“Kami” Aku menoleh kearah sumber suara yang menyahut dibelakangku. Ada tiga orang gadis dan tiga orang pria disana. Salah satu gadis itu menatapku tidak suka, aku hanya mengkerutkan kening heran dengan tingkahnya yang sok berkuasa.
“Yuki lebih baik kita pergi” Bella berseru nada suaranya terdengar panic dan khawatir. Hell, memang siapa gadis itu? Pemilik sekolah ini seanaknya saja membuat teman baruku kelihatan ketakutan seperti itu.
“Oh—jadi kau murid baru itu” Sahut gadis berambut pirang itu padaku. Aku mengangguk acuh melipat kedua tanganku didada kemudian bergumam mengatakan iya.
“Yeah, ada masalah dengan itu” Tanyaku. Gadis berambut pirang yang tidak aku ketahui namanya itu mendelik mata abu-abunya menatapku tajam dan sinis kemudian dia tertawa jenis tawa merendahkan.
“Tidak, hanya saja kau tampak seperti murid rendahan—ya seperti gadis disampingmu” Apa? Aku mendelik marah pada gadis itu. Seenaknya sekali merendahkan teman baruku, Aku kembali menatap Bella yang ternyata sedari tadi menunduk. Hell, apa dia takut pada gadis sok ini. Aku mendegus lantas kembali menatap gadis pirang itu kesal.
“Kau! Apa maksudmu dengan murid rendahan huh?” Tungkasku menggeretak. Hah, dia piker aku takut pada gadis sok sepertinya? Huh tentu saja tidak. Aku sama sekali tidak takut pada gadis manja pirang dan sok seperti dia. Gadis pirang itu kembali tersenyum kali ini senyumnya terlihat sinis dan menakutkan. Gee, aku tidak akan takut dengan senyumannya.
“Well karena kau murid baru yang berani-beraninya padaku.. baiklah aku akan sedikit memberimu peringatan sederhana” Jawabnya. Aku mengernyitkan dahiku menatapnya dengan penuh tanda Tanya. Gadis pirang itu lantas berbalik kemudia dengan manja dia mengaitkan lengannya pada seorang lelaki yang sedari tadi berdiri dibelakangnya.
“Honey, menurutmu apa yang harus aku lakukan pada gadis baru itu hm” Gadis pirang itu bertukas pada seorang laki-laki yang aku yakini mungkin pacarnya. Cih, benar-benar gadis manja yang sok berkuasa. Umpatku dalam hati.
“Terserah” Aku mendengar suara lelaki itu menyahut. Aku terkekeh kecil ketika melihat gadis berambut pirang itu mendegus kesal. Aku palingkan pandanganku pada sosok lelaki yang kini ikut menatapku. Hell, tunggu dulu bukankah laki-laki itu dia lelaki yang kemarin dibandara? Pria itu ikut terkejut ketika mata cokelat terangnya bersipandang dengan mataku. Aku ternganga tidak percaya jika pria itu merupakan kekasih si pirang sok berkuasa itu.
“KAU!” Aku mendegus ketika pria itu malah menunjukku dan berteriak keras. Gadis berambut pirang yang sedari tadi bergelayut dilengan pria itu menatap kekasihnya bingung.
“APA?!” Sentakku.
“Honey kau mengenal dia” Tanya gadis pirang itu. Dengan cepat pria itu mendegus lantas dengan tampang dingin dan arrogant dan datar itu dia melangkah mendekatiku.
“Tidak” Jawabnya singkat. Tepat berdiri dihadapanku pria itu mendorongku kebelakang. Hell, apa-apan pria gila ini! Mendorongku seenaknya. Aku langsung jatuh terduduk untunglah ada kursi sehingga aku tidak terjatuh mengenai lantas keras itu.
“Hey! Apa yang kau lakukan? mendorongku seenaknya. Kau pikir kau itu siapa? Tingkahmu benar-benar sok mencerminkan orang yang paling berkuasa dianta—”
“Stefan William” Apa? Aku kembali terngang ketika melihat tingkahnya yang berhasil membuat bibirku terbungkam. “Aku Stefan William” Tegasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GIRL
Teen Fiction"Tidak ada yang mau menjadi kekasih kedua hanya gadis bodoh saja yang mau" sayangnya itu aku.. Gadis bodoh yang mau dijadikan kekasih kedua. --YUKI CRISTAL. "Saat melihatnya pertama kali, aku jatuh pada pesonanya!" --STEFAN WILLIAM. "Aku yakin jika...