Sudah tak terasa dua minggu berlalu Selvin telah berada di dunia novel ini, selama satu minggu itu juga Selvin di kurung dirumah karena keadaan kakinya yang terbilang buruk, Selvin pun tak bisa berbuat apa apa selain rebahan rebahan dan rebahan. Selama dua minggu ini juga perubahan Agatha berhasil membuat gempar satu sekolah. Sifatnya yang caper dan sedikit tidak tau aturan, berubah 1000%. Perubahan yang berbanding terbalik dengan sosok Agatha sebelumnya.
Ada sebuah fakta yang Selvin ketahui. Sebuah plot twist didalam kehidupannya yang baru ini. Hal konyol yang ia alami, ternyata dialami juga oleh seorang, Agatha. Benar-benar konyol.
Agatha memiliki nasib yang sama dengan dirinya. Dia juga mengalami transmigrasi kedalam novel ini. Novel yang sama-sama dimasuki oleh Selvin.
Nama aslinya adalah, Delisha Anastasia. Seorang Model berumur 20 tahun yang meninggal karena Overdosis obat. Dan saat ia kembali membuka mata, dia sudah berada di dunia ini, sebagai sosok Antagonis. Gadis itu sudah cukup lama berdiam didalam tubuh Agatha, sudah 2 bulan ia menjalankan hari-hari sebagai Agatha tanpa mengubah plot apapun. Ia begitu menikmati perannya sebagai Antagonis.
Selvin dan Agatha pun terus berbincang malam itu, mereka berbagi banyak cerita tentang serta kehidupan novel. Mereka juga menyusun sebuah rencana untuk mereka lakukan.
Mengingat itu, Selvin tersenyum tipis. Dia tidak menyangka akan mengalami hal keren seperti ini. Cukup sulit untuk dipercaya, tapi inilah kenyataannya. Dia benar-benar ada di dunia Novel ini. Sebuah karya fiksi yang dibuat oleh manusia biasa.
***
Selvin menatap pantulan dirinya yang sudah mengenakan pakaian seragam sekolah. Dia sangat sudah tak sabar melihat sekolah di dunia novel. Hari-harinya akan di mulai. Dia akan menikmati keindahan dunia novel ini, tentunya.
"Mari kita kembali menjadi Atlet!!"
Ya Selvin sudah menetapkan untuk melanjutkan profesinya di dunia ni, walaupun dunia novel yang tak nyata. Tapi, apa salahnya mencoba sebuah pengalaman baru, kan?Selvin kemudian keluar dari kamar, lalu menuruni tangga dan menghampiri keluarganya yang sudah berada di meja makan.
"Selamat Morning, Mam, dad and my big brother." Sapa Selvin pada keluarga dan mengecup satu persatu pipi mereka.
Sedangkan Verrel yang mendapatkan cium dari Selvin terpaku sesaat. Sedangkan Selvin diam diam menampilkan senyum tipisnya.
"Mari menaklukan malaikat pencabut nyawa."
Selvin pun duduk di sebelah Verrel yang masih linglung dengan apa yang baru ia dapati. Dia mengangkat wajahnya sedikit dan menatap sosok Selvin yang tengah menikmati makanannya.
"Si bocah, malah ngelamun," Selvin menyenggol lengan Verrel, membuat lelaki itu tersadar dan menatap wajah Selvin. "Jangan melamun, itu makanannya jan di biarin. Kalau gak mau, buat gue aja sini," Verrel mendelik, lelaki itu pun mulai menikmati makanannya.
Keadaan meja pun hening kembali untuk sesaat, tak ada yang berbicara karena semua sibuk menikmati sarapan pada pagi hari ini.
Setelah selesai sarapan, Selvin berpamitan pada kedua orangtuanya dan Verrel. Hari pertama masuk dia berangkat bersama kedua sahabatnya, Agatha dan Sevanya yang kebetulan sudah tiba dan menunggu di depan gerbang.
"Ma, Selvin berangkat ya! Bye!"
"Iya sayang, hati-hati!!"
Tak lama setelah Selvin keluar dari rumah, Verrel turun dari kamarnya dan menghampiri kedua orangtuanya dan berpamitan pada mereka.
"Ma, Pa, Verrel pamit." Pamit Verrel sambil menyalami dua orang tuanya.
"Hati-hati, jaga Selvin di sekolah, Papa gak mau dengar kabar buruk dari sekolah. Berani papa dengar ada yang terjadi sama Selvin, disitu juga kamu gak akan papa biarin hidup tenang!" Verrel tau apa yang dikatakan oleh Papanya bukanlah hal yang belaka, kali ini Papanya serius dengan perkataannya. Apalagi jika menyangkut putri bungsunya. Verrel menghela nafas dan mengangguk.
Verrel pun keluar dan menaiki motornya ke markas tempat biasa dia dan yang lain berkumpul sebelum akhirnya berangkat bersama ke sekolah bersama.
*****
Mobil Merah mewah memasuki sekolah yang diisi siswa dan siswi tampan dan cantik. SMA United Word sekolah dimana alur novel banyak berjalan, menceritakan perjalanan cinta seorang Ketua motor dan gadis beasiswa.
Ew, so klasik.
Mobil itu pun selalu menarik banyak perhatian. Karena mereka tau pemilik mobil itu, Agatha Grein Brayjen. Sang Antagonis.
Agatha pun memarkirkan mobilnya dan keluar dengan gaya slow motion, diikuti Sevanya dan terakhir Selvin. Kedatangan mereka bertiga pun membuat ricuh banyak orang. Apalagi gaya dan penampilan mereka yang berbeda. Sudah tidak heran jika mereka menjadi perhatian publik. Tiga gadis cantik ada dihadapan mereka, mana mau mereka membiarkan begitu saja.
Bisik bisik mulai terdengar di setiap langkah mereka, ada yang memuji, mencibir dan lainya. Sedangkan yang menjadi bahan perbincangan merasa bodo amat. Mereka hanya fokus melangkah tak peduli dengan manusia-manusia julid yang sudah pasti adalah perempuan.
Selvin, Agatha dan Sevanya yang tengah berjalan beriringan bersama meninggalkan tempat parkir dan lapangan harus terhenti karena suara motor yang terdengar begitu banyak memasuki sekolahan dan begitu berisik. Selvin dan kedua orang disebelahnya mendengus malas. Mereka diam berdiri menatap sosok yang selalu menjadi hot topik di Sekolah ini.
Tentu saja semua orang sudah tau siapa mereka. Geng Rezularge. Yang di ketuai Brayen Benyamin Smith. Geng motor yang katanya sih terkenal famous di Jakarta. Selvin memutar bola matanya malas. "Menang ganteng doang bangga." Cetus Selvin.
Tapi, kelima pria itu bukan hanya ganteng. Kaya, sudah pasti. Memiliki proporsi tubuh yang hot, tentu saja menggoda mata, pintar di bidang akademik ataupun non-akademik, juga mereka kuasai. Tidak salah jika mereka banyak digilai.
Dari lima pemilik motor tersebut ada salah satunya membonceng seorang gadis, motor tersebut menepi dan kemudian memarkirkan motor mereka di dekat mobil Agatha.
Agatha yang melihat itu hanya memasang wajah datar dan pergi meninggalkan lapangan duluan. Ya selama dua minggu ini kabar dari seorang Agatha yang selalu mengejar, membully sudah tak pernah melakukan aksinya tentu itu membuat semua orang merasa bingung. Tak terkecuali Brayen. tapi Brayen sendiri hanya menganggap itu sebagai trik.
Kepergian Agatha pun diikuti Sevanya lalu Selvin.
Sedangkan Verrel menatap Selvin dengan tatapan sulit di artikan.
"kenapa makin kesini lo makin beda?
><
ᴛʀᴀɴꜱᴍɪɢʀᴀᴛɪᴏɴ ʙᴀᴅᴍɪɴᴛᴏɴ ᴀᴛʟᴇᴛ
[ᴛʙᴀ]
Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa vote!#JRUBIED
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Badminton Atlet [END]
FantasyWAJIB VOTE!!🔥 [END - PUBLISH ULANG💙] Petualangan seorang Atlet berbakat dan hebat, di dunia novel yang ia baca di waktu senggangnya. Amelia Grelia Venus, seorang pemain bulu tangkis itu harus menerima kenyataan bahwa ia terbangun ia tubuh seorang...