Chapter VIII

315 45 15
                                    

Sampai akhir tahun pun, anak Slytherin tidak ada yang berbaikan denganku. Di antara kami tidak ada yang mau meminta maaf duluan. Gengsi kami tinggi. Dengan begitu, kami mengambil jalan tengah: sampai salah satu di antara kami (murid asrama Slytherin atau aku) meminta maaf duluan, kami akan saling mengabaikan.

Hari ini adalah kepulangan kami. Harry, Ron dan Hermione sibuk sekali menceritakan banyak hal padaku. Aku hanya menanggapi dengan pura-pura terkejut. Ya ... habisnya, aku 'kan sudah tau.

"Snape ternyata tidak seburuk yang kami kira," gumam Hermione yang duduk di sampingku.

Aku terkekeh menanggapi gumaman anak itu. Aish, tidak tau saja kalian tentang perjuangan bucin Lily itu.

"Kau bisa memberi kami clue tentang tahun depan, Filla?" tanya Ron dengan ekspresi takut.

Aku mencebik. Sebenarnya, aku gemas sekali ingin memberitau kalian semuanya. SE-MU-A-NYA! Tapi aku terpaksa tutup mulut atau masa depan akan berubah. Kalau masa depan berubah, aku yang kena akibatnya!

"Intinya, Harry akan bertemu teman baru." Mereka memandangiku dengan tatapan aneh. Aku menghela napas sebelum melanjutkan, "Kalian nyaris terkena masalah di awal tahun. Lalu Harry akan—" Aku cepat-cepat menutup mulut sebelum kebablasan. Astaga, Zefilla, jaga mulutmu!

"Harry kenapa?!" tanya Hermione dengan penasaran.

Aku membalas dengan gelengan. "Harry akan semakin dekat dengan kalian," balasku cepat.

Hermione memincingkan matanya, mencoba mencari celah kebohongan dari ucapanku. Nah, masalahnya aku tidak sepenuhnya berbohong. Jadi Hermione tidak bisa menemukan kebohongan apapun dalam ucapanku. Oh, aku memang luar biasa.

"Dari awal aku agak penasaran. Kau pernah tidak meramal masa depanmu sendiri?"

Pertanyaan Harry itu membuat perhatianku terarah padanya. "Aku bukan peramal, aku melihat masa depan. Tapi, yah, aku tidak pernah melihat masa depanku sendiri. Nanti hidupku tidak memiliki kejutan."

Harry mengangguk setuju. Kemudian percakapan kami merambat ke hal-hal random lain.

"Oh, aku jadi teringat aksi heroik Filla ketika Vol—maksudku Kau-Tahu-Siapa mendekatiku di The Forbidden Forest." Harry tersennyum penuh arti padaku. Membuatku agak risih tapi bangga di saat yang bersamaan.

Kutarik salah satu sudut bibirku untuk naik ke atas. "Saat itu kebetulan saja aku melihat sekelebat scene itu. Dan kebetulan aku sedang ada di Hutan."

Untungnya, para Centaur tidak memotong rambutku karena aku tiba-tiba sedikit mengacaukan alurnya! Tambahku dalam hati seraya menghela napas lega.

---***---

Tahun kedua. Iya, besok aku sudah masuk tahun kedua. Aku tidak percaya semuanya berjalan dengan begitu cepat! Dan lihat, aku belum mengubah apapun!

"Ini aneh, Filla. Harry tidak membalas satu pun suratku," omel Ron yang kini tengah berdiam diri di kamarku. "Apa ini berarti dia tidak mau berteman denganku lagi?"

Aku mencebik. Ayolah, Ron, kau membuatku gemas ingin mengucapkan semua kebenarannya! "Jangan khawatir Ron."

Sejujurnya aku mengantuk, sangat malah. Matahari bahkan belum bersinar, tapi Ron sudah mengganggu tidur cantikku. Akh, kalau besok aku memiliki kantung mata bagaimana? Belum lagi sejak tadi malam Ginny sibuk memintaku berkemas untuk keperluannya.

Tau begini, seminggu yang lalu aku berangkat ke hutan dan menganggu paman-pamanku saja!

"Kau tau, apa baiknya kita menjemput Harry saja ke rumah pamannya?" bisik Ron kemudian.

