CHAP 8

5.8K 500 80
                                    

Hai hai, kayaknya beberapa chapter lagi cerita ini end deh. Soalnya aku lagi bikin cerita baru yang pemerannya JaemSung lagi, mwehehehe.

Eh tapi ga tau juga sih soalnya kan kadang hati seseorang berubah ubah bisa aja aku malah bikin cerita nya lanjut sampai banyak part nya.

Okey ga usah banyak omong, lets reading.

Typo bertebaran.

Jisung menatap benda yang berada ditangannya ini, senyum nya mengembang lalu beralih mengelus perutnya.

Ya, Jisung tengah mengandung kini.

Tapi dia tidak akan memberitahu Jaemin soal ini. Oh ya ngomong ngomong soal Jaemin dia tidak pernah lagi mengunjungi Jisung semenjak saat itu....ya karena itulah. Bahkan ini sudah terhitung 2 minggu.

"Baik baik di dalam perut mommy ya sayang, jangan nakal. Mommy ga tau nanti kalau kamu nakal mau dikasih apa", ucap Jisung sembari mengelus perut ratanya.

Jisung terkekeh, dia dulu begitu manja kan. Bahkan dia sangat menggemaskan, tapi lihat...bahkan bayi seperti dirinya kini juga sedang mengandung bayi.

"Ck, enak juga menjadi dewasa"

Jisung merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Oh iya, dia ingin memeriksa kedokter, tapi bisakah dia keluar dari sini?

"Ya, Lee Jeno. Aku akan meminta bantuannya"

Jisung langsung beranjak dari kasur dan menuju kamar Jeno yang terletak di lantai 1, ya Jeno memang tinggal di mansion Jaemin. Tapi tidak setiap hari hanya sesekali, dan Jeno adalah tangan kanan Jaemin.

"Jeno hyung"

Jisung mengetuk pintu kamar Jeno.

"Masuk saja Ji"

Mendengar intruksi itu Jisung langsung membuka pintu kamar Jeno dan langsung masuk kembali.

"Sedang apa hyung?"

"Membereskan kamar ini, sepertinya aku akan menetap disini"

"Mau aku bantu?"

"Tidak usah, nanti Jaemin bisa memarahi ku"

Jisung terkekeh.

"Tidak, memangnya dia siapaku hingga harus marah?"

Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tidak merepotkan?"

"Tidak sama sekali, yasudah sini aku bantu"

Jisung membantu Jeno membereskan kamar milik pemuda eyes smile itu, setelah 1 jam berlalu akhirnya selesai juga. Memang benar kamar Jeno seperti tidak pernah berpenghuni saja.

"Akhirnya selesai", ucap Jisung yang terduduk di sofa.

"Hehehe, terimakasih Ji. Oh ya ngomong ngomong tadi kenapa manggil?", tanya Jeno.

"Oh, itu hampir saja lupa. Bisakah Jeno hyung menemaniku ke rumah sakit?"

"Kamu sakit Ji?, sakit apa?"

"Ga kok, aku ingin memastikan sesuatu saja. Bisakah?"

"Hm bisa, ayo aku antar"

Jeno berdiri diikuti Jisung di belakangnya. Jisung tersenyum karena Jeno dapat membantunya.

◇◇◇◇

Jisung keluar dari ruangan sang dokter dan langsung menuju parkiran dimana Jeno menunggu dia masuk ke dalam mobil dan terus mengembangkan senyumnya.

"Jisung, ada apa. Kenapa kamu senyum dari tadi"

Jisung menatap Jeno lalu kembali tersenyum, dia mengeluarkan sesuatu dan menunjukkan kepada Jeno.

"Ini benar Ji?"

"Hu'um, usianya hampir masuk 2 minggu"

"Wah selamat, Jaemin pasti senang. Aku akan memberi taunya nanti"

"Jangan, tidak usah. Jadikan rahasia kita berdua saja"

"Loh kenapa?"

"Tidak, aku hanya merasa...Jaemin tidak perlu tau tentang ini", Jisung menunduk dalam.

"Hey hey, baiklah. Aku tidak akan memberi tau Jaemin"

Jeno mengenggam tangan mungil Jisung.

"Janji?"

Jeno mengangguk.

"Jaga kesehatan mu Jisung, bagaimanapun kamu tak ayal masih anak di bawah umur. Usiamu belum legal....Aku pun tidak menyangka Jaemin tega menghamili anak dibawah umur"

Jisung lagi lagi terkekeh.

"Sudah takdirku kok hyung, aku sebentar lagi sudah dewasa. Tidak apakan kalau aku akan punya bayi"

"Iya iya, aku akan selalu membantumu Ji"

"Terimakasih hyung"

◇◇◇◇

Dilain sisi.

"Cih bajingan keparat", ucapnya setelah melihat rekaman cctv.


Hai hai, bentar lagi ada konflik nih.

Yasudah, vote dan comment nya jangan lupa ya.

Obsesi Dendam (JaemSung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang