invisible wounds : 22

1.9K 227 14
                                    

Tidak ada kejutan, tidak ada yang istimewa. Yang ada nyawa Jisung dan Dongpyo sedang terancam.

Usaha Jisung untuk memberikan Dongpyo kejutan telah gagal, saat sebuah mobil asing mengejar mereka. Bahkan mereka menembak mobil Jisung berkali - kali, untung saja Jisung bisa membawa mobilnya dengan lihai, meskipun dia terbilang baru mempunyai mobil.

"Mobilnya semakin dekat, Ji."

"Pegangan yang erat Dongpyo-ah, aku akan menambah kan kecepatan mobilnya." Kata Jisung dengan fokus kedepan.

Kecepatan mobil yang Jisung kendarai semakin tinggi hingga membuat Dongpyo histeris dan terus berteriak.

"Pelan kan mobilnya, Ji. Aku tidak ingin mati sia - sia."

"Pejamkan saja matamu, dan semuanya akan baik - baik saja."

"Tidak! Aku takut saat membuka mata aku telah di surga." Teriaknya dengan memegang erat seatbelt yang di pakai nya. "Jisung, bawa mobil nya ke tempat ramai, cepat!."

"Yakk Park Jisung, cepat lakukan arahan ku."

Jisung menghiraukan teriakan Dongpyo yang terus memaki dirinya. Sebenarnya suara berisik Dongpyo mengganggu konsentrasi Jisung.

"JISUNG BUKA TELINGA MU LEBAR - LEBAR."

"Kau hanya perlu diam Dongpyo, kau mengganggu konsentrasi ku saja." Erang Jisung.

Jisung berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menyelamatkan dirinya beserta Dongpyo, dan semuanya akan baik - baik saja. Orang - orang asing yang mengejarnya harus tau siapa Jisung, meskipun dia masih anak remaja tetapi keberanian nya melebihi orang dewasa.

"Ji cepat mereka semakin mendekat."

"Aish kau ini berisik sekali." Bagaimana bisa Jisung tidak uring - uringan, pasalnya Dongpyo itu tidak konsisten sama sekali. Tadi dia menyuruh jisung untuk memelankan mobilnya dan sekarang dia menyuruh Jisung untuk mempercepat mobilnya.

Dorr!

"Aaaaaaaa kendalikan mobilnya Jisung." Ban kanan mobil Jisung ditembak hingga membuat mobil oleng dan Dongpyo berteriak ketakutan, sementara Jisung berusaha dengan sekuat tenaga untuk menyeimbangkan mobilnya.

Mobil yang Jisung menabrak sebuah pohon di tepi jurang.

Mata Dongpyo membola sempurna dengan air mata yang menetes dengan begitu saja. "Apakah kita benar - benar akan mati."

Jisung menoleh dan mendapai Dongpyo yang menangis. "Tidak, lihat aku Dongpyo." Sementara Dongpyo hanya menggeleng pelan, dia sedang ketakutan sekarang. "Tenangkan dirimu, Dongpyo-ah." Lanjutnya, berusaha untuk menenangkan Dongpyo.

"Bagaimana bisa aku tenang, saat kematian di depan mataku!." Teriak nya mendelik ke arah Jisung.

"Kemarikan tanganmu." jisung mengulurkan tangannya pada Dongpyo. "Cepat sebelum orang - orang itu menemukan mobil kita."

"Apa yang akan kita lakukan." Tanya Dongpyo depan ketakutan yang kentara di wajahmu.

"Banyak bertanya."

"Jisung tidak!!."

Jisung menarik Dongpyo hingga keduanya terlihat berpelukan, bahkan tanpa menunggu lebih lama lagi Jisung membuka pintu mobilnya dan melompat dari dalam mobil, sebelum melakukan hal tersebut tentu saja Jisung sudah memikirkan nya matang - matang. Karena disisi mobil kemudi tanahnya tidak curam.

Nafas keduanya terlihat terengah, Dongpyo memeluk erat tubuh Jisung yang berada di bawahnya, sementara Jisung dengan santainya malah menumpukan tangannya sebagai bantal, dia bernafas lega dengan tersenyum tipis memandang indahnya langit, tetapi nasibnya malam ini tidak seindah itu.

Invisible Wounds [Nohyuck Gs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang