa rasakan. Tentunya, hal yang sama pun Greyson rasakan. Bagaimanapun saat Greyson pertama kali melihat Clarissa, Greyson langsung jatuh hati. Clarissa, gadis cantik yang ramah. Clarissa, gadis polos yang membuat setiap lelaki memujanya dikejauhan. Clarissa. . . Hem, gadis yang pandai melukis yang berhasil menjerat hati seorang Greyson Chance yang mempesona dan keren.

"Benarkah? Jika begitu kita harus duduk duduk bersama" Tukas Greyson dengan binar dibola mata coklat terangnya.

"Yeah, ide yang bagus. Aku ingin lihat apa kau pandai dengan pelajaran itu"

"Jangan meremehkan aku, sugar. Kau belum tahu saja jika seorang Greyson Chance adalah seorang pria yang mempesona dan pandai disemua pelajaran dan eksta"

Clarissa mencibir " Cih, sombong. Buktikan itu nanti jika kau memang pandai dalam semua mata pelajaran"

Greyson menyeringai "Kau ingin bukti? Baiklah. Tapi dengan tiga syarat bagaimana?"

Kening Clarissa merengut " Tidak jadi kalau begitu. Aku percaya" Tukas Clarissa cepat membuat Greyson terkekeh.

"Penakut..Ck!" Cibir Greyson. Clarissa spontan mendelik.

"Siapa yang penakut?"

"Kau.. Tentu saja!"

"Aku tidak takut!"

"Benarkah? Jika memang kau tidak takut bagaimana dengan tiga syaratku dan aku akan membuktikan jika aku memang pandai dalam setiap mata pelajaran, bagaimana?"

Clarissa lagi-lagi mendelik matanya tampak melotot. "Tidak mau. Aku bilangkan tidak jadi! Jadi tidak usah membuktikannya, aku percaya. Dan apa itu? Tiga syarat? Tidak ada untungnya buatkukan? Jadi tidak usah"

"Pe-na-kut!" Cibir Greyson.

"Aku tidak takut greys!!"

"Clarissa penakut.. Clarissa penak~"

MY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang