Selamat membaca dan jangan lupa vote!
ᴛʀᴀɴꜱᴍɪɢʀᴀᴛɪᴏɴ ʙᴀᴅᴍɪɴᴛᴏɴ ᴀᴛʟᴇᴛ
[ᴛʙᴀ]
><Selama 4 jam pelajaran, bel istirahat pun berbunyi dan disambut hangat oleh para Siswa siswi. Begitupun Agatha, Selvin Dan Sevanya. Ketiga itu melangkah dengan iringan tawa dan candaan, mereka bahkan tidak peduli dengan tatapan siswa-siswi yang menatap mereka dengan banyak tatapan. Mereka mah cuek bebek saja.
Susah mah, pesona orang cantik untuk ditolak. Betul tidak? Rasanya adem aja ngeliatnya. Bahkan, jiwa iri pun muncul.
'Coba aja gue cantik, kayak dia' itu pikiran orang-orang yang merasa insecure dengan wajah atau bahkan proporsi tubuh seseorang yang sempurna. Apalagi jaman sekarang, semua dilihat dari fisik. Sisanya bisa dibicarakan baik-baik.
Padahal, cantik aja tidak cukup. Percuma cantik kalau punya etika yang jeblok. Itulah pemikiran siswi-siswi yang menatap Agatha, Selvin, maupun Sevanya.
Merasa paling suci, ceritanya..
Setibanya di Kantin, ketiga gadis itu menghampiri bangku kosong dan mulai memesan makan. "Oke Sev, hari ini lo yang pesen."
"Ck, kok gue lagi sih, Agatha dong yang beli hari ini. Lo ajalah Agatha, lo curang masa mesen makanan sebulan sekali mana adil." Tolak Sevanya mentah-mentah.
"Nye, bilang aja males lo." Cibir Agatha.
Dengan langkah berat Agatha pun meninggalkan meja dan pergi memesan makanan.
Tinggallah Sevanya dan Selvin disini. Sambil menunggu Agatha memesan makanan, mereka berdua kini sedang asik, membicarakan sang Kapten Basket yang gantengnya kebangetan, yang baru saja memenangkan turnamen di Sekolah tetangga, kemudian dilanjut bermain truth or dare.
Mengenai pembahasan Selvin dan Sevanya, Derren arel, sang kapten basket dengan wajah tampan rupawan, dan keahliannya dalam bermain basket. Tubuh tinggi dan memiliki beberapa otot, membuat pesona pria itu tak bisa dilawan. Itulah mengapa Derren banyak digemari. Dalam novel mengatakan bahwa Derren diam diam mencintai sang antagonis, bahkan saat Antagonis tiada, Derren menjadi pria yang terpuruk.
Sudah perasaan tidak dibalas, eh ditinggal pergi.
Sekalinya pergi, pergi ke Surga. Mau ikut tapi takut tidak sampe tujuan. Yakan?
Tak lama kemudian Agatha pun datang dengan nampan berisi makanan, cemilan dan minuman, lalu dinikmati oleh gadis-gadis tersebut.
Ngomong-ngomong, akhiran ini Agatha dan Selvin bersyukur selama ini tak ada yang menganggu mereka, bentakan, kelakuan dan sikap kasar para protagonis tak menghampiri mereka. Walau bisa saja itu bersifat sementara.
"Agatha, Fotoin gue dong. Mau post di IG." Pinta Selvin. Agatha pun mengangguk dan menggambil ponsel milik Selvin dan mengambil foto Selvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Badminton Atlet [END]
FantasyWAJIB VOTE!!🔥 [END - PUBLISH ULANG💙] Petualangan seorang Atlet berbakat dan hebat, di dunia novel yang ia baca di waktu senggangnya. Amelia Grelia Venus, seorang pemain bulu tangkis itu harus menerima kenyataan bahwa ia terbangun ia tubuh seorang...