11

131 12 4
                                    

Author POV

"Kenapa tuh muka ditekuk mulu perasaan. Pacar baru pulang bukannya happy malah murung gitu." Setelah seharian memperhatikan Yongsun yang terlihat murung Irene pun bertanya.

"Huufftt... Aku capek Ren gini terus." Yongsun mendengus kesal.

"Kenapa lagi, kenapa? Hmm? Kurang perhatian lagi?"

"Aku bingung sebenernya Ren sama Byul Oppa. Dia tuh pas lagi sama aku manisnya setengah mati, tapi kalo nggak ya gini cuek banget. Kalau aku nggak hubungi dia duluan nggak ada tuh dia inisiatif chat duluan apa nelfon gitu. Aku tahu ren dia orang sibuk, bukan orang sembrangan aku tau, tapi aku berasa nggak ada artinya gitu buat dia. Aku pacar berasa simpenannya malahan. Hahhh.. Nggak enak banget tau Ren." Yongsun mengeluarkan semua uneg unegnya pada sahabat terdekatnya itu.

"Eonni udah pernah bicarain sama Byul Oppa belum? mending bicarain baik baik aja dulu. Terus terang biar Eonni nggak beban gini."

"Aku sering banget Ren marahan sama dia gara gara ini. Nanti aku maafin gitu lagi gitu lagi. Aku sayang sama dia tapi aku capek, udah nggak sanggup aku Ren. Aku udah pikirin ini lama, kayaknya memang harus udahan aja deh."

"Eonni serius? Huuftt... Apapun keputusan Eonni aku dukung kok, lagian aku juga nggak tega kalau lihat Eonni galau gini terus. Tapi mending bicarain baik baik dulu ya sama Byul Oppa, cari jalan tengahnya." Irene mencoba menenangkan Yongsun dengan mengusap usap bahunya.

"Hahhhh... Makasih ya Ren, iya nanti aku coba bicarain sama Byul Oppa. Tapi Ren, apapun nanti hasilnya, aku mohon kamu jangan jauhin Seulgi. Biarin ini jadi urusan kami berdua, kamu dan Seulgi juga berhak bahagia, Ok?"

"Eung." Irene mengangguk mengiyakan perkataan Yongsun namun dalam hati ia tetap berharap hubungan Yongsun dan Byul baik baik saja.

~

Yongsun POV

Hari ini aku memutuskan untuk menemui Byul. Aku tidak bisa lebih lama lagi memendam perasaan janggal dihatiku ini. Dan aku sudah memutuskan untuk memilih berpisah jika nanti ia tak memberiku kepastian. Sungguh ini sangat berat, aku sangat mencintainya namun dilain sisi aku tak ingin terus terusan menyakiti diriku sendiri.

Aku tiba didepan pintu apartemennya, kami sudah berjanji untuk bertemu malam ini selepas kerja. Aku menarik napas panjang sebelum kutekan pin pintu apartemennya.

Aku masuk dan melihatnya masih berkutik dengan laptopnya. Workaholic.

"Apa kau masih sibuk Oppa?" sapaku karena dia belum juga menyadari kehadiranku.

"Ahh sayang udah sampai. Maaf aku nggak denger masih ngurusin kerjaan." Ucap Byul yang bangkit lalu memelukku.

"Kenapa kamu nggak tinggal dikantor aja sekalian, biar nggak usah mondar mandir, toh pulang tetep ngurusi kerjaan." kataku dengan muka datar.

"Ihh kamu kok ngomongnya gitu sih, sini sini duduk aduh pacarku kalau ngambek gemes banget deh."

Kamipun duduk disofa berhadapan dengan Byul yang masih memegan kedua tanganku. Akhh!!! Ini berat banget. Yongsun kau harus tegas! jangan lemah dalam stuasi begini! aku berkelahi dengan pikiranku sendiri.

"Oppa aku mau ngomong." Ucapku dengan muka serius

"Ngomong apa sayang?"

"Kamu sebenernya masih sayang sama aku nggak?"

"Kamu ngomong apa sih Yong, ya sayanglah. Always."

"Tapi aku nggak ngrasa gitu."

"Please Yongsun jangan mulai lagi. Aku nggak mau merdebat sama kamu, please jangan aneh aneh."

Destiny | MoonsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang