03

1K 125 17
                                    

Warning.
Sebelum baca dahulu kan vote.

"Morning keluarga, anjay," sahut Alan turun dari tangga dengan rambut di sisir ke belakang menggunakan tangan. Sebenarnya gaya rambut dari keluarga Riyon ini selalu berantakan dan tidak pernah rapi. Rapi ketika di sisir oleh Vallent saja.

"Assalamu'alaikum dunia," dilanjutkan sapaan El.

"BANG GILANGGGG," teriak keduanya, saat melihat Gilang sedang duduk anteng. Keduanya langsung berlari menuju kearah Gilang yang berada di ruang tamu.

'Bruk'
El dan Alan terjatuh bersamaan, akibat sandungan Alga yang tiba-tiba. Gilang tetap mengekspresikan wajah datar, sudah menjadi sarapan pagi melihat pertengkaran mereka.

"Abang bangsat, tai lo, dikira ga sakit apa? Gue aduin ke Daddy baru tau rasa lo," ucap Alan berdiri dan membantu El berdiri juga. Jadi abang harus pengertian jangan seperti yang satu itu, gak ngotak.

"Bodo, ngapain lo manggil Gilang hah? yang berhak manggil Gilang itu cuman gue ya dakjal!" ucap Alga tak peduli.

Gilang memang setiap pagi datang kerumah Alga. Selalu berangkat bareng. Itupun karna permintaan Alga, ia tak bisa menolak.

"Yuk berangkat, nih buat Gilang," Alga menyerahkan susu kotak. Gilang menerimanya, sudah biasa juga dia meminum susu kotak. Terkadang juga di rumah Gilang banyak stok yupi dan susu kotak hanya untuk Alga.

Alga dan Gilang mencium tangan Vallent, Vallent membalasnya dengan ciuman kening. Memang sudah menjadi kebiasaan.

"MOM JANGAN LUPA KASIH SARAPAN PAGI BUAT BUL-BUL SAMA DOGGY," teriak Alga berjalan keluar rumah.

"Kamu yang pelihara, Mommy yang ngurus," monolog Vallent geleng-geleng kepala.

"Kemarin lo kemana?" tanya Gilang. Keduanya sudah berada di samping motor masing-masing.

"Nanti gue ceritain bareng anak-anak lain," Gilang mengangguk. Keduanya lalu menjalankan kendaraan masing-masing menuju sekolah.

***

SMA NEGERI CAKRA MUDA. SMA yang lumayan paling besar di antara SMA lain nya. SMA yang duduki geng motor lumayan terkenal juga, apa lagi kalo bukan Savage Rascal?

Alga dan Gilang berjalan beriringan. Alga tidak mau diam, ia selalu berjalan ceria dengan tangan menggoyangkan tali tas Gilang. Aneh dan hebatnya Gilang sama sekali tak terganggu, ia masih memperlihatkan wajah datar saja. Wajah datar sudah melekat dari lahir.

"Gilang cool banget yah?"

"Alga lucu,"

"Gilang my husband,"

"Yang lain nya mana?"

"Gue datang pagi-pagi cuman buat cuci mata doang,"

Semua bisi-bisikan masuk di pendengaran Alga dan Gilang. Keduanya tak peduli. Kaum hawa memang seperti itu.

"Gilang, Gilang," panggil Alga.

"Hm?" dehem Gilang.

"Kemaren gue dit---,"

'Tring' 'tring'

"Yaah anjir baru juga mau cerita, udah bel aja ah," bibir Alga mengerucut kesal.
Gilang mengusap pelan rambut Alga lalu melongos masuk kedalam kelas saat pas sekali bel berbunyi ketika keduanya didepan pintu kelas.

"Gilang gak pernah berubah, jadi sayang ahk," gumam Alga dengan tersenyum lalu menyusul Gilang.

***

"Pagi," sapa pak Bambang, selaku guru ekonomi.

My Childish Boy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang