SEMBILAN BELAS

2.1K 192 23
                                    

Ikatan batin antara seorang ibu dan anak itu kuat.
Seberapa lamapun ibu dan anak itu terpisah.
Sebuah ikan itu akan kembali menyatukan mereka.
Tanpa mereka sadari, rasa hangat dan nyaman itu mereka rasakan.

***

Well, hari yang menyenangkan ditemani oleh dua orang wanita dewasa yang menakjubkan. Mom Jean dan Aunty Patricia. Siang ini aku menghabiskaan waktuku dengan kedua wanita itu. Saling becanda dan berbincang hal ringan. Jujur sedaritadi aku tidak berhenti berbincang dengan Aunty Pette. Entah rasanya aku tidak ingin berhenti mengobrol dengannya. Dan sesekali Mom Jean pun tampak menimpali obrolan kami. Namun tidak sebanyak apa yang aku bicarakan dengan Aunty Pette.

Berbicara tentang sosok Aunty Patricia. Wanita itu hangat dan penuh kasih sayang. Sosok wanita hebat yang patut diikuti jejaknya karena prestasinya dibidang disign. Saat berbincang dengannya, jujur aku merasakan hal berbeda. Nyaman dan darahku selalu berdesir hangat. Berbeda dengan apa yang aku rasa dengan Mom Jean. Apakah hal itu wajar?

Lama kami menghabiskan waktu bersama hingga lupa akan waktu yang semakin beranjak sore. Banyak yang aku dengar dari sosok Patricia Carlos seputar keluarganya terutama aku prihatin mendengar salah satu putrinya hilang dan hingga saat ini beliau belum menemukannya. Dan aku terharu dengan kepercayaan dirinya yang tinggi ketika Pette mengatakan jika dirinya yakin bahwa putrinya yang hilang masih hidup dan Pette beserta suaminya masih tetap mencari.

"Sebaiknya kita pulang, sudah terlalu lama kita berada disini" Ujar Mom Jean yang tiba-tiba menyahut, Ekpresinya tampak berubah. Datar.

Pette melirik arloji ditangannya sekilas sebelum mengangguk.. " Ya, sepertinya begitu.. dan rasanya menghabiskan waktu bersama kalian membuatku betah hingga lupa akan waktu"

"Well, biarkan aku yang membayar makanan kalian" Ujar Pette.

"Tidak usah, kami masih mampu hanya untuk membayar. Thanks, ayo dear kita pulang" Tukas Mom Jean sembari beranjak meninggalkan Pette yang mengeryit bingung dengan sikap Jean.

"Aku.. senang bisa berbincang lama denganmu Aunty. Aku harap bisa berbincang lagi denganmu."

Tanpa mendengar balas Pette aku langsung mengikuti Mom Jean dengan langkah sedikit berlari. Ada apa dengan Mom Jean?

***

Apa lah arti mengucap janji
Bila cinta tak pasti untukku
Warnai hari jalan ni kisah
Walau ku tau kau telah bersamanya.

Sepenggal lirik lagu itu membuatku merenung dimalam hari ini. Membayangkan begitu banyak hal yang telah aku jalani selama aku pindah ke  LA.. Hal yang merubah kisah hidupku, dan juga diriku sendiri. Hal yang tidak sempat aku duga dan aku kehendaki.

Kutetap tegar, melawan salah
Jalani cerita yang bukan untukku
Kau kan selalu kupuja dan kan slalu kupuja
Kutetap bahagia walau sebagai kekasih kedua.


lirik lagu, entah mengapa membuatku sadar apa yang sedang aku jalani saat ini. Perasaan bersalah selalu mengurung dibenakku. Aku seorang wanita yang bisa merasakan sakit. Entah apa yang dilakukan Elle jika mengetahui status ku dengan Stefan nanti. Ya Tuhan, mengapa kau membiarkan aku jatuh pada pesona Stefan? Apa dengan cara ini kau memberikanku kebahagian yang disisi lain pasti akan menyakiti hati orang lain? Kau menjadikanku sebagai seorang gadis yang egois. Tetapi karena ini jalanmu, yang hanya aku lakukan hanya bisa menjalaninya bukan?

Menghala nafas berat aku menatap atap kamarku dengan pikiran penuh dan meyakinkan hati jika semuanya akan baik-baik saja. Aku tegar. Sekali lagi aku meneguhkan pada hati.

Drttt.. drtt.. drtt..
Getaran ponselku mengalihkan pikiranku dan meraih ponsel. Ada satu pesan baru. Senyumku mengembang saat melihat pesan yang dikirim Stefan.

From:  my boyfriend.

Night, my sweet  girl. Malam yang dingin kau merasakan bukan? Aku menunggumu ditaman malam ini, aku harap kau datang untuk memelukku. Aku kangen.

Sebuah pesan singkat yang membuatku dengan semangat langsung melemparkan selimut dan bergegas keluar. Berlari menyusuri lorong apartemen dengan langkah seribu. Entah apa yang membuatku menjadi gadis aneh malem ini. Yang jelas saat ini yang ingin aku lakukan adalah memeluk Stefan erat-erat.

Nafasku terengah saat aku sampai ditaman yang tidak jauh dari apart yang aku tempati dengan Mom Jean. Mengatur nafasku, aku mulai melihat sekeliling mencari keberadaan Stefan.

Sepi.
Sunyi..
Dan tidak ada satu pun orang disana. 

Bodoh! umpatku. Apa aku bermimpi saat ini? Cuaca malam ini yang dingin membuatku sedikit kedinginan karena Melupakan jaketku. Tidak ada Stefan.

"Dasar pembohong!" Pekikku kesal.

Aku menghela nafas berat dan memilih duduk dibangku taman. Merenungi apa yang sedang aku lakukan saat ini. Berlari dari kamar melupakan jaketku dan berakhir menyedihkan. Bodoh!

"Siapa yang kamu sebut pembohong sweet girl" 

Bisikan itu dan pelukan itu seketika membuatku mematung. Perasaan hangat mulai melingkupi tubuhku.

Stefan.. dia memelukku, tepat dibelakangku.

"Kangen kamu" bisiknya tepat ditelingaku.

Aku hanya bisa mematung, masih dalam keadaan Stefan memelukku dari belakang. Aku bisa mendengar deru nafasnya yang teratur sesekali aku merasakan kecupan diatas puncak kepalaku. Oh Tuhan, apakah aku bisa menghentikan waktu saat ini?

"Stef, aku pikir kamu berbohong" ujarku pelan. Aku bisa merasakan Stefan terkekeh diatas puncak kepalaku.

"Mana mungkin aku membohongi kekasihku sendiri huh? Membiarkan gadisku keluar dengan berlari-lari seperti yang kamu lakukan tadi. Apa kamu tidak lelah huh?"

"Pertanyaan bodoh! Tentu saja aku lelah Stef! Aku berlari dari kamar hingga taman dan saat aku sampai aku tidak melihatmu! Aku pikir setelah aku sampai taman kamu akan menyambutku dengan pelukan tapi yang ak--"

Cup!

Satu kecupan dibibirku berhasil membungkamku. Stefan mengecup bibirku dari belakang.

"Rasakan gadis Cerewet!"

"STEFAN!"

****

Hai dunia orange.. apa kabar? Dua tahun. Story ini udah DUA TAHUN lebih engga kelar. Ohmy! Ck. Udah lupa sama jalan ceritanya serius! Jadi maaf kalau makin engga nyambung. Hhh..

MY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang