Part 21

4.9K 428 36
                                    

Typo Bertebaran.


Jaemin menghela nafas kala melihat semua kekacauan yang ada di gudang penyimpanan barang barang ilegal serta senjata tajamnya.

"Bagaimana Jaem?", tanya Jeno yang kebetulan ikut serta dengan Jaemin.

"Bakar"

"Apa?", Jeno menatap kaget kearah Jaemin.

"Bakar barang barang yang berada di dalam serta ratakan seluruh bangunan nya jadikan lahan kosong saja", jelas Jaemin lalu berbalik menatap keseluruhan anak buahnya yang ikut andil.

"Aku tunggu hingga besok dan yang semua ku katakan tadi harus selesai...Aku pergi, ayo Jen"

Jaemin berjalan meninggalkan halaman depan gedung gudang itu, diikuti Jeno di belakangnya.

"Kenapa kau memilih menghancurkan barang serta gudang itu"

Tring...Sebelum Jaemin menjawab pertanyaan Jeno notifikasi di HP nya berbunyi.

"Daddy hebat, kata Dada eh Mommy maksudnya, Daddy mau menghancurkan gedung itu...Aku Bangga padamu Daddy, tunggu waktunya kita bertemu ya"

Jaemin tersenyum membaca pesan tersebut, ini sudah kali ke 7 pesan masuk dengan nomor yang sama. Namun kali ini berbeda pesan itu masuk dengan kata kata seseorang yang memamnggilnya Daddy ntahlah hati Jaemin terasa menghangat.

"Dia berjanji Jen, jika aku mau meninggalkan semua sisi gelap dia akan kembali padaku", ucap Jaemin tersenyum hangat bahkan jarang sekali senyum itu terlihat.

"Dia?"

"Na Jisung"

◇◇◇◇

"Ck, Rafael!!"

"Apasih Mom?!!"

Bocah itu menatap sang Mommy yang duduk di kursi rodanya.

"Katakan apa yang baru saja kamu lakukan?"

"Aku tidak melakukan apapun Mom"

Sang ibu menghela nafas, panggilan anaknya kepadanya sudah berubah menjadi Mommy.

"Jujur pada Mommy sayang"

Sang ibu masih berujar lembut.

"Aku tidak melakukan apapun"

"Kamu taukan Mommy tidak suka di bohongi"

"TAPI AKU TIDAK MELAKUKAN APAPUN MOM!!"

"PARK JUNG-HWA"

Sang anak terjengkit kaget, dia kelepasan membentak sang ibu ditambah Ibunya memanggil dirinya dengan nama Koreanya...Berarti ibu nya saat ini betul betul marah.

"M-mom maaf"

Rafael atau Junghwa berjalan mendekati kursi roda sang ibu, dia terduduk menatap kedalam mata sang ibu. Bocah 6 tahun itu mengenggam tangan orang yang di cintainya itu.

"Maaf Mommy, aku berjanji tidak melakukan itu lagi. Tapi aku mohon jangan menangis"

"Kau selalu membuat Mommy khawatir nak, kau baru 6 tahun...Ya aku tau kau cerdas sama seperti Ayahmu, tapi bisakah jangan melakukan hal nekat itu?"

"Kenapa Mom?, kakek tua itu berniat buruk padamu serta Daddy juga...Mommy tidak perlu khawatir aku baik baik saja...Aku juga tidak rela orang tersayangku disakiti oleh Kakek Tua bau tanah itu Mommy"

"Berniat Jahat?"

"Ya, dia berniat menculik diriku dan juga Mommy lalu membawa kita kehadapan Daddy untuk menghancurkan Daddy tentunya...Tadinya aku berniat ingin mengabari Daddy langsung tapi lebih baik aku memuji Daddy saja daripada menambah beban hidup nya yang sudah banyak beban itu"

"Lalu apa yang kau lakukan pada Tuan Lee?"

"Hanya sedikit memudahkan jalannya saja"

Sang ibu menggeleng pelan sembari mengurut pelipisnya.

"Anak siapa ini Tuhan kenapa terlalu menyebalkan"

"Anaknya Mommy Jisung dan Daddy Jaemin"

◇◇◇◇

"Jaem, apa kau tau Tuan Lee Yoon-Ah sudah tewas"

"Tewas, bagaimana bisa? Aku belum melakukan apapun"

Jaemin menatap Jeno penasaran.

"Ntahlah, beritanya sudah tersebar dimana mana...Dia ditemukan tewas gantung diri dan menurut pemeriksaan dia mengalami depresi berat...Anak buahnya juga berkata dia sering berteriak menyebut 'anak sialan' di dalam kamarnya"

"Bukannya si kakek tua itu hanya memiliki satu anak, lagian anaknya juga berada diluar negri"

"Ntahlah, aku rasa kematiannya tidak ada hubungan dengan anak nya itu"

"Ntahlah, setidaknya musuhku sudah berkurang dan aku menjadi lebih fokus untuk segera bertemu dengan kasihku"

"Ya baiklah, itu memang lebih baik"



TBC.

Apasih, aku ngetik apaan?😭
Ga paham lagi sama alurnya.

Yaudah vote dan comment jangan lupa;)

Obsesi Dendam (JaemSung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang