Saat ini Valerie sedang makan bersama Arsen di meja makan berdua. Dia dan Arsen sama sekali tidak ada yang membuka obrolan satupun dan mereka berdua juga sama-sama terlalu sibuk dengan makanan yang ada di depannya hingga Valerie yang tidak tahan dengan suasana ini pun akhirnya angkat suara
"Bareng gak?"
"Gak"
Valerie mendengus, dia ingin tau apa alasan Arsen tidak mau memberinya tumpangan padahal dia juga tidak rugi kalau Valerie ikut dengannya
"Kenapa sih?"
"Males."
Lagi-lagi Valerie mendengus, males katanya? Kan Valerie hanya duduk manis di kursi penumpang dan sudah, sampai sekolah dia turun.
Simpel kan?
"Yaudah"
Arsen mendongak, dia menatap Valerie yang langsung menunduk dan kembali memakan sarapan di depannya.
Dia tau, dia juga punya hati makanya dia tidak enak dengan Valerie apalagi semalam cewek itu mengakui perasaannya.
Sebagai cowok yang baik dan tentunya bukan tukang ghosting setelah seseorang confess padanya, dia tentu tidak enak dan merasa bersalah pada Valerie yang intinya dia harus menghargai perasaan cewek itu.
Memberi harapan atau tidaknya itu masalah belakang toh mereka juga sudah menikah dan sepertinya dia juga akan mencoba menerima Valerie di hidupnya.
Prinsip nya yaitu cukup punya satu istri dan menikah juga hanya satu kali, tidak ada yang kedua, ketiga dan seterusnya.
"Lo mau di serbu sama fans-fans gue?"
Valerei mengangkat satu alisnya, "Ih sombong nyaa" dia mengucapkan itu sambil terkekeh
"Terserah sih kalau mau ikut gue, tapi kalo ada apa-apa, gue gak mau tanggung jawab." Ujar Arsen sambil memasukkan se sendok nasi goreng ke mulut nya
"Ih gak usah, aku bareng pak mamat aja" Ucap Valerie.
Dia harus membiasakan memakai aku walau mood nya sedang tidak baik-baik saja sesuai dengan syarat dari Arsen
Demi mendapatkan feedback dari cowok itu.
"Kalo butuh duit minta ke gue aja"
"Gak mau. Aku punya kok" Tukas Valerie
Menurutnya, selagi dia ada uang, dia tidak perlu meminta pada Arsen sebab papa nya akan tetap memberinya uang perbulan walau sekarang gadis itu sudah menjadi tanggung jawab Arsen sepenuhnya.
"Gue maksa."
Setelah mengatakan itu Arsen minum terlebih dahulu sebelum bangkit dari duduknya dan berjalan menuju garasi untuk memanaskan motor nya.
Hari ini cuacanya bagus dan dia akan memakai motor ke sekolah.
Valerie mengekor di belakang Arsen, "Jadi kita di sekolah kayak orang gak kenal dong ya?," Valerie menjeda ucapannya, dia menunggu respon Arsen perihal pertanyaan nya barusan
Arsen membalikkan tubuhnya agar bisa melihat Valerie yang berdiri di belakang nya, "Hm?" tanya cowok itu.
Valerie mengangguk, "Soalnya orang-orang taunya aku sama Leo ada something spesial kan? Juga mereka semua gak tau kalau aku anaknya Papa Abraham"
Arsen membenarkan ucapan Valerie, dia juga tidak berharap sih akan akrab dengan Valerie di sekolah berhubung dengan lingkungannya yang sangat amat toxic.
Tidak di OSIS, tidak di kelas semuanya seakan-akan punya hak atas Arsen.
Terutama Bella, cewek gila itu tidak segan-segan melukai orang-orang yang dekat dengan Arsen semuanya di sapu rata olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INOPINATUM
Teen FictionKisah ini tentang perjodohan gila yang dilakukan oleh dua keluarga terpandang di Dunia. Valerie namanya. Seorang gadis cantik, Ceria, dan baik hati tentunya ah tidak dia tidak baik-baik amat, dia juga suka bully orang dan suka ghibah. Jangan sekali...