Part 18

4.5K 409 25
                                    

Typo bertebaran.

6 Tahun Kemudian.

Tak terasa, bahkan sangat sangat tidak terasa. 6 tahun sudah berlalu....berarti terhitung juga 6 tahun Jaemin kehilangan Jisung.

"Na, apakah sudah selesai?. Hari ini peringatan 6 tahun kematian Jisung", ucap Renjun sembari menggendong bayi berusia 4 tahun.

Jaemin menghela nafas lalu mengusap pelan wajahnya.

"Iya ayo"

◇◇◇◇

Seluruh orang sudah pulang, bahkan Chanyeol dan Baekhyun juga sudah menuju rumah mereka setelah memberikan doa.

Kini hanya tersisa Jaemin sendiri, matanya sendu menatap nama yang tertera di nisan tersebut.

"Kata kataku masih sama, aku tidak percaya bahwa kaulah yang di kubur di dalam sana", ucap Jaemin sembari mengusap nisan tersebut.

"Aku yakin, kau masih hidup bahkan berada di sekitarku", lirih Jaemin di akhir.

Flashback on.

5 hari pencarian Jisung belum juga berhasil, bahkan sudah berbagai tempat di datangi tak ada sama sekali menunjukkan jejak si manis.

Namun tepat malam pukul 21.30 kabar itu datang, ya kabar dimana anak buah Jaemin menyampaikan.

"Maaf tuan, ada kecelakaan di depan bandara....", ucap anak buah yang bernama Jevan itu.

"Lalu urusannya dengan ku?", tanya Jaemin.

Jevan menunduk dalam, ragu untuk mengatakan maksud tujuannya.

"Katakanlah Jevan", desak Jaemin.

"Salah satu korban adalah....Park Jisung"

Deg!!

Bagai tersengat listrik, tubuh Jaemin rasanya kaku.

Lagi? tidak kan. Jangan pernah katakan lagi dalam hal kesedihan.

"Tidak, itu tidak mungkin kan. Ku mohon jawab lah ini tidak benar kan"

Bruk!!

"Hiks...Jaemin"

Jaemin bahkan lebih kaget lagi saat sang kembaran memeluk tubuhnya, lalu isak tangis terdengar.

"Itu Jisung Na"

Ucapan Renjun benar benar memukul Jaemin.

Kenapa? setelah Jian kenapa sekarang Jisung juga harus pergi?

◇◇◇◇

Setelah pemakaman pun Jaemin tetap tinggal di sana hingga malam hari.

"Ini bukan kau, dan ku pastikan kau akan kembali lagi ke pelukan ku Jisung", gumam Jaemin.

Flashback off.


◇◇◇◇

Sebenarnya tidak heran kalau Jaemin tak percaya bahwa Jisung sudah tiada.

Karena faktor wajah korban yang bahkan tidak terkenali lagi, namun handphone milik Jisung, bahkan ciri ciri yang hampir sama lah yang menguatkan keyakinan orang sekitar bahwa korban tersebut benar benar Jisung.

Tapi apa mereka tidak sadar bahwa....

"Sial, kenapa aku tidak menyadari sedari dulu. Kau tengah mengandung buah cintaku Jisung!!"

Jaemin langsung bangkit dan menuju mobilnya, setelah itu dia berkendara dengan sedikit ngebut menuju rumah saudara kembarnya.

Sesampainya di rumah Renjun, Jaemin langsung berlari dan menerobos masuk.

Brak!!, bunyi hempasan pintu terdengar menggema.

"Astaga Jaemin, kau mengagetkan ku", ucap Renjun.

"Dimana Jeno?", tanya Jaemin.

"Di taman belakang, bersama Yong-Ju....memang ada apa?"

Tanpa menjawab pertanyaan Renjun, Jaemin langsung menuju taman belakang. Dan benar disana sudah ada Jeno bersama Yong-Ju (anak Jeno dan Renjun).

Masih ingatkan waktu Jaemin bilang kalau dia tidak akan merestui Jeno, ya. Tanpa diketahui Jeno memendam rasa pada saudara kembar dari Na Jaemin itu.

"Lee Jeno", panggil Jaemin.

Jeno terkesiap, lalu berbalik badan. Sedangkan Yong-Ju langsung berlari masuk kedalam menemui sang ibu.

"Ya Jaemin, ada apa?", tanya Jeno.

"Bantu aku mencari Jisung lagi", pinta Jaemin.

Mata Jeno membulat mendengar pernyataan Jaemin.

"Kau bodoh Jaem, jelas jelas kau melihat sendiri 6 tahun yang lalu Jisung sudah tiada!!", tegas Jeno.

"Jeno, aku yakin yang kita makamkan dulu bukanlah Jisung. Ciri cirinya memang sama, tapi kita tidak mengecek kan. Orang itu tengah mendandung atau tidak"

Diam....Jeno benar benar diam.

Tidak...itu, maksudnya....Kenapa tidak di fikirkan sedari dulu.

Tetapi, hal ini seperti disengaja sungguh. Dari pakaian, ciri ciri bahkan Handphone Jisung yang ada pada Jisung seperti disengaja.

"Ku mohon", pinta Jaemin bahkan hingga berlutut di depan Jeno.

Dan jangan lupakan fakta bahwa Jaemin benar benar berubah sikap.

Jika saat kehilangan Jian ia menjadi orang yang ambisius dan kasar. Berbeda lagi saat kehilangan Jisung, ia malah menjadi pribadi yang pendiam dan tertutup jangan dilupakan sikapnya yang lebih lembut.

"Ya, aku akan membantumu"



TBC.

Awokwok, maaf kalau ga ngefeel.

Terus maaf juga kalau alurnya di percepat, soalnya aku tuh ada ide book baru. Tapi kalau ga di selesain satu satu ntar aku lupa alur gitu.

Okey, vote dan comment jangan lupa.


Obsesi Dendam (JaemSung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang