WAJIB DI VOTE💙
🏸🏸🏸
°
°
°
HAPPY READING💙Siapa yang disini kalah waktu istirahatnya yang begitu tenang, di ganggu oleh manusia-manusia yang rusuh, tak tau diri dan seenaknya. Kesal, marah, dan pasti mood kalian turun drastis, kan? Sama halnya dengan Selvin, dia malam ini kedatangan dua temannya yang cantik-cantik ini.
Selvin menatap jengah dua orang di hadapannya. Saat Malam hari sekitar pukul 7 Agatha dan Sevanya datang kerumahnya dan mengatakan akan menginap pada malam ini, membuat gadis itu jengkel.Menghiraukan Agatha dan Sevanya yang berdebat, Selvin justru salah fokus dengan wajah Agatha yang polos tanpa make up. Agatha itu definisi kecantikan yang sesungguhnya, mau dia kayang sekalipun, tidak akan menutupi kadar kecantikan gadis itu. Seperti sekarang Selvin terpukau dengan wajah Agatha yang bersih tanpa make up. Visual milik Agatha begitu mewah dan sulit untuk di tolak.
Heran deh, kenapa otak cetek Agatha justru memilih cowok seperti Brayen. Padahal, di kehidupannya yang dulu, kalau lo cantik lo menang. Membuat video kemudian duduk diam saja, sudah dapat menghasilkan uang.
"Ta, kenapa lo pake make up yang tebel? Lo cantik banget anjay!!" tanga Selvin untuk menghilangkan rasa penasarannya.
Agatha dan Sevanya yang asik berdebat memperebutkan makanan menoleh. Agatha yang awalnya tersenyum mendadak diam, matanya berubah menjadi sendu. Kemudian dia menghela nafas lelah.
"Perasaan yang gue miliki, membuat gue sulit untuk mau melihat orang di sekitar gue. Gue terlalu fokus untuk mengejar Brayen. Hal itu membuat gue melakukan apapun supaya dia, bisa membalas perasaan gue. Bahkan, gak jarang kalau gue harus menutupi kesedihan gue, tanpa orang lain tau." Jelas Agatha dengan mempertahankan suaranya yang mulai parau.
Cinta membuat orang menjadi tolol, goblok, idiot dan tak dapat berpikir jernih. Ada orang yang rela melakukan apapun untuk mendapatkan sosok yang mereka cinta, ada pula yang hanya diam dan melihat dari jauh tanpa mau melakukan apapun.
Tapi, diantara itu manakah yang tidak merasakan sakit? Jawabannya keduanya merasakan sakit, dan sakit itu dirasakan oleh Agatha seorang diri.
Selvin meneteskan air matanya saat mendengar cerita Agatha. "Terus, hubungan lo sama Braye mau dibawa kemana?"
"Hubungan gue sama dia toxic, Sel. Hubungan kita terbentuk karena dare, lo bayangin coba! Perasaan tulus gue, dijadiin mainan sama mereka!! Ngotak, gak?!" Jawab Agatha dengan menggebu-gebu.
"Tololnya lagi, gue justru menutup telinga dengan itu semua. Karena apa? Karena gue cinta, Sel!!"
"Gue terlalu takut buat kehilangan dia, bahkan dia buat salah, gue yang minta maaf! Fuck!"
Agatha mengusap wajahnya kasar dan penuh emosi. Dia menarik nafas kemudian dihembuskan, Agatha menoleh. "Gue capek, Sel, Sev. Gue pengen lepas dari ini semua." Lirih Agatha.
Selvin berdehem, menggaruk keningnya kemudian dia menatap Agatha dan Sevanya, "Mungkin telat, tapi gimana kalau mulai hari ini, kita bareng-bareng ubah kehidupan jelek kita ini? Mulai sekarang kita tunjukkan siapa kita!"
Sevanya yang mendengar itu mengangguk setuju. "Gue setuju, kalo bisa lo lupain aja Brayen, lo cantik bisa lah dapet yang lebih dari Brayjen, ya gak Sel?" Selvin mengangguk antusias menyetujui perkataan Sevanya.
"Disekolah kita banyak cogan, Tha. Ketua Basket, Gitaris Band, ketua osis, banyak lagi!! Dunia tuh gak selamanya berpusat sama cowok kunyuk itu!!" Seru Selvin.
"Gue akan coba, bantu gue ya, supaya bisa lepas dari perasaan ini." Sevanya dan Selvin melotot menatap Agatha, kedua gadis itu tersenyum. Mereka merangkul Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Badminton Atlet [END]
FantasíaWAJIB VOTE!!🔥 [END - PUBLISH ULANG💙] Petualangan seorang Atlet berbakat dan hebat, di dunia novel yang ia baca di waktu senggangnya. Amelia Grelia Venus, seorang pemain bulu tangkis itu harus menerima kenyataan bahwa ia terbangun ia tubuh seorang...