Aku mendelik. "Kau, bukan kita."

Ron merengek. "Ayo, kita bujuk Fred dan George!"

Tau-tau tanganku sudah ditarik oleh Ron. Aduh, sialan, nanti kalau alurnya sampai berubah, aku yang kena!

"Aku benci kalian," gerutuku saat Ron dan kedua kakak kembarku itu membawa paksa diriku untuk naik mobil mereka.

Pokoknya, semuanya sesuai dengan yang ada di film. Adegan Pamannya Harry jatuh juga ada. Satu-satunya yang berbeda adalah eksistensiku. Aku cuma membantu menarik Harry saja. Sekian, terima kasih.

Pokoknya, aku tidak mau dekat-dekat Harry dan Ron. Aku mau masuk kereta dan menemani Ginny saja. Nanti kalau Snape marah padaku bagaimana? Nanti kalau aku mengacau bagaimana? Nanti kalau aku dihajar pohon sialan itu bagaimana? Ih, aku tidak mau.

Maunya si begitu tapi ....

BRAK! Ron dan Harry terjungkal lantaran gagal menempus dinding Peron 9 ¾. Aku menepuk kening lantas mendesis frustrasi. Sialan, kenapa tadi Ginny tidak masuk bersamaku saja sih?

Tingkah laku Ron dan Harry yang menarik perhatian itu sempat membuat petugas bertanya pada mereka. Untung saja kami hanya menjadi pusat perhatian sebentar.

"Zefilla, bagaimana ini?!" tanya Ron dengan panik.

Mana kutau bodoh! Akh, kenapa aku harus terlibat begini?! "Ada satu cara yang terpikir olehku," aku menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berkata, "Kita naik mobil."

Kuakui ini memang saranku. Ta-tapi masalahnya ....

"AKH, RON, KENDALIKAN MOBILNYA DENGAN BENAR! AKU BELUM MAU MATI MUDA!" pekikku panik, walau kenyataannya kami bertiga panik. "RONALD WESLEY, CEPAT BUAT MOBIL INI TRANSPARAN! MUGGLE TIDAK BIASA DENGAN MOBIL TERBANG!" teriakku lagi.

Harry sempat menoleh ke arahku dengan tatapan aneh sebelum akhirnya menyetujui teriakanku. Setelah beberapa kali nyaris jatuh, Ron berhasil mengendalikan mobil sialan ini. Kami sama-sama menghela napas panjang.

Untungnya aku duduk di belakang, jadi posisiku aman.

"Serius, harusnya tadi aku bersama Ginny saja dibanding bersama kalian," ucapku kesal seraya mencebik.

Ron mendengkus. "Bukannya bersyukur karena kami beri tumpangan!"

"Lupakan soal itu! Apa ada yang ingat jalan menuju ke Hogwarts?" potong Harry cepat. Akh, ucapannya itu ada benarnya juga.

Aku berdeham. "Cari saja keretanya, nanti kita tinggal ikuti."

Ron dan Harry sama-sama membalas dengan anggukan.

---***---***---***---

Astaga ....
Kayaknya kemarin-kemarin aku janji update seminggu setelah aku update chapter kemarin ....

...

HSHSHS SORRY, TETIBA MOOD NULISKU RAIB DAN AKU TERLALU SIBUK FANGIRLING TTATT

Oiya, btw, kayaknya aku bakal lebih jarang lagi update :"
Soalnya aku lagi ngejar deadline ceritaku di akun utama :"

Kalian suka cerita Fantasy-Adventure? Boleh dong mampir ke akun utamaku 👉🏻👈🏻

Kalian suka cerita Fantasy-Adventure? Boleh dong mampir ke akun utamaku 👉🏻👈🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih proses revisi, sih. Tapi aku lagi prioritasin cerita ini ;-;)>

Oh, dan untuk The Girl Who Got Lost in the Story (siapa pun, tolong berikan aku saran nama singkatannya karena aku gedeg kalau ngetik judul panjang-panjang?!) tetep kulanjut kok. Meski slow update wkwkwk ༎ຶ‿༎ຶ

Sekian, terima kasih ;-;
Sampai jumpa di Chapter depan (~'-')~

The Girl Who Got Lost in the StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang