18

81 7 0
                                    

Warning.
Sebelum baca dahulu kan vote.

Tanpa melepas pegangan tangan, Zoy ditarik kedalam ruang koperasi sekolah.

"Ini kalian kenapa? Kok baju nya pada kotor semua?" tanya ibu koperasi melihat keadaan Alga dan Zoy.

"Ukuran baju lo apa?" tanya Alga membuat Zoy lebih menautkan alisnya.

"L," tanpa sadar Zoy, setelahnya Alga mengangguk.

"Gal, lo kenapa? Parah ih abis mandi saos," ucap Okis yang kebetulan melihat Alga dan Zoy.

"Kis, bilangin ke Gilang, tugas gue yang perkenalan biar gue yang ngisi," kata Alga.

"Iya-iya," balas Okis pergi begitu saja. Kalo Alga membalas pertanyaan nya dengan jawaban yang enggak sesuai pertanyaan, itu berarti sudah tidak asik. Itu berarti otak bodoh Alga sedang benar-benar tidak asik.

"Bu, minta atasan seragam putih ukuran L sama XL, terus sama minta saos sama botolnya," ucap Alga.

"Nih Alga, saos untuk apa Gal?" tanya ibu itu sambil menyerahkan.

"Kepo ah," Alga menerimanya lalu menarik Zoy keluar kemudian masuk keruang UKS. Zoy benar-benar tidak mengerti.

Zoy terus memerhatikan gerak-gerik Alga, Alga mengunci pintu UKS bahkan mengambil dan menyimpannya disaku celana. Terkadang hanya karena bel istirahat belum berbunyi, petugas yang menjaga ruang UKS masih kosong, seharusnya 10 menit sebelum istirahat penjaga UKS harus sudah ada. Ck-ck.

"Lo ngapain sih? Siniin kuncinya!" ucap Zoy waspada.

"Gak ngapa-ngapain," tenang Alga menanggapi, ia membelakangi Zoy. Melepas satu persatu kancing baju yang kotor penuh noda saos.

Zoy yang melihatnya mundur perlahan-lahan pada pojokan pintu.

"Gal, lo mau ngapain? Kenapa buka baju? Katanya gak ngapa-ngapain, SESAT! MESUM! KELAINAN!" Alga berhenti sejenak, untuk pertama kalinya ia mendengar Zoy sebagai musuh bebuyutan nya memanggilnya atau menyebut namanya. Apalagi dengan sebutan 'Gal'.

Alga kembali melanjutkan membuka kancing baju.

"Woi brengsek!" Zoy baru saja ingin melempar vot bunga hiasan jendela kearah Alga, tapi terhenti ketika baju Alga jatuh kelantai memperlihatkan punggung dengan luka tiga garis yang lumayan besar dan panjang.

Zoy menganga tak percaya. Luka dengan tiga garis  yang lumayan besar dan panjang itu hampir memenuhi bagian mulus punggung Alga. "I-itu asli?"

"Memangnya ada orang bodoh yang mau membuat ini?"

"Kan lo emang bodoh," Alga berbalik, mendelik kesal, berjalan mendekati Zoy.

"L-lo kenapa? Mau ngapain? Jangan ngedeket ke gua!"

'Hap'

Alga mengurung dan mengunci pergerakan Zoy di dinding pojok pintu, membuat Zoy menahan nafas.  Ia memalingkan wajahnya kesamping, tanpa sadar kedua pipi Zoy merona merah. Dada mulus Alga tepat didepan wajahnya.

Alga mendekatkan wajahnya kesamping wajah Zoy. Membisikkan sesuatu. "Lo orang terakhir yang tau ini," kata Alga.

"Bantu gue obatin lukanya,"

Alga menatap nya. "G-gue boleh pegang?" pinta Zoy ragu. Tumben mereka terlihat akrab.

"Silahkan," Zoy dengan pelan-pelan mulai menyentuh dan meraba luka punggung itu.

"Ah uh ah eh em,"

"Jangan ngeluarin suara aneh monyet!"

"Ah sorry, bagian itu sangat sensitif,"

My Childish Boy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang