Chapter 12

349 15 3
                                    


Ini masih hari yang sama, Valerie keluar dari kamar mandi dan mendapati Arsen yang sudah tertidur dengan Tuxedo hitam yang masih melekat di tubuhnya.

Valerie berjalan mendekat, berniat ingin membangun kan cowok itu tapi ternyata Arsen hanya menutup matanya alias tidak benar-benar tertidur.

"Gue gak tidur." Ujar Arsen sambil membuka matanya kemudian duduk dan bersandar di kepala ranjang.

"Oh kirain"

"Oiya aku mau minta tolong ehehe" cicit Valerie, dia masih rada ngeri akibat adu mulut mereka sebelum dia masuk ke kamar mandi

"hm?"

"Koper aku agaknya masih ada di bawah, bole minta tolong ambilin gak? Soalnya aku pake gini doang, gak mungkin kan aku ke bawah ngambil sendiri?" Valerie menjelaskan secara rinci takut-takut dia di kata caper oleh Arsen ya walaupun itu rada benar, sedikit.

Arsen tidak mood marah-marah karena dia sudah mengantuk tapi kasihan juga istrinya jika tidak memakai pakaian sehelai pun, mengingat suhu kamarnya yang dingin jadi dia tanpa sepatah kata langsung keluar guna mengambil koper Valerie di lantai bawah.

Ah iya satu fakta lagi tentang Arsen, selain kepribadiannya yang tertutup walau tidak tertutup amat dia juga menyukai suhu dingin seperti kamarnya yang benar-benar berada di suhu paling dingin yang ada pada AC.

Juga yg satu ini Arsen harus membiasakan nya yaitu menyebut Valerie sebagai istrinya walaupun rada geli dan aneh.

Skincare rutin Valerie sebelum tidur tidak ada di rumah ini sebab dia hanya mengambil beberapa pasang baju untuk dia pakai beberapa hari ke depan.

Tadi sebelum dia pulang dan berakhir di rumah Arsen kedua pihak keluarga sempat berkumpul dan memberi tahu Arsen dan Valerie bahwa mereka di beri hadiah pernikahan sebuah mansion mewah dan rencana nya dia dan Arsen akan pindah 3 hari lagi.

Perabot dan alat-alat semuanya sudah ada di rumah barunya, mereka berdua hanya tinggal pindah saja dan membawa baju serta barang-barang yang menurutnya penting.

Itu sih info-info yang dia dapat pas kumpul tadi,

Ceklek

Arsen memasuki kamar dengan tangan kanannya yang menyeret koper Valerie, membawa koper itu ke depan si empunya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi meninggalkan Valerie yang sedang terduduk di kasur.

"IH MAKASIH" Valerie berteriak sebab Arsen sudah menutup pintu kamar mandinya.

Tak apa, dia bisa melihat di kamar Arsen ada alat peredam suara jadi orang rumah tidak ada yang mendengar nya lagi pula biarpun tak ada alat peredam suara orang-orang rumah Arsen tidak ada yang mendengar suaranya berhubung kamar Arsen ada di lantai 3 dan kamar orang tuanya di lantai 1 jadi bebas.

Tidak heran, sebab rumah Valerie pun seperti ini, kamarnya serta kamar Glen dan Leo juga berada di lantai 3 jadi dia biasa-biasa saja.

Holang kaya bebas pren ')

Ngomong-ngomong Valerie memakai pakaiannya selagi Arsen berada di kamar mandi.
Setelah beberapa menit, Arsen keluar dengan handuk yang melilit di pinggang nya memperlihatkan perut kotak-kotak nya yang terpahat rapih.

Cowok itu topless di depan Valerie yang mana membuat Valerie terdiam dengan kondisi mulut nya yang terbuka, speechless dia.

"Gak usah lebay, inget napas"

Valerie tersadar, jokes cowok pendiam ternyata sabi juga ya hahaha

"Ih apa sih" Valerie mendengus, malu karena dirinya terciduk memperhatikan Arsen dengan tubuh topless nya

INOPINATUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang