3

216 19 0
                                    

Yongsun pov

Setelah aku selesai mengobati lukanya dia mengulurkan tangan. "Terimakasih nona, namaku byul." ucapnya.

"Sama sama tuan, namaku Yongsun." ucapku memperkenalkan diri seraya menjabat tangannya.

Ia tersenyum menatapku selama beberapa detik tanpa melepaskan genggaman tangannya padaku.

Hatiku bedebar, aku tersenyum canggung. Bagaimana tidak, didepanku seorang pria tampan tersenyum menatapku.

Kulitnya putih bersih, rambutnya panjang terikat. Tubuhnya tinggi sedang, tegap, dan berotot. Damn! He's so hot!

Shit! Apa yang kau pikirkan Yongsun! Sadarlah!!! Aku mengutuk diriku sendiri.

"Tuan, apa anda baik-baik saja?" suaraku lirih memecahkan keheningan diantara kami.

~

*Penasaran gak sama Moonbyul?
Nihh,, author kasi lihat.
Btw ini karya author sendiri. Jd ya maap kalo jelek 😅

 Jd ya maap kalo jelek 😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Moonbyul POV

Aku tersadar dari lamunanku ketika gadis didepanku berbicara.

Kulepaskan tanganku dengan segera. Sial! Aku malu sekali. Aku terlalu hanyut dengan pesonanya.

"Akh.. Maaf nona. Y.. Yaa saya baik baik saja."

"Sekali lagi saya berterimakasih atas bantuanmu nona."

"Maaf tuan, kalau saya boleh bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada anda?" suara lembutnya benar benar memanjakanku.

Kuceritakan semuanya. Sejujurnya itu memalukan mengingat aku seorang pria. Bagaimana pikirnya tentangku setelah ini.

Pasti dia akan berfikir aku pria lemah dan menyedihkan.

"Hmmm.. Aku mengerti tuan. Pasti anda sangat terpukul atas apa yang telah terjadi. Namun tidak baik melampiaskannya dengan minum."

"Lihatlah anda sekarang, selain tidak baik untuk kesehatan, itu juga mempengaruhi pikiran anda bukan?"

Aku seperti anak kecil yang sedang diomeli ibunya.

Aku hanya diam dan tersenyum tipis, dia terlihat menggemaskan bahkan ketika sedang mengomel.

"Baik tuan byul, karna ini sudah larut saya harus pulang begitu juga dengan anda." dia bangkit dari tempat duduknya.

"Anda benar nona. Tapi setelah apa yang terjadi pada saya, saya menjadi khawatir denganmu nona. Saya tidak bisa membiarkanmu pulang sendirian."

"Tidak apa-apa tuan, rumah saya dekat. Hanya beberapa blok dari sini. Namun bagaimana dengan anda? Apa anda bisa pulang sendiri? Dimana rumah anda?" dia bahkan masih mengkhawatirkanku.

"Saya sudah tidak apa-apa nona. Namun karena rumah saya jauh dari sini, bolehkah saya meminta tolong lagi?"

"Apa itu"? Tanyanya bingung.

"Karena semua barang saya dirampok bolehkah saya meminjam uang untuk pulang? Maaf saya lancang nona, namun saya berjanji saya akan mengembalikannya."

"Tidak apa-apa tuan."  dia mengambil beberapa uang dari tasnya.

"Cukupkah?" tanyanya sambil memberikan uangnya padaku.

"Cukup nona, sekali lagi saya berhutang budi. Sebagai tanda terimakasih biarkan saya mengantar anda pulang nona. Saya mohon, agar saya bisa pulang dengan tenang."

Dia tersenyum sambil menggeleng.

"Baiklah tuan, karena anda memaksa."

~

Kami sampai didepan rumahnya setelah beberapa saat.

Dia berterima kasih lalu hendak masuk kedalam rumahnya, namun aku menahannya.

"Ahh tunggu nona. Mmm.. Dimana kita bisa bertemu lagi? M.. Maksud saya untuk membalikan uang yang saya pinjam." kataku sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal."

Dia tertawa kecil, menampakan kedua lesung pipitnya. Shit! Dia manis sekali.

"Sekarang anda tau rumah saya tuan, dan juga cafe tempat saya bekerja. Jadi anda tau dimana anda bisa mencari saya."

Benar juga. Kenapa aku harus menayakan hal konyol itu. Kau benar-benar bodoh byul!

Aku benar-benar malu. Aku jadi salah tingkah didepannya.

Setelah itu aku pamit padanya. Dan pulang kerumah.

~

Sesampainya dirumah kulihat Mama dan Papa duduk di ruang tamu.

"Dari mana saja kau nak? Mama sangat mengkhawatirkanmu." Ia bangkit dari duduknya dan menghampiriku.

"Ommo, ommooo!! Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu terluka?" Mama sangat terkejut ketika melihat kondisiku.

Papapun tak kalah kaget setelah melihatku.

"Ceritanya panjang ma, byul akan jelaskan tapi nanti tidak sekarang. Byul sangat lelah. Mama tak usah khawatir, byul baik-baik saja." aku coba menenangkan mama.

"Baiklah, sekarang pergi bersihkan tubuhmu lalu segera istirahat. Besok kau ambil cuti saja tidak usah ke kantor."

"Tidak bisa Ma, besok ada klient penting. Byul harus ikut meeting."

"Byul.. benar kata Mamamu, kau harus istirahat." timpal Papa.

"Tidak tidak. Ini projek besar Pa, dan Papa tau kalau byul tidak bisa menyepelekannya. Lagipula ini hanya luka kecil Pah.. Mah.." Aku berusaha meyakinkan orang tuaku.

"Ok, ok.. Kau memang keras kepala seperti biasanya. Sudah sudah Ma.. Tidak usah berdebat lagi. Biarkan Byul istirahat"

Aku tersenyum memandang Papa. Dia sangat mengerti aku.

"Ahh.. Byul satu lagi. Mobilmu sudah datang jadi kau bisa memakainya lagi besok." Timpal Papa sebelum aku naik keatas. Aku hanya mengangguk.

Ya itulah alasan kenapa aku harus naik taxi hari ini. Mobilku berada dibengkel karena ada sedikit kerusakan yang membuatku harus terkena sial hari ini.

Walaupun sebenarnya aku bisa meminjam mobil Mama atau adikku, aku lebih memilih naik taxi.

Aku hanya tak nyaman memakai mobil pribadi mereka karena pasti ada barang barang pribadi juga disana.

Karena kejadian yang baru saja menimpaku aku jadi berfikir untuk membeli mobil lagi atau mungkin sepeda motor. Untuk berjaga jaga saat situasi seperti ini terjadi lagi.

Hmm.. Mungkin aku akan membelinya nanti. Setelah aku selesai menyelesaikan proyek besarku.

Aku merebahkan diri setelah selesai mandi.

Haaahhh... Hari yang begitu melelahkan, badanku terasa sakit akibat pukulan preman preman itu.

Aku merasa benar benar tak berguna. Melihat badanku yang tegap dan berotot harus kalah melawan preman jalanan karena aku mabuk.

Sialan! Harga diriku benar benar terluka, tapi kemudian aku teringat gadis penolongku.

Aku harus segera bertemu dengannya. Aku tak tahu mungkin kalau saja dia tak menolongku bisa bisa aku jalan kaki pulang ke rumah.

Yongsun. Nama yang unik. Aku jadi membayangkannya, wajahnya, senyumnya.. Wahh kau gila byul. Kau baru saja putus dan sekarang kau memikirkan gadis lain.

Haaahhh.. Aku menghela napas panjang dan memejamkan mataku. Aku benar-benar lelah...

TBC

Gimana nih yorobuun..
Kasih tanggapan kalian ya, jadi author bisa memperbaiki diri, eh maksudnya memperbaiki ceritanya..
Heheee..

Selamat membaca💕

Destiny | MoonsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